Surabaya- Malang Antre Parah

Selasa, 18 November 2014 - 11:50 WIB
Surabaya- Malang Antre...
Surabaya- Malang Antre Parah
A A A
PENGUMUMAN kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah pada pukul 21.00 WIB tadi malam, memicu kepanikan di sejumlah SPBU di Jawa Timur.

Antrean pembeli BBM terpantau di Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, dan Malang. Aparat kepolisian dikerahkan untuk menjaga ketat antrean di SPBU. Pantauan di lapangan menunjukkan sesaat setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM, sejumlah SPBU di Surabaya langsung diserbu pembeli. Sepeda motor maupun mobil tampak mengantre mendapatkan harga BBM lama.

Di SPBU Gunung Anyar, Kota Surabaya, jalan raya macet di dekat SPBU itu. Antrean pembelian mengular sampai ke jalan raya. “Ini saya terjebak macet. Gak iso obah (enggak bisa bergerak). Jalan macet dipenuhi orang antre BBM,” kata Cak Duki warga Gunung Anyar, tadi malam. Kondisi berbeda terlihat di SPBU SIER Rungkut. Beberapa saat jelang pengumuman, kondisi SPBU masih normal. Kendaraan yang antre jumlahnya sekitar 10 kendaraan.

Seorang pengemudi membantah antre BBM harga lama. “Tidak mas. Sudah saatnya mengisi bensin,” kata Lismari, warga Sidoarjo yang kebetulan mengisi BBM di kawasan Rungkut Industri. Dia mengaku tidak tahu harga BBM akan naik secepat ini. “Saya tahunya akan naik pada 22 November. Ternyata naik malam ini,” tuturnya.

Jalur utama Kota Malang, seperti di Jalan Letjen S Parman macettotalseusaipengumuman kenaikan harga BBM. Para pembeli premium harga lama mengantre sampai jalan raya. Mereka mengetahui rencana kenaikan harga BBM dari media sosial. Bahkan antrean terjadi sejak pukul 20.30 WIB atau setengah jam sebelum Presiden Jokowi memberi pengumuman.

“Tadinya tidak tahu kalau harga BBM akan naik. Saat mau ke SPBU beli premium, tiba-tiba sudah antre panjang. Sekarang premiumnya hampir habis,” ungkap Novia Andani, 23, warga Kota Malang. Akibat antrean ini, polisi terpaksa melakukan buka tutup jalur menghindari kemacetan lalu lintas. Hingga pukul 23.00 WIB tadi malam, antrean masih terjadi bahkan semakin parah.

Bergeser ke Kota Batu, SPBU tak membatasi pembelian BBM bersubsidi. Antrean jeriken yang biasanya tidak diperbolehkan, tadi malam, tetap dilayani meski harus menunjukkan surat dari RT, RW, kades, hingga Diskoperindag. Antrean kendaraan bermotor menyerbu lima SPBU di Kota Batu, yakni di SPBU Pendem, Beji, Dipo-negoro, Lahor, Songgoriti, dan Pandanrejo. Sejumlah warga Dinoyo, Kota Malang, bahkan menyerbu SPBU di Kota Batu.

SPBU di Tlogomas dan SPBU Kampur III UMM di Karangploso diserbu ratusan motor, mobil, dan truk. Sejumlah SPBU di jalur pantai utara (pantura) Pasuruan- Probolinggo terjadi antrean kendaraan sejak tiga jam sebelum kenaikan harga BBM diumumkan pukul 21.00 WIB. Para pengantre memilih datang lebih awal karena meyakini Presiden Jokowi segera mengumumkan kenaikan harga.

Antrean kendaraan besar seperti truk trailer semakin mengular setelah pemerintah mengumumkan secara resmi. “Pembelian dibatasi Rp200 ribu. Alasannya untuk pemerataan,” kata seorang pembeli SPBU. Tartik Sugantri, 35, warga Desa Ngabar, Driyorejo, Gresik, menyayangkan kebijakan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK.

Hanya dia berharap kenaikan harga BBM benar-benar dilakukan untuk kepentingan bangsa di antaranya untuk pembangunan infrastruktur. “Saya mau beli premium, tapi begitu tahu ada antrean, saya kembali,” kata Tartik yang hendak membeli BBM di SPBU Ngabar, Driyorejo, Gresik. Tidak semua warga panik ketika mendengar pengumuman harga BBM.

Radith, warga Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, mengatakan, kebutuhan BBM sudah mutlak dan menjadi penting untuk mobilitas di lapangan. “Kenapa harus panik, antre beli BBM. Besok (hari ini), tetap saja beli BBM,” ujarnya.

Masdarul khoiri/ Yuswantoro/ Maman adisaputra/ Arie yoenianto/ Ashadi ikhsan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8879 seconds (0.1#10.140)