Dapat Dana Hibah Sukses Kembangkan Kuliner

Rabu, 05 November 2014 - 15:34 WIB
Dapat Dana Hibah Sukses Kembangkan Kuliner
Dapat Dana Hibah Sukses Kembangkan Kuliner
A A A
Tidak semua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kutu buku mencurahkan seluruh waktunya untuk studi. Banyak di antara mereka yang sukses membagi waktu hingga berhasil mengelola sejumlah usaha.

Keberadaan mahasiswa wirausahawan diamini pihak kampus. Perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia ini menekankan mahasiswa menjalankan technopreneur. Meski demikian, masih banyak mahasiswa yang menjalankan wirausaha di bidang lain seperti kuliner. Kampus maklum saja dan tetap mendukung mereka. Riski Bagus Prasetyo merupakan salah satu mahasiswa yang kini sukses menggeluti bisnis di sela-sela jam kuliah.

Mahasiswa semester V, Fakultas Teknologi Industri ini kini sukses mengelola Kafe Harmonia di sekitaran kampus dengan menu andalan bakso bakar. “Baru satu semester usaha bakso jalan. Alhamdulillah respons pembeli bagus. Rata-rata dari mahasiswa ITS sendiri,” kata mahasiswa asal Kecamatan Puri, Kota Mojokerto ini. Rencana bisnis Riski berikutnya membuka warung bakso di kawasan Keputih. Meski lahannya sewa, dia ingin bangunan warung permanen. Selain Riski dengan bakso bakarnya, masih banyak bisnis lain yang dijalankan mahasiswa.

Devi Andriani dengan rumah jamur; Fajar Arinal dengan usaha cuci helm di areal kampus, Helqures alias Helem Q Resik; Febri Handoko dengan bisnis kuliner berupa mi dengan bahan baku 100% rumput laut. Mahasiswa kreatif ini dilirik Bank Rakyat Indonesia (BRI) Wilayah Surabaya. Melalui program corporate social responsibility (CSR), bank pelat merah ini menghibahkan dana Rp600 juta.

Hibah ini diberikan bersamaan penandatanganan nota kesepahaman antara BRI dan ITS, di ruang rapat rektorat kemarin. Penandatanganan dilakukan Dedi Sunandi selaku wakil pemimpin wilayah BRI Surabaya dengan Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LPPKHA) ITS Bambang Sampurno.

“Mahasiswa yang mendapatkan hibah modal usaha ini berdasar seleksi kampus. Selanjutnya, proposal usaha mereka kami ajukan ke BRI. Bisnis mahasiswa akan dievaluasi selama dua tahun. Jika besar, mereka tidak berkewajiban mengembalikan modal,” kata Bambang. Hibah sebenarnya tidak perlu dikembalikan mahasiswa. Supaya mahasiswa wirausaha mempunyai tanggung jawab, kampus selaku pengelola dana tetap mengharuskan pengembalian.

Selanjutnya, dana akan diputar untuk mahasiswa wirausaha lainnya. “Evaluasi jangka pendek juga dilakukan kampus tiap triwulan. Evaluasi meliputi jalannya usaha, jangkauan atau pasar, rencana pengembangan, dan lainnya,” ucapnya. Bambang salut kepada mahasiswa yang tidak aji mumpung di saat ada permodalan.

“Ada mahasiswa yang layak mendapatkan modal Rp30 juta. Karena butuhnya hanya Rp9 juta, mahasiswa ini menolak jika diberi Rp30 juta,” kata Bambang bangga. Dari Rp600 juta, tidak semua diberikan ke mahasiswa. Untuk modal mahasiswa sekitar Rp390 juta. Sisanya untuk evaluasi selama dua tahun dan pendukung program ini. Wakil Pemimpin Wilayah BRI Surabaya Dedi Sunandi menyebut, ada kampus lain yang juga tersentuh dana hibah BRI.

Di antaranya Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (Unibraw). “Dengan memberi modal ke mahasiswa, harapannya usahanya besar dan mereka bisa mengajukan kredit usaha ke BRI. Dan yang terpenting, mahasiswa bisa mengakses perbankan,” tandasnya.

Soeprayitno
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6801 seconds (0.1#10.140)