AWS Masih Bergejolak

Sabtu, 01 November 2014 - 14:46 WIB
AWS Masih Bergejolak
AWS Masih Bergejolak
A A A
SURABAYA - Aksi pendudukan kampus oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi- Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) akan berkepanjangan. Antara pihak mahasiswa dengan Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJ) selaku pengelola perguruan tinggi belum mencapai kata sepakat.

Meski demikian, mahasiswa kemarin melaksanakan ujian tengah semester (UTS) hari kedua sejak Kamis (30/10). Ini merupakan pelaksanaan UTS yang seharusnya dilaksanakan Senin (27/10) lalu. UTS kala itu batal karena boikot mahasiswa disertai penyegelan dan pendudukan kampus.

Meski melaksanakan ujian, mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tetap menyuarakan perlawanan ke yayasan. Selain mengenakan jaket almamater yang dipakai demonstrasi, mereka mengenakan ikat kepala putih bertuliskan “Bubar “ berwarna merah. Tuntutan mereka sama, pencopotan atau peme-catan Pembantu Ketua I (PK I) Bidang Akademika Ratna Amina yang sebelumnya menjabat sebagai PK III Bidang Kemahasiswaan.

“Meski teman-teman menduduki kampus dan demonstrasi, namun UTS tetap dilaksanakan. Kami tidak ingin aksi menuntut Ratna Amina mundur ini merugikan mahasiswa dari sisi akademik,” kata Presiden BEM Stikosa-AWS Dhidin Abdiansyah di sela-sela unjuk rasa.

Pada unjuk rasa kemarin, para mahasiswa membawa keranda sebagai simbol matinya demokrasipada prosespemilihanketua Stikosa-AWS. Merekajugamengungkit kembali penjualan sebagian lahan kampus senilai miliaran rupiah oleh pihak kampus.

Spanduk putih menjadi media penggalangan tanda tangan mahasiswa, dosen, dan karyawan sekolah komunikasi tertua di Surabaya dan Indonesia Timur itu. Selain pemecatan Ratna Amina, transparansi keuangan juga dituliskan di spanduk.

Salah seorang dosen senior Stikosa-AWS, Zaenal Arifien Emka ikut menuliskan pesan pada selembar spanduk itu. “Ingat! Gaji dosen/karyawan dari tetesan keringat mahasiswa! “ tulis Zaenal yang kini mengajar mata kuliah Agama Islam. Zaenal merupakan wartawan senior. “Mahasiswa adalah raja “ ditulis dosen lainnya. Tak ketinggalan pesan yang minta semua mahasiswa mewaspadai keberadaan wisudawan titipan.

Koordinator aksi unjuk rasa Hendriansyah menambahkan aksi ini akan terus dilaksanakan hingga tuntutan dikabulkan. “Pemecatan Ratna Amina adalah harga mati bagi mahasiswa,” kata Cacing, sapaannya. Selama keberadaan Ratna Amina, kata dia, uang orientasi dan pengenalan kampus(ospek) turundrastis. Belum lagi pergantian mata kuliah.

Salah seorang asisten dosen Stikosa-AWS, Alfadila Ema Yunita mengaku prihatin atas mandeknya kuliah dan demo mahasiswa yang berkepanjangan. “Semoga masalah bisa segera selesai, aktivitas kampus berjalan seperti sediakala,” tutur pengajar mata kuliah praktikum media cetak dan online ini. Fafa, sapaannya, yang juga praktisi salah satu media online ini membenarkan turunnya semangat kuliah mahasiswa. “Semoga segera selesai,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua YPWJ Dhimam Abror tetap pada keputusan yayasan. “Sementara ini bu Ratna kami lukir dari PK III ke PK I (sebelumnya dijabat Jokhanan Kristiono). PR I menjabat PR III. Opsi memberikan jabatan PK I dan PK III ke plt (pelaksana tugas) tidak jadi diambil,” papar Abror saat dihubungi.

Soeprayitno
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1323 seconds (0.1#10.140)