Rawan kebocoran, ribuan tabung elpiji di Sukabumi kedaluwarsa

Rabu, 09 April 2014 - 21:25 WIB
Rawan kebocoran, ribuan...
Rawan kebocoran, ribuan tabung elpiji di Sukabumi kedaluwarsa
A A A
Sindonews.com - Diskoperindagsar Kabupaten Sukabumi mengindikasikan ribuan unit tabung elpiji yang beredar di masyarakat telah melebihi batas kedaluwarsa atau tidak layak lagi digunakan.

Indikasi tersebut mencuat setelah tim pengawasan barang beredar Bidang Perlindungan Konsumen Diskoperindagsar melakukan sweeping di sejumlah agen atau pangkalan serta Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).

Hasil kegiatan itu menunjukan ribuan unit tabung elpiji tidak lagi layak untuk digunakan karena kondisinya yang sudah melebihi batas masa pengunaan.

“Jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 10.000 unit. Tabung-tabung elpiji itu sudah habis masa kadaluarsanya pada 2013 lalu, bahkan beberapa unit diantaranya diduga tabung palsu. Seharusnya seluruh perangkat dari program konversi tersebut ditarik dari peredaran untuk selanjutnya diperbaharui lagi,” jelas Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Diskoperindagsar Kabupaten Sukabumi, Deni Mulyadi, Rabu (9/4/2014).

Menurut Deni, pada umumnya kondisi fisik tabung gas kedaluwarsa itu telah mengalami kerusakan, seperti diantaranya berkarat serta penyok di beberapa bagian.

Atas temuan tersebut, lanjut Deni, pihaknya akan segera melayangkan surat kepada PT Pertamina untuk melakukan beberapa tindakan, berupa penarikan tabung gas kedaluwarsa untuk digantikan dengan tabung yang kondisinya layak digunakan.

Untuk tabung gas yang diduga palsu, Bidang Perlindungan Konsumen akan melakukan pengembangan penelusuran guna mengetahui mata rantai peredarannya.

Sementara itu Petugas Pengawasan Barang dan Jasa (PPBJ) Diskoperindagsar Kabupaten Sukabumi Memed Jamaludin menerangkan tabung yang sudah kedaluwarsa itu mayoritas berupa tabung gas elpiji seberat 3 Kg.

Kondisi tabung yang sudah tidak layak tersebut sangat rawan mengalami ledakan atau kebocoran gas.

“Tabung yang sudah kedaluwarsa sangat rawan jika terus digunakan karena ketebalan fisiknya sudah menipis. Salah satu indikasi itu secara kasat mata terlihat pada tabung yang sudah dipenuhi karat. Untuk itu kami mengimbau kepada warga agar menolak jika diberikan tabung sudah berkarat,” tutur Memed.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8038 seconds (0.1#10.140)