Pasca letusan, status Gunung Lokon masih siaga III
![Pasca letusan, status...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2013/09/09/25/780818/u30u63PEeF.jpg)
Pasca letusan, status Gunung Lokon masih siaga III
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara kembali meletus pukul 06.34 WITA dengan ketinggian debu letusan 1.500 meter. Meski begitu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status siaga level III.
Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, letusan yang terjadi saat peningkatan aktivitas memang merupakan salah satu karakter Gunung Lokon.
"Inilah karakter Gunung Lokon, selalu ada letusan saat ada peningkatan aktivitas kegempaan," kata Farid, Senin (9/9/2013).
Farid menjelaskan, sebelum terjadi letusan pada pukul 06.34 WITA dengan ketinggian debu letusan 1.500 meter, terjadi peningkatan kegempaan vulkanik mulai pukul 22.00 WITA yang mencapai puluhan kali.
Karenanya, Farid mengatakan, rencana mengusulkan penurunan status dari siaga ke waspada berpeluang ditunda pascaletusan yang diikuti dengan suara gemuruh dari kawah Tompaluan.
"Kami masih terus melakukan evaluasi, termasuk memberikan laporan secara berkala kepada PVMBG Bandung. Mungkin usulan penurunan status masih akan dilihat lagi karena letusan menandakan aktivitasnya belum stabil atau normal," katanya.
Gunung Lokon terakhir meletus pada tanggal 22 Juli 2013, dan letusan ini adalah rangkaian dari peningkatan aktivitas vulkanik yang dimulai sejak Juli 2011.
PVMBG pernah menetapkan status awas pada IV. Namun, setelah letusan di akhir Juli 2011, statusnya diturunkan menjadi siaga dan berlangsung hingga saat ini.
Sebelumnya, Gunung api Lokon, di Tomohon, Sulawesi Utara, pagi ini meletus dan melontarkan material vulkanis hingga ketinggian sekira 1.500 meter dari kawah Tompaluan Lokon.
"Letusan mengarah ke utara ke beberapa desa, yaitu ke Pineleng, Tateli dan Tanawangko. Material letusan berwarna hitam keabuan, keluar dari kawah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Senin (9/9/2013).
Ditambahkan dia, letusan disertai bunyi keras hingga terdengar dibeberapa daerah di Minahasa yang berjarak 10 kilometer. Letusan gunung sempat menjadi perhatian masyarakat sekitar.
"Bagi masyarakat, letusan tersebut adalah hal yang biasa. Karena, sudah sangat sering terjadi letusan Gunung Lokon. Masyarakat tidak mengungsi," terangnya.
Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, letusan yang terjadi saat peningkatan aktivitas memang merupakan salah satu karakter Gunung Lokon.
"Inilah karakter Gunung Lokon, selalu ada letusan saat ada peningkatan aktivitas kegempaan," kata Farid, Senin (9/9/2013).
Farid menjelaskan, sebelum terjadi letusan pada pukul 06.34 WITA dengan ketinggian debu letusan 1.500 meter, terjadi peningkatan kegempaan vulkanik mulai pukul 22.00 WITA yang mencapai puluhan kali.
Karenanya, Farid mengatakan, rencana mengusulkan penurunan status dari siaga ke waspada berpeluang ditunda pascaletusan yang diikuti dengan suara gemuruh dari kawah Tompaluan.
"Kami masih terus melakukan evaluasi, termasuk memberikan laporan secara berkala kepada PVMBG Bandung. Mungkin usulan penurunan status masih akan dilihat lagi karena letusan menandakan aktivitasnya belum stabil atau normal," katanya.
Gunung Lokon terakhir meletus pada tanggal 22 Juli 2013, dan letusan ini adalah rangkaian dari peningkatan aktivitas vulkanik yang dimulai sejak Juli 2011.
PVMBG pernah menetapkan status awas pada IV. Namun, setelah letusan di akhir Juli 2011, statusnya diturunkan menjadi siaga dan berlangsung hingga saat ini.
Sebelumnya, Gunung api Lokon, di Tomohon, Sulawesi Utara, pagi ini meletus dan melontarkan material vulkanis hingga ketinggian sekira 1.500 meter dari kawah Tompaluan Lokon.
"Letusan mengarah ke utara ke beberapa desa, yaitu ke Pineleng, Tateli dan Tanawangko. Material letusan berwarna hitam keabuan, keluar dari kawah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Senin (9/9/2013).
Ditambahkan dia, letusan disertai bunyi keras hingga terdengar dibeberapa daerah di Minahasa yang berjarak 10 kilometer. Letusan gunung sempat menjadi perhatian masyarakat sekitar.
"Bagi masyarakat, letusan tersebut adalah hal yang biasa. Karena, sudah sangat sering terjadi letusan Gunung Lokon. Masyarakat tidak mengungsi," terangnya.
(rsa)