Ular sanca hebohkan warga Setu Kulon

Rabu, 21 Agustus 2013 - 21:32 WIB
Ular sanca hebohkan warga Setu Kulon
Ular sanca hebohkan warga Setu Kulon
A A A
Sindonews.com - Warga RT 10/04 Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, dikejutkan dengan kemunculan ular sepanjang lebih dari tiga meter di selokan SDN Setu Kulon, Kecamatan Weru, sekitar pukul 19.00 WIB.

Temuan tersebut merupakan yang kedua kalinya di lokasi yang sama. Warga sekitar merasa resah, terutama karena ditemukan di lingkungan sekolah dan pemukiman penduduk.

Salah seorang warga sekitar yang pertama kali menemukan ular itu mengatakan, ular seberat sekitar 5kg itu ditangkap di selokan sekitar SDN Setu Kulon. Diduga ular tersebut merupakan betina pasangan ular pejantan yang ditemukan sebelumnya, sekitar bulan Ramadhan lalu.

"Saya sedang nongkrong di sekitar situ, ada yang memberitahu ada ular sanca di selokan sekitar sekolah," ujar dia, Rabu (21/8/2013).

Saat ditemukan, ular tersebut masuk ke dalam gorong-gorong di dalam selokan untuk perlindungan. Dengan bantuan seorang pawang, Romi (42), warga Desa Setu Kulon, Ruli dan beberapa warga sekitar kemudian berupaya memancingnya keluar.

Bagian ekor ular yang terjulur keluar membuat warga dapat menariknya keluar dengan mengikatkan tali. Kemudian saat keseluruhan tubuh ular tersebut keluar, Romi pun menjepit bagian kepalanya dengan jari-jarinya dan mencengkeram mulut ular tersebut.

Barulah ular dapat dijinakkan dan diamankan Romi. Menurut Romi, ular seukuran betis orang dewasa itu merupakan temuan yang kedua kalinya.

"Sepertinya ular ini pasangan dari ular sebelumnya yang kami temukan," terang penyuka ular ini.

Ular sanca sendiri tidak seganas dan seagresif ular kobra yang kerap ditangkapnya. Namun begitu, tidak berarti aman karena ular sanca pun memiliki belitan yang dapat mematikan.

Ular sebelumnya sendiri sempat membelit tangan Romi dan membuat pergelangannya memar. Sehingga keberadaan ular itu pun meresahkan warga.

Hingga semalam, ular tersebut diamankan di warung milik Romi dan rencananya dipelihara sementara waktu. Warga pun masih terus berdatangan karena penasaran untuk melihatnya.

"Makannya paling tikus, itu pun seminggu sekali. Bisa juga ayam dan itu pun sebulan sekali," pungkas dia.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6951 seconds (0.1#10.140)