Akui 19 PDP Corona Meninggal, RSHS Bandung Bantah Adanya Penumpukan Jenazah
A
A
A
BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengakui pasien dalam pengawasan (PDP) Corona (COVID-19) meninggal dunia mencapai 19 orang. Kendati begitu, rumah sakit rujukan Corona Provinsi Jawa Barat ini membantah bila terjadi penumpukan jenazah.
19 pasien meninggal dunia adalah data sejak Maret lalu, dua di antaranya baru diumumkan meninggal dunia pada Kamis (2/4/2020) kemarin. Dari 19 PDP meninggal dunia, 11 orang pasien berkonfrontasi positif terjangkit virus Corona.
"Terkait dengan isu adanya penumpukan jenazah di RSHS Bandung akibat adanya penolakan dari warga di TPU setempat, saya nyatakan bahwa itu tidak benar," kata Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung, M Kamaruzaman, Jumat (3/4/2020).
Menurut dia, berkat bantuan dari unsur muspida Jabar seluruh jenazah COVID-19 sudah dapat dimakamkan dengan baik, sehingga tidak ada penumpukan jenazah.
Kamaruzaman mengakui beberapa hari lalu pihaknya sempat mendapatkan penolakan terkait dengan penguburan jenazah, karena masyarakat khawatir jenazah itu dapat menularkan virus.
Padahal, RSHS menegaskan, sudah melakukan penanganan jenazah sesuai dengan prosedur yang sangat ketat. Sehingga, tidak memungkinkan terjadinya penularan baik kepada lingkungan maupun kepada masyarakat yang berada di sekitar pemakaman.
"Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat dapat menerima jenazah-jenazah yang memang sudah selayaknya untuk dikuburkan di pemakaman," pungkasnya.
19 pasien meninggal dunia adalah data sejak Maret lalu, dua di antaranya baru diumumkan meninggal dunia pada Kamis (2/4/2020) kemarin. Dari 19 PDP meninggal dunia, 11 orang pasien berkonfrontasi positif terjangkit virus Corona.
"Terkait dengan isu adanya penumpukan jenazah di RSHS Bandung akibat adanya penolakan dari warga di TPU setempat, saya nyatakan bahwa itu tidak benar," kata Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung, M Kamaruzaman, Jumat (3/4/2020).
Menurut dia, berkat bantuan dari unsur muspida Jabar seluruh jenazah COVID-19 sudah dapat dimakamkan dengan baik, sehingga tidak ada penumpukan jenazah.
Kamaruzaman mengakui beberapa hari lalu pihaknya sempat mendapatkan penolakan terkait dengan penguburan jenazah, karena masyarakat khawatir jenazah itu dapat menularkan virus.
Padahal, RSHS menegaskan, sudah melakukan penanganan jenazah sesuai dengan prosedur yang sangat ketat. Sehingga, tidak memungkinkan terjadinya penularan baik kepada lingkungan maupun kepada masyarakat yang berada di sekitar pemakaman.
"Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat dapat menerima jenazah-jenazah yang memang sudah selayaknya untuk dikuburkan di pemakaman," pungkasnya.
(sms)