Wakapolda Kepri Geram Melihat Kelakuan Sopir Angkutan Bimbar
A
A
A
BATAM - Wakapolda Kepri Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah mengaku geram akibat ulah angkutan umum yang terkenal ugal ugalan di Batam yakni Bimbar. Menurutnya, kelakuan para sopir Bimbar ini dalam berkendara sudah sangat meresahkan karena sudah banyak jatuh korban.
"Korbannya sudah banyak, jadi kita harus tegas pada Bimbar ini jangan sampai kedepannya kita atau orang terdekat kita jadi korbannya," ujar Yan Kamis (27/2/20).
Menurutnya, akibat dari ugal-ugalan sopir Bimbar yang tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan lainnya ini, dirinya bahkan pernah hampir menjadi korban dari kelakuan ugal ugalan sopir Bimbar ini. "Saya pernah hampir jadi korban, sewaktu lagi bersepeda tiba-tiba disalip dalam situasi yang berbahaya," ujar Jenderal Bintang Satu ini.
Menurutnya, akan dilakukan evaluasi kembali terkait kelayakan Surat Izin Mengemudi (SIM) A Umum dari para sopir angkutan Bus Dapur 12 atau Bimbar ini. "Kita akan razia terus angkutan Bimbar itu, sudah terlalu banyak korban laka lantas nanti SIM nya akan kita evaluasi," ujarnya.
Selain itu, menurutnya juga perlu evaluasi kembali dikarenakan hampir keseluruhan sopir Bimbar tidak punya sikap disiplin dalam berkendara. Karena disiplin di jalan raya dalam berkendara sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, penumpang yang dibawa mau pun kepada pengendara lainnya.
"Mereka itu (sopir Bimbar) tidak tahu dan tidak patuh aturan lalu lintas, itu yang perlu kita lakukan evaluasi. Tapi kalau mengerti tentunya tidak akan terjadi sampai korban meninggal dunia," ujarnya.
Selain para sopirnya, menurutnya juga akan dilakukan pengecekan kelayakan kendaraan, serta kenyamanan untuk penumpang. Karena apabila sopir tidak punya rasa memiliki kendaraannya pasti tidak layak jalan.
"Jangan kendaraan yang berkarat karat, tempat duduk tidak nyaman, mesin juga pastinya kurang diperhatikan dibawa jalan, Dishub juga harus rutin mengecek kelayakan kendaan Bimbar ini," tutupnya.
Sebelumnya, seorang wanita yakni Sri Wahyuni tewas dalam laka lantas yang terjadi di Bukit Daeng, Batam Senin (17/2/20). Sementara itu adiknya kritis dan saat ini tengah menjalani perawatan di RS Camatha Sahidya, Batam.
Keduanya menjadi korban untuk kesekian kalinya dari angkutan umum yang terkenal ugal ugalan di Batam yakni Bimbar. Dimana motor yang dikendarai oleh keduanya yakni Honda Scoopy BP 3568 JA mengalami kecelakaan dengan angkutan umum Bimbar jurusan Jodoh Tanjung Uncang BP 7601 DU.
Korban diketahui berasal dari Magetan, Jawa Timur dan akan melangsungkan pernikahan beberapa hari lagi. Dimana pada saat kecelakaan tersebut, korban diketahui ingin mengantarkan surat pengajuan cutinya ke PT Epson tempat dirinya bekerja.
"Korbannya sudah banyak, jadi kita harus tegas pada Bimbar ini jangan sampai kedepannya kita atau orang terdekat kita jadi korbannya," ujar Yan Kamis (27/2/20).
Menurutnya, akibat dari ugal-ugalan sopir Bimbar yang tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan lainnya ini, dirinya bahkan pernah hampir menjadi korban dari kelakuan ugal ugalan sopir Bimbar ini. "Saya pernah hampir jadi korban, sewaktu lagi bersepeda tiba-tiba disalip dalam situasi yang berbahaya," ujar Jenderal Bintang Satu ini.
Menurutnya, akan dilakukan evaluasi kembali terkait kelayakan Surat Izin Mengemudi (SIM) A Umum dari para sopir angkutan Bus Dapur 12 atau Bimbar ini. "Kita akan razia terus angkutan Bimbar itu, sudah terlalu banyak korban laka lantas nanti SIM nya akan kita evaluasi," ujarnya.
Selain itu, menurutnya juga perlu evaluasi kembali dikarenakan hampir keseluruhan sopir Bimbar tidak punya sikap disiplin dalam berkendara. Karena disiplin di jalan raya dalam berkendara sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, penumpang yang dibawa mau pun kepada pengendara lainnya.
"Mereka itu (sopir Bimbar) tidak tahu dan tidak patuh aturan lalu lintas, itu yang perlu kita lakukan evaluasi. Tapi kalau mengerti tentunya tidak akan terjadi sampai korban meninggal dunia," ujarnya.
Selain para sopirnya, menurutnya juga akan dilakukan pengecekan kelayakan kendaraan, serta kenyamanan untuk penumpang. Karena apabila sopir tidak punya rasa memiliki kendaraannya pasti tidak layak jalan.
"Jangan kendaraan yang berkarat karat, tempat duduk tidak nyaman, mesin juga pastinya kurang diperhatikan dibawa jalan, Dishub juga harus rutin mengecek kelayakan kendaan Bimbar ini," tutupnya.
Sebelumnya, seorang wanita yakni Sri Wahyuni tewas dalam laka lantas yang terjadi di Bukit Daeng, Batam Senin (17/2/20). Sementara itu adiknya kritis dan saat ini tengah menjalani perawatan di RS Camatha Sahidya, Batam.
Keduanya menjadi korban untuk kesekian kalinya dari angkutan umum yang terkenal ugal ugalan di Batam yakni Bimbar. Dimana motor yang dikendarai oleh keduanya yakni Honda Scoopy BP 3568 JA mengalami kecelakaan dengan angkutan umum Bimbar jurusan Jodoh Tanjung Uncang BP 7601 DU.
Korban diketahui berasal dari Magetan, Jawa Timur dan akan melangsungkan pernikahan beberapa hari lagi. Dimana pada saat kecelakaan tersebut, korban diketahui ingin mengantarkan surat pengajuan cutinya ke PT Epson tempat dirinya bekerja.
(nag)