Kabut Asap di Jambi Mulai Ganggu Penerbangan
A
A
A
JAMBI - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Kota Jambi mulai mengganggu pengguna jalan raya dan penerbangan, Jumat (16/8/2019). Kabut asap semakin pekat mengakibatkan jarak pandang terbatas hanya 800 meter.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Thaha, Jambi, Addi Setiadi mengatakan, kabut asap mengakibatkan satu pesawat batal landing di Bandara Sultan Thaha. "Tadi ada pesawat Garuda yang ingin landing, tapi karena asap tebal tidak jadi turun. Setelah itu kembali normal," katanya.
Sekitar satu jam kemudian kabut asap mulai menghilang dan jarak pandang mencapai 1.500 - 6.000 meter. Idealnya jarak pandang seorang pilot di atas 10.000 meter. Jika berada di bawah 6.000 meter dikategorikan tidak normal.
Sampai hari ini, BMKG mencatat ada lima titik api di Provinsi Jambi, meliputi tiga titik api di Kabupaten Sarolangun dan dua di Kabupaten Batanghari. Asap yang menyelimuti Kota Jambi juga ada yang datang dari provinsi tetangga, seperti Sumatera Selatan dan Riau. Asap tersebut terbawa oleh angin muson dari Australia yang berhawa panas.
Kejadian ini akan terus berlangsung sampai musim hujan tiba sekitar September. Masyarakat diimbau tidak membakar lahan secara besar-besaran. “Asap seperti ini bisa mengakibatkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)," pesan Addi.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Thaha, Jambi, Addi Setiadi mengatakan, kabut asap mengakibatkan satu pesawat batal landing di Bandara Sultan Thaha. "Tadi ada pesawat Garuda yang ingin landing, tapi karena asap tebal tidak jadi turun. Setelah itu kembali normal," katanya.
Sekitar satu jam kemudian kabut asap mulai menghilang dan jarak pandang mencapai 1.500 - 6.000 meter. Idealnya jarak pandang seorang pilot di atas 10.000 meter. Jika berada di bawah 6.000 meter dikategorikan tidak normal.
Sampai hari ini, BMKG mencatat ada lima titik api di Provinsi Jambi, meliputi tiga titik api di Kabupaten Sarolangun dan dua di Kabupaten Batanghari. Asap yang menyelimuti Kota Jambi juga ada yang datang dari provinsi tetangga, seperti Sumatera Selatan dan Riau. Asap tersebut terbawa oleh angin muson dari Australia yang berhawa panas.
Kejadian ini akan terus berlangsung sampai musim hujan tiba sekitar September. Masyarakat diimbau tidak membakar lahan secara besar-besaran. “Asap seperti ini bisa mengakibatkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)," pesan Addi.
(wib)