Dulu Digunakan untuk Berburu Manyipet Kini Jadi Olahraga Tradisional
A
A
A
PALANGKARAYA - Lomba tradisional Manyipet dalam rangkaian Festival Budaya Isen Mulang dilaksanakan di Taman Budaya Kalimantan Tengah, Jalan Temanggung Tilung Kota Palangka Raya beberapa hari lalu.
Manyipet dikenal pula dengan sebutan menyumpit. Di Kalimantan zaman dulu sumpit digunakan untuk berperang maupun berburu di hutan. Namun kini sering dijadikan olah raga tradisional.
Satu tim biasanya terdiri dari 3 orang. Masing-masing harus membidik satu rambahan atau sepuluh anak sumpit (damek) ke sasaran yang berjarak sekitar 15 m. Sasarannya dibuat dari gabus yang dibuat melingkar dan diberi lingkaran tengah dengan urutan untuk penilaian.
"Setiap peserta menyumpit dengan target yang sudah disediakan oleh panitia, dengan lima menyumpit, dalam sasaran yang ada terdapat nilai-nilai didalamnya," ucap Johnson E. Gasan selaku panitia.
Johnson menjelaskan, untuk penilaian, peserta dari masing-masing regu yang berjumlah 3 orang, akan menyumpit sebanyak 5 kali, dan akan dihitung siapa yang paling tinggi nilainya.
"Sedangkan untuk nilai dimasing-masing target, semakin diluar lingkaran akan semakin kecil nilainya. Sedangkan dari Kabupaten/Kota baik putra maupun putrinya, 1 regu ada 3 orang. Untuk tahapan lomba, sifatnya terukur langsung dijumlahkan nilainya, selesai mereka lima kali menyumpit, dihitung nilainya siapa yang paling terbanyak, seandainya ada yang sama maka akan diulang lagi," ujarnya.
Manyipet dikenal pula dengan sebutan menyumpit. Di Kalimantan zaman dulu sumpit digunakan untuk berperang maupun berburu di hutan. Namun kini sering dijadikan olah raga tradisional.
Satu tim biasanya terdiri dari 3 orang. Masing-masing harus membidik satu rambahan atau sepuluh anak sumpit (damek) ke sasaran yang berjarak sekitar 15 m. Sasarannya dibuat dari gabus yang dibuat melingkar dan diberi lingkaran tengah dengan urutan untuk penilaian.
"Setiap peserta menyumpit dengan target yang sudah disediakan oleh panitia, dengan lima menyumpit, dalam sasaran yang ada terdapat nilai-nilai didalamnya," ucap Johnson E. Gasan selaku panitia.
Johnson menjelaskan, untuk penilaian, peserta dari masing-masing regu yang berjumlah 3 orang, akan menyumpit sebanyak 5 kali, dan akan dihitung siapa yang paling tinggi nilainya.
"Sedangkan untuk nilai dimasing-masing target, semakin diluar lingkaran akan semakin kecil nilainya. Sedangkan dari Kabupaten/Kota baik putra maupun putrinya, 1 regu ada 3 orang. Untuk tahapan lomba, sifatnya terukur langsung dijumlahkan nilainya, selesai mereka lima kali menyumpit, dihitung nilainya siapa yang paling terbanyak, seandainya ada yang sama maka akan diulang lagi," ujarnya.
(alf)