Satpol PP Kota Semarang Patroli Gunakan Segway

Kamis, 18 Januari 2018 - 15:08 WIB
Satpol PP Kota Semarang Patroli Gunakan Segway
Satpol PP Kota Semarang Patroli Gunakan Segway
A A A
SEMARANG - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang memiliki cara sendiri ketika berpatroli keliling kota dalam rangka menegakkan peraturan daerah (perda) Kota Semarang. Mulai tahun 2018 ini, petugas Satpol PP Kota Semarang berpatroli dengan mengendarai kendaraan listrik, segway.

Segway adalah kendaraan listrik menyeimbangkan-sendiri beroda dua, diciptakan oleh Dean Kamen dan keberadaannya pertama kali diungkapkan pada 3 Desember 2001.

Dengan mengendarai segway, para petugas Satpol PP lebih terkesan seperti sedang bermain, karena memang alat tersebut sebenarnya untuk kegiatan bermain dan bukan untuk transportasi secara umum.

Namun, justru dengan menggunakan segway Satpol PP Kota Semarang terlihat lebih humanis. Maka, kalau sedang di Kota Semarang dan melihat anggota Satpol PP menggunakan segway jangan dianggap mereka sedang main-main karena mereka sedang berpatroli.

Saat ini Satpol PP baru memiliki delapan Segway. Alat ini dibiayai dari APBD 2017 dengan nilai masing-masing sekitar Rp25 juta. Pada tahap awal, anggota baru akan melakukan patroli di pedestrian jalan-jalan protokol seperti Jalan Pemuda dan Jalan Imam Bonjol. "Armada segway gunanya untuk partoli di pedestrian," kata Kabid Tramtibum Satpol PP Titis, Kamis (18/1/2018).

Dengan segway, kata Titis, akan memudahkan anggota dalam berpatroli karena bisa bermanuver di sela-sela pembatas. Selain itu juga bisa zig-zag dan ramah lingkungan karena bertenaga materai, bukan BBM.

Untuk mengendarai segway ternyata tidaklah mudah butuh belajar dan mampu menjaga keseimbangan dengan baik. Bahkan, untuk bisa mengendarinya tidak hanya butuh belajar sehari dua hari.

Aprilia Ayu misalnya, dia harus belajar setiap hari selama seminggu baru benar-benar bisa mengendari segway. "Butuh waktu hampir sepekan untuk benar-benar dapat mengendalikan alat ini sekaligus belajar bermanuver di sela-sela pembatas trotoar," ceritanya.

Dia mengaku, saat belajar awalnya merasa takut jatuh apalagi sampai merusaknya. Namun, setelah bisa mengendarai, Aprilia mengaku sangat keasyikan, sehingga meski bekerja terasa seperti bermain.

"Kami berasa bekerja sambil bermain namun tetap tidak boleh melupakan kerja utama kami yakni menjaga agar trotoar bersih dari kendaraan parkir atau PKL," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6276 seconds (0.1#10.140)