Coklit Data Pemilih, Ibunda Presiden Jokowi Dijadwalkan Pertama
A
A
A
SOLO - Ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi) Sudjiatmi Notomiharjo rencananya menjadi orang pertama di Kota Solo yang didatangi dalam kegiatan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah. Petugas panitia pemutakhiran data pemilih (PPDP) KPU Solo rencananya datang ke kediaman ibunda Presiden di hari pertama coklit, 20 Februari mendatang.
Ketua KPU Solo Agus Sulistyo mengatakan, ibunda Presiden dipilih pertama karena sosoknya sangat dikenal masyarakat Solo. Namun, untuk kepastiannya masih menunggu konfirmasi. Sebab, hal itu menyangkut berbagai hal, di antaranya prosedur yang harus dilalui karena keluarga Presiden.
“Termasuk pada hari itu ada kegiatan lain atau tidak. Untuk kepastiannya, masih menunggu konfirmasi,” ujar Agus Sulistyo di Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/1/2018).
Selain ibunda Presiden Jokowi, sosok lainnya yang dipilih untuk kegiatan coklit di hari pertama adalah tokoh masyarakat di setiap kecamatan di Solo. Seperti anggota DPRD, DPR RI, tokoh difabel, dan tokoh nasional. Coklit rencananya berlangsung 20 Februari hingga 18 Maret mendatang. Coklit serentak secara nasional di provinsi dan kabupaten atau kota yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada).
KPU pusat membuat gerakan nasional KPU mencoklit di hari itu dan menargetkan dua juta pemilih. “Untuk Kota Solo kami menyiapkan 1.016 petugas PPDP,” terangnya. Setiap petugas pada hari itu minimal melakukan coklit kepada lima warga. Khusus coklit di keluarga Presiden Jokowi di Solo, KPU provinsi akan mendampingi petugas PPDP.
Rangkaian coklit dimulai dengan datang ke rumah masyarakat. Kemudian petugas mengutarakan maksud kedatangannya sebelum mengeluarkan data dan formulir yang harus diisi.
Dasar yang digunakan PPDP adalah daftar penduduk potensial pemilih (DP4) yang telah disinkronisasi. “Warga hanya memberikan keterangan dan menunjukkan data sesuai kartu keluarga,” urainya.
Petugas akan mencoret jika ditemukan kesalahan atau ketidakcocokan antara DP4 dengan kondisi riil. Seperti sudah meninggal, atau pindah domisili. Seluruh petugas PPDP telah dibekali agar tepat dalam melakukan coklit. Sebelumnya juga digelar bimbingan teknis berjenjang mulai KPU Solo, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), hingga petugas PPDP.
Melalui coklit, diharapkan data pemilih lebih mutakhir, valid dan komprehensif. Dukungan masyarakat juga diperlukan. Jika ada yang belum tercatat diharapkan dapat melapor. Sementara berdasarkan data DP4 tahun 2017, terdapat 416.152 pemilih di Solo.
Setelah sinkronisasi awal 2018, tercatat menjadi 413.726 pemilih. Jumlah pemilih meningkat dibanding daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada tahun 2015 lalu sebanyak 399.915 orang.
Divisi Pemutakhiran Data Pemilih KPU Solo Kajad Pamuji Joko Waskito mengatakan, kenaikan jumlah calon pemilih dua tahun terakhir diperkirakan karena banyaknya pemilih pemula. “Kami melakukan pemutakhiran berkelanjutan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mulai tahun 2015, setelah pemilihan Wali Kota Solo hingga akhir tahun 2017,” ucap Kajad.
Ketua KPU Solo Agus Sulistyo mengatakan, ibunda Presiden dipilih pertama karena sosoknya sangat dikenal masyarakat Solo. Namun, untuk kepastiannya masih menunggu konfirmasi. Sebab, hal itu menyangkut berbagai hal, di antaranya prosedur yang harus dilalui karena keluarga Presiden.
“Termasuk pada hari itu ada kegiatan lain atau tidak. Untuk kepastiannya, masih menunggu konfirmasi,” ujar Agus Sulistyo di Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/1/2018).
Selain ibunda Presiden Jokowi, sosok lainnya yang dipilih untuk kegiatan coklit di hari pertama adalah tokoh masyarakat di setiap kecamatan di Solo. Seperti anggota DPRD, DPR RI, tokoh difabel, dan tokoh nasional. Coklit rencananya berlangsung 20 Februari hingga 18 Maret mendatang. Coklit serentak secara nasional di provinsi dan kabupaten atau kota yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada).
KPU pusat membuat gerakan nasional KPU mencoklit di hari itu dan menargetkan dua juta pemilih. “Untuk Kota Solo kami menyiapkan 1.016 petugas PPDP,” terangnya. Setiap petugas pada hari itu minimal melakukan coklit kepada lima warga. Khusus coklit di keluarga Presiden Jokowi di Solo, KPU provinsi akan mendampingi petugas PPDP.
Rangkaian coklit dimulai dengan datang ke rumah masyarakat. Kemudian petugas mengutarakan maksud kedatangannya sebelum mengeluarkan data dan formulir yang harus diisi.
Dasar yang digunakan PPDP adalah daftar penduduk potensial pemilih (DP4) yang telah disinkronisasi. “Warga hanya memberikan keterangan dan menunjukkan data sesuai kartu keluarga,” urainya.
Petugas akan mencoret jika ditemukan kesalahan atau ketidakcocokan antara DP4 dengan kondisi riil. Seperti sudah meninggal, atau pindah domisili. Seluruh petugas PPDP telah dibekali agar tepat dalam melakukan coklit. Sebelumnya juga digelar bimbingan teknis berjenjang mulai KPU Solo, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), hingga petugas PPDP.
Melalui coklit, diharapkan data pemilih lebih mutakhir, valid dan komprehensif. Dukungan masyarakat juga diperlukan. Jika ada yang belum tercatat diharapkan dapat melapor. Sementara berdasarkan data DP4 tahun 2017, terdapat 416.152 pemilih di Solo.
Setelah sinkronisasi awal 2018, tercatat menjadi 413.726 pemilih. Jumlah pemilih meningkat dibanding daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada tahun 2015 lalu sebanyak 399.915 orang.
Divisi Pemutakhiran Data Pemilih KPU Solo Kajad Pamuji Joko Waskito mengatakan, kenaikan jumlah calon pemilih dua tahun terakhir diperkirakan karena banyaknya pemilih pemula. “Kami melakukan pemutakhiran berkelanjutan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mulai tahun 2015, setelah pemilihan Wali Kota Solo hingga akhir tahun 2017,” ucap Kajad.
(rhs)