TKW Meninggal di Nigeria, Keluarga Kesulitan Pemulangan Jenazah
A
A
A
GIANYAR - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Bali, Ni Wayan Sriani (36), dikabarkan meninggal dunia di Nigeria. Berita duka ini diterima langsung suami korban, I Gusti Nyoman Putra, warga Ubud, Gianyar, Selasa (12/9/2017).
I Gusti Nyoman mengaku, kesulitan mendapat keterangan perihal penyebab kematian korban termasuk proses pemulangan jenazah. Dia mengatakan, telah diminta biaya pemulangan jenazah hingga Rp120 juta lebih.
"Istri saya bekerja di sana sekitar tiga tahun. Tadi kami dapat berita, kalau jenazah istri saya sedang dalam perjalanan ke KBRI di Negeria dan pihak KBRI yang akan menguburnya di sana," katanya di rumahnya di Lingkungan Bentuyung, Ubud, Gianyar.
I Gusti Nyoman menambahkan, KBRI setempat menyebutkan bahwa proses pemulangan jenazah sulit lantaran korban termasuk TKW ilegal. Dia pun mengaku pasrah dan keluarga hanya bisa berdoa agar proses pengurusan jenazah almarhum diberi kelancaran.
I Gusti Nyoman sangat menyesalkan nasib istrinya yang terlanjur percaya dengan ajakan teman-temannya melalui sebuah agen di Denpasar yang saat ini sudah tutup. Empat tahun lalu istrinya berangkat ke Negeria dan bekerja di perusahaan Spa.
“Setahun bekerja sempat pulang. Selanjutnya berangkat lagi dan sudah tiga tahun lebih tidak bisa pulang karena perusahaan tempat istrinya bekerja itu tidak membayar gajinya,"ceritanya yang didampingi Gusti Ayu, anak korban.
I Gusti Nyoman menambahkan, sampai saat ini kabar tentang kematian korban masih simpang siur. "Ada yang mengatakan istri saya terjatuh dan ada pula informasi jika dia menderita stroke. Kami minta kejelasan penyebab kematian istri saya," bebernya.
I Gusti Nyoman mengaku, kesulitan mendapat keterangan perihal penyebab kematian korban termasuk proses pemulangan jenazah. Dia mengatakan, telah diminta biaya pemulangan jenazah hingga Rp120 juta lebih.
"Istri saya bekerja di sana sekitar tiga tahun. Tadi kami dapat berita, kalau jenazah istri saya sedang dalam perjalanan ke KBRI di Negeria dan pihak KBRI yang akan menguburnya di sana," katanya di rumahnya di Lingkungan Bentuyung, Ubud, Gianyar.
I Gusti Nyoman menambahkan, KBRI setempat menyebutkan bahwa proses pemulangan jenazah sulit lantaran korban termasuk TKW ilegal. Dia pun mengaku pasrah dan keluarga hanya bisa berdoa agar proses pengurusan jenazah almarhum diberi kelancaran.
I Gusti Nyoman sangat menyesalkan nasib istrinya yang terlanjur percaya dengan ajakan teman-temannya melalui sebuah agen di Denpasar yang saat ini sudah tutup. Empat tahun lalu istrinya berangkat ke Negeria dan bekerja di perusahaan Spa.
“Setahun bekerja sempat pulang. Selanjutnya berangkat lagi dan sudah tiga tahun lebih tidak bisa pulang karena perusahaan tempat istrinya bekerja itu tidak membayar gajinya,"ceritanya yang didampingi Gusti Ayu, anak korban.
I Gusti Nyoman menambahkan, sampai saat ini kabar tentang kematian korban masih simpang siur. "Ada yang mengatakan istri saya terjatuh dan ada pula informasi jika dia menderita stroke. Kami minta kejelasan penyebab kematian istri saya," bebernya.
(wib)