Kebakaran Area Gunung Merapi Capai 20 Hektare

Senin, 02 November 2015 - 23:03 WIB
Kebakaran Area Gunung Merapi Capai 20 Hektare
Kebakaran Area Gunung Merapi Capai 20 Hektare
A A A
BOYOLALI - Kebakaran di area Gunung Merapi terus meluas dan belum sepenuhnya dapat dikendalikan.Tercatat sekitar 20 hektare lahan telah dilalap si jago merah dan diprediksi akan semakin bertambah.

Staf Pengendali Ekosistem Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Wahid Hadi Wibowo mengatakan, upaya pemadaman secara manual menemui kendala karena lokasinya di lereng yang terjal. Titik api terus meluas dari titik awal di atas Dusun Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali.

Saat hari pertama kebakaran, hembusan angin cukup kuat mengitari punggung Gunung Merapi ke arah barat hingga sampai di kawasan Desa Lencoh, Kecamatan Selo.

“Tapi pada sore harinya angin relatif tenang dan api merambat ke atas,” ungkap Wahid Senin (2/11/2015).

Dari pengamatan di lapangan, titik api berkali kali mengalami perubahan. Bahkan, api sudah muncul di kawasan Babadan.

Tiga tim gabungan telah dikirim ke tiga titik api yang besar untuk memastikan langkah langkah pemadaman.

Seperti memperhitungkan jumlah personel yang dibutuhkan untuk pemadaman di setiap titik, alat alat dan kondisi riil di lapangan.

“Kondisi di lapangan cukup terjal, personel harus hati hati dan jangan sampai terjebak yang dapat mengakibatkan nyawa menjadi taruhan,” timpalnya.

Upaya pemadaman di kawasan Desa Lencoh, dan yang menuju jalur pendakian tidak sia sia. Sebab, api di kedua titik berhasil dikendalikan.

Kebakaran sebenarnya belum menyentuh jalur pendakian karena terhalang oleh jurang. Kondisi angin yang bersahabat sangat mendukung upaya pemadaman.

Namun titik api yang ada di kawasan Babadan cukup besar dan masih sulit dikendalikan melalui pemadaman secara manual.

Pada sore hari setelah kebakaran di hari kedua, upaya pemadaman dihentikan sekitar pukul 17.00 WIB karena kabut turun.

Sehingga jarak pandang menjadi terbatas dan sangat beresiko bagi personel yang bertugas. Upaya pemadaman secara manual dengan cara membuat sekat sekat agar api tidak menjalar ke mana mana nantinya akan dievaluasi.

“Jika pemadaman secara manual menemui kesulitan, opsi menggunakan bom air akan ditempuh,” tandasnya.

Pemadaman secara manual melibatkan sekitar 100 personel gabungan dari berbagai kekuatan.

Kebakaran saat ini melalap sejumlah vegetasi yang ada di Gunung Merapi, seperti semak belukar, Pohon Akasia atau Soga, Puspa Cemoro Gunung, dan tanaman milik warga karena kebakaran sempat menjalar ke bawah.

“Kalau untuk peralatan pemantauan Gunung Merapi, sejauh ini belum ada laporan kerusakan akibat kebakaran,” timpalnya.

Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat faktor manusia. Yakni ditengarai berasal ladang pertanian yang kemudian menjalar karena tertiup hembusan angin.

Kepala Resort Selo BTNGM Suwignya mengemukakan, jalur pendakian ke puncak Merapi untuk sementara ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Anggota Jalin Merapi Mujiyanto menyebutkan, titik api masih jauh dari pemukiman penduduk. Selain itu, api juga belum menyentuh pipa air milik warga. Selama ini, masyarakat setempat lebih banyak mengambil air dari sumber air dari Gunung Merbabu yang letaknya berdampingan dengan Merapi.

“Yang dikhawatirkan adalah munculnya serangan kawanan kera,” kata Mujiyanto. Jika hutan terbakar, maka kera kemungkinan besar akan turun dan menyerang tanaman yang ada di ladang milik warga.

(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5065 seconds (0.1#10.140)