Sertifikat Batu Mulia Terus Diburu

Sabtu, 23 Mei 2015 - 13:07 WIB
Sertifikat Batu Mulia Terus Diburu
Sertifikat Batu Mulia Terus Diburu
A A A
Demam batu mulia di Kota Pahlawan belum juga luntur. Eksistensi batu akik makin berjaya dan terus mengalirkan para pemiliknya untuk membuat sertifikat resmi. Harga batu pun ikutan melejit dengan adanya sertifikat yang mengesahkan keaslian batu mulia itu.

Kantor Gem Research International Lab (GRI) yang berlokasi di Jalan Kayoon 38-40 Blok A3 sudah tidak mampu lagi menampung para pencinta batu. Ruang tunggu seluas 8 x 5 meter terlihat penuh sesak oleh para penggila batu mulia.

Sebagian ada yang duduk di kursi besi yang menempel di dinding, sementara sebagian lainnya memilih berdiri karena sudah tidak kebagian tempat duduk. Di bagian depan kantor juga terjadi penumpukan para penggemar batu yang terpaksa menunggu di pelataran. Parkir kendaraan juga tidak lagi bisa menampung.

Untuk mendapatkan sertifikat, para pencinta batu memang harus antre untuk memeriksakan keaslian batu dan catatan lainnya dari laboratorium internasional. Ada dua pintu yang dijadikan rujukan. Pintu pertama di sebelah timur khusus menerima batu dan pemeriksaan awal. Sementara pintu lainnya di sisi barat yang terbuat dari kaca difungsikan untuk mengambil batu yang sudah diperiksa beserta sertifikat aslinya.

Dua kamera CCTV pun terus melotot guna memantau semua pergerakan pengunjung. Tidak mengherankan, pengelola tidak ingin batu yang bernilai hingga ratusan juta itu sampai raib. “Tadi sudah antre sejak pukul 10.00 WIB, ini baru selesai menyerahkan batu pukul 11.30,” kata Saiful, pria asal Paciran, Lamongan.

Nanti setelah dua hari, kata dia, sertifikatnya baru keluar. Saat itu dia akan datang kembali lagi ke Surabaya untuk mengambilnya. Bapak satu anak itu sengaja datang ke Surabaya untuk mendapatkan sertifikat bagi lima batunya yang berjenis safir. Kelima batu itu sebenarnya sudah ada pembelinya. Namun, harga yang diperoleh lebih murah, yakni setiap batu hanya Rp800.000.

Calon pembelinya ingin memastikan keaslian batu serta sertifikat resmi. Dengan adanya sertifikat itu, harga batu yang dijualnya berubah menjadi Rp2 juta. Dia pun memilih untuk menyertifikatkan batu terlebih dahulu sebelum dilepas ke orang lain. Perbedaan harga yang mencolok membuatnya segera membawa batu-batu itu ke laboratorium untuk mendapatkan sertifikat internasional.

“Kan lebih baik mengeluarkan sedikit uang untuk biaya sertifikat. Nanti yang saya dapat bisa dua kali lipatnya dari harga awal,” kata Saiful. Ada empat jenis sertifikat yang ditawarkan GRI. Bentuknya terbagi dalam dua jenis, yakni berupa memo yang berukuran sebesar kartu tanda penduduk (KTP) dan kertas selebar seukuran folio. Untuk jenis memo, harganya ada dua jenis, Rp100.000 dan Rp200.000.

“Kalau yang paling murah itu Rp100.000. Dalam keterangannya nanti tidak ada negara asal batu, tetapi penjelasan tentang jenis batu serta keaslian,” ujar dia. Dalam memo itu, kata Saiful, ada penjelasan tentang identifikasi batu, warna, berat, dimensi, pemotongan, dan komentar tentang kandungan batu. Di samping kiri kartu juga ada foto asli batu yang sudah diperiksa di laboratorium.

Sementara, harga untuk sertifikat besar juga ada dua jenis, yakni Rp250.000 dan Rp400.000. Sertifikat besar ini bentuknya sama seperti sertifikat rumah yang ada tanda tangan asli dari gemolog. Bagi yang tidak ingin menunggu sampai berhari-hari, GRI juga menawarkan sertifikat Rp1 juta yang bisa selesai dalam dua jam.

Bekal Ikut Kontes

Para penggemar batu yang berbondong-bondong membuat sertifikat juga bertujuan mengikutsertakan batu koleksinya dalam kontes. Beberapa waktu terakhir, kontes batu sering digelar di berbagai kota seiring demam batu mulia melanda Indonesia. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk turut serta dalam kontes batu mulia adalah sertifikat.

Sebuah batu yang menjadi peserta kontes otomatis akan gugur jika tidak dilengkapi sertifikat. Suchaimi, salah satu penggemar batu mulia, mengaku memang sengaja datang ke GRI karena mau ikut kontes batu mulia yang digelar di City of Tomorrow (Cito). Dua batu bergambar yang jadi koleksi pribadinya akan diikutsertakan dalam kontes.

Dia yakin batu bergambar yang memunculkan sosok bidadari di awan serta burung cendrawasih bisa menjadi pemenang. “Ini baru saya sertifikatkan. Dulu awalnya tidak kepikiran ikut kontes karena batu ini saya jadikan koleksi pribadi dan tidak dijual. Makanya, tidak kepikiran untuk mengurus sertifikat,” kata dia. Keberadaan laboratorium gemologi memang membantu para penghobi batu mulia.

Mereka lebih yakin dan lega setelah batu koleksi pribadinya dinyatakan asli. Selain itu, tidak merasa ditipu orang ketika mau membeli batu. Gemologi sendiri merupakan cabang ilmu geologi yang berkonsentrasi pada batu permata (gemstones ). Seorang gemolog adalah orang yang memahami seluk beluk batu permata dan memiliki kompetensi untuk membedakan jenis, kandungan mineral, kadar, serta asal batu mulia tersebut.

Gemolog dilengkapi peralatan yang cukup memadai untuk memeriksa batu mulia secara komprehensif. Hasil kerja gemolog terutama untuk memastikan keaslian batu permata. Peralatan yang dipakai gemolog antara lain mikroskop, spectroscope, refrectometer (untuk membaca indeks reflektif batu), spesificic gravity (SG) scope, dichroscope, dan celsia filter.

Setelah gemolog memeriksa dan menggolongkan jenis batu, laboratorium tempat gemolog bekerja akan menerbitkan kartu identitas berupa memo sampai sertifikat. Semuanya bergantung permintaan para pemilik batu. Memo dan sertifikat keaslian inilah yang kemudian menjadi tolok ukur jenis dan keaslian batu mulia.

Gemolog Laboratorium GRI Surabaya Mingma Sherpa menjelaskan, pekerjaan yang ditekuninya saat ini memang memiliki tantangan tersendiri. Seorang gemolog harus memiliki kecakapan dan ketelitian dalam memeriksa batu dengan peralatan yang tersedia. “Kami harus bisa bedakan, apakah batu itu asli atau sintetis. Gemolog juga membedakan sebuah batu itu tergolong jenisnya apa, termasuk memeriksa warna batu, apakah pada batu itu telah dilakukan perlakuan khusus agar batu lebih indah atau tidak,” ujar dia.

Aan haryono
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4524 seconds (0.1#10.140)