Dewan Minta Otoritas Pelabuhan Ajatappareng Perhatikan APD Buruh

Minggu, 05 April 2020 - 14:56 WIB
Dewan Minta Otoritas...
Sejumlah buruh dan penumpang melewati bilik disinfektan saat turun dari kapal yang bersandar di Pelabuhan Ajatappareng Parepare. Foto: Sindonews/Darwiaty Dalle
A A A
PAREPARE - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, meminta PT Pelindo IV Cabang Parepare dan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare, agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD), untuk tenaga buruh panggul di Pelabuhan Ajatappareng, di tengan pandemi Covid-19.

Ketua Komisi III, Rudy Najamuddin mengatakan, buruh di pelabuhan banyak yang tidak menggunakan alat pelindung diri. Bahkan, kata dia, dari informasi yang didapatkan pihaknya, hanya 200 buruh dari total 650 buruh yang tergabung dalam Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), yang mendapat APD.

"Buruh ini kan yang mengangkat barang bawaan penumpang. Jangan sampai pada barang yang mereka angkat ada virus yang bisa membahayakan. Maka kami minta otoritas pelabuhan harus melengkapi ketersediaan APD bagi buruh,” tegas Rudy.

Pihaknya, kata Rudy lagi, juga meminta Pelindo menggunakan alat yang lebih canggih untuk pencegahan masuknya virus Corona di Parepare.

Sementara GM dari PT Pelindo IV Muhammad Ilyas mengatakan, alat dan pelayanan yang digunakan pihaknya dalam area pelabuhan antar pulau tersebut, menggunakan standar World Health Organization (WHO).
"Termasuk penanganan untuk mengantisipasi masuknya Corona melalui jalur pelabuhan," jelasnya.

Ketua TKBM Parepare, Yasser Aslan Tjanring mengaku, jika alat pelindung diri (APD) yang digunakan para buruh ketika beraktivitas saat ada bongkar muat barang dan penumpang, belum terlalu memadai.

"Kami juga berharap, ada bantuan sarung tangan, entah itu dari pemerintah atau pihak pelabuhan. Karena kontak dengan penumpang turun, tidak bisa dihindari. Mungkin tangan tidak bersentuhan, tapi buruh tentu harus kontak langsung dengan barang bawaan penumpang," paparnya.

Sulitnya physical distancing atau menjaga jarak fisik, kata Yasser lagi, memposisikan buruh menjadi rentan terhadap penularan virus. Meski begitu, kata dia, edukasi tatap dilakukan terhadap para buruh, yang secara intens diingatkan agar mencuci tangan setiap setelah melakukan aktifitas.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1504 seconds (0.1#10.140)