Silaturahmi ke Padepokan Parukuyan, TGB: Bagi Perindo Agama dan Budaya Sumur Kearifan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemilu 2024 tinggal menghitung hari. Bagi Partai Perindo, Pemilu merupakan sesuatu yang sangat penting. Namun, persatuan bangsa lebih utama dari pada pesta demokrasi lima tahunan itu.
Hal itu disampaikan Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Dr Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi saat bersilaturahmi dengan tokoh budaya di Padepokan Parukuyan di Jalan Bukit Pakar Timur Nomor 44, Kabupaten Bandung, Rabu (18/1/2023).
"Pemilu penting, tapi bagi kami yang lebih penting, Perindo hadir sebagai ikhtiar untuk merekatkan bangsa," tegas TGB.
Maka dari itu, lanjut TGB, Perindo terus melakukan silaturahmi sebagian bagian dari menjaga persatuan Indonesia. Pasalnya, hajat bangsa Indonesia bukan hanya sekedar pemilu.
"Hajat kita sebagai bangsa tidak terbatas hanya urusan pemilu, tapi banyak yang perlu kita rancang untuk kepentingan bersama," ujarnya.
Menurut TGB, salah satu yang sangat penting dan menjadi dasar pemahaman Perindo yaitu seluruh agama dan budaya yang tumbuh di Indonesia harus dihormati dan dihargai. Hal itu merupakan prinsip yang dipegang Perindo hingga saat ini.
"Bagi kami, agama dan budaya seperti sumur kearifan, sumur yang isinya hal-hal yang baik. Kalau kita lihat dari atas tidak ada apa-apa, tapi kalau kita gali bakal banyak mendapatkan manfaat," jelasnya.
Oleh karenanya, Perindo memandang semua kelompok sama pentingnya Walaupun terkadang persatuan terkoyak tatkala ada perbedaan politik, ekonomi, jabatan ataupun status sosial. "Kami ingin bersama-sama menggali atau menimba nilai-nilai kearifan dari agama dan budaya," ucapnya.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menegaskan, dirinya senang apabila banyak dititipi aspirasi dan gagasan dari berbagai elemen bangsa, termasuk aspirasi dari para tokoh budaya di Jabar kali ini.
Sementara itu, Pimpinan Padepokan Parukuyan, Yon Suparman menilai, erosi budaya saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Imbasnya bukan hanya pada psikis masyarakat, namun lebih luas hingga berimbas pada pelanggaran-pelanggaran terhadap ekologi."Mohon ini diperhatikan untuk pembenahan regenerasi pada skup budaya," katanya.
Menurut Abah Yon, sapaan akrabnya, 22 tahun Padepokan Parakuyun berdiri tidak ada sedikitpun campur tangan pemerintah. Dia mengakui, padepokannya pernah mencoba berkomunikasi dan membangun gagasan bersama pemerintah, kamu sayang hal itu tidak terwujud.
Meski begitu, penolakan dari pemerintah tidak membuat padepokannya surut. Sebaliknya, padepokannya tetap berdiri hingga kini. "Di sini pengembangan budaya seharusnya mendapat perhatian pemerintah, tapi realitanya ridak ada. Dengan hadirnya Perindo, seperti ada (program) pembagian gerobak, kita melihat adanya tekad yang baik bagi masyarakat," tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan silaturahmi, Wakil Ketua Umum DPP Partai Perindo, Ferry Kurnia Rizkiansyah, Ketua DPW Partai Perindo Jabar, HM Ferrari Nurrachadian dan jajaran serta sejumlah tokoh budaya di Jabar.
Hal itu disampaikan Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Dr Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi saat bersilaturahmi dengan tokoh budaya di Padepokan Parukuyan di Jalan Bukit Pakar Timur Nomor 44, Kabupaten Bandung, Rabu (18/1/2023).
"Pemilu penting, tapi bagi kami yang lebih penting, Perindo hadir sebagai ikhtiar untuk merekatkan bangsa," tegas TGB.
Maka dari itu, lanjut TGB, Perindo terus melakukan silaturahmi sebagian bagian dari menjaga persatuan Indonesia. Pasalnya, hajat bangsa Indonesia bukan hanya sekedar pemilu.
"Hajat kita sebagai bangsa tidak terbatas hanya urusan pemilu, tapi banyak yang perlu kita rancang untuk kepentingan bersama," ujarnya.
Menurut TGB, salah satu yang sangat penting dan menjadi dasar pemahaman Perindo yaitu seluruh agama dan budaya yang tumbuh di Indonesia harus dihormati dan dihargai. Hal itu merupakan prinsip yang dipegang Perindo hingga saat ini.
"Bagi kami, agama dan budaya seperti sumur kearifan, sumur yang isinya hal-hal yang baik. Kalau kita lihat dari atas tidak ada apa-apa, tapi kalau kita gali bakal banyak mendapatkan manfaat," jelasnya.
Oleh karenanya, Perindo memandang semua kelompok sama pentingnya Walaupun terkadang persatuan terkoyak tatkala ada perbedaan politik, ekonomi, jabatan ataupun status sosial. "Kami ingin bersama-sama menggali atau menimba nilai-nilai kearifan dari agama dan budaya," ucapnya.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menegaskan, dirinya senang apabila banyak dititipi aspirasi dan gagasan dari berbagai elemen bangsa, termasuk aspirasi dari para tokoh budaya di Jabar kali ini.
Sementara itu, Pimpinan Padepokan Parukuyan, Yon Suparman menilai, erosi budaya saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Imbasnya bukan hanya pada psikis masyarakat, namun lebih luas hingga berimbas pada pelanggaran-pelanggaran terhadap ekologi."Mohon ini diperhatikan untuk pembenahan regenerasi pada skup budaya," katanya.
Menurut Abah Yon, sapaan akrabnya, 22 tahun Padepokan Parakuyun berdiri tidak ada sedikitpun campur tangan pemerintah. Dia mengakui, padepokannya pernah mencoba berkomunikasi dan membangun gagasan bersama pemerintah, kamu sayang hal itu tidak terwujud.
Meski begitu, penolakan dari pemerintah tidak membuat padepokannya surut. Sebaliknya, padepokannya tetap berdiri hingga kini. "Di sini pengembangan budaya seharusnya mendapat perhatian pemerintah, tapi realitanya ridak ada. Dengan hadirnya Perindo, seperti ada (program) pembagian gerobak, kita melihat adanya tekad yang baik bagi masyarakat," tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan silaturahmi, Wakil Ketua Umum DPP Partai Perindo, Ferry Kurnia Rizkiansyah, Ketua DPW Partai Perindo Jabar, HM Ferrari Nurrachadian dan jajaran serta sejumlah tokoh budaya di Jabar.
(eyt)