Banjir 1-5 Meter Rendam Ribuan Rumah di Sintang Kalbar
loading...
A
A
A
SINTANG - Ribuan rumah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1-5 meter, Sabtu(12/07/2020) ukul.13.00 WIB. Akibatnya ribuan warga terpaksa mengungsi ke wilayah lebih aman.
(Baca juga: Putus Penularan COVID-19, Santri Gontor Diisolasi di Hotel )
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Kepala Desa Empakan, Irwan mengatakan, bencana banjir disebabkan curahan hujan yang sangat tinggi, sehingga membuat sungai meluap ke rumah warga. Bahkan, senjumlah fasilitas umum dan perkantoran juga ikut terendam.
Bencana banjir terparah terdapat di dua wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Kayan Hulu, dan Kecamatan Serawai. Luapan air sudah mencapai atap rumah warga. Sehingga warga di lima desa, terpaksa mengungsi, yakni Desa Nanga Yebidah, Desa Landau Bara, Desa Entogong, dan Desa Empakan, dengan jumlah keluarga terdampar sebanyak 825 kepala keluarga.
Sebagian warga terpaksa mengunsi ke rumah-rumah warga yang belum terdampak banjir. Ada pula warga yang terpaksa mengungsi di perkebunan karet milik warga setempat. (Baca juga: Sungai di Simalungun Meluap, Rumah Warga di 2 Kecamatan Terendam )
Kapolsek Serawai, Iptu. Rasyid mengatakan, sementara untuk wilayah Kecamatan Serawai, hingga pusat ibu kota ikut teredam banjir. "Di Kecamatan Serawai sekarang ini saja, terdapat sekitar 2. 180 kepala keluarga terdampak banjir," tuturnya.
Hingga saat ini ribuan warga terdampak banjir tersebut belum mendapatkan bantuan kebutuhan bahan pokok dari pemerintah. Aparat gabungan masih sibuk membantu mengevakuasi barang-barang milik warga yang terkena musibah banjir tersebut.
(Baca juga: Umat Nasrani Mojokerto Gelar Ibadah dengan Protokol Kesehatan )
Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut, namun seluruh harta benda milik warga ikut terendam banjir. Korem 121 Alambhana Wanawwai mengerahkan personelnya untuk membantu warga yang terkena musibah banjir ini, dengan mendirikan posko di Kecamatan Kayan Hilir.
Personel Korem 121 Alambhana Wanawwai juga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi, serta pos kesehatan yang bisa melakukan penanganan medis terhadap warga pengungsi.
(Baca juga: Putus Penularan COVID-19, Santri Gontor Diisolasi di Hotel )
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Kepala Desa Empakan, Irwan mengatakan, bencana banjir disebabkan curahan hujan yang sangat tinggi, sehingga membuat sungai meluap ke rumah warga. Bahkan, senjumlah fasilitas umum dan perkantoran juga ikut terendam.
Bencana banjir terparah terdapat di dua wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Kayan Hulu, dan Kecamatan Serawai. Luapan air sudah mencapai atap rumah warga. Sehingga warga di lima desa, terpaksa mengungsi, yakni Desa Nanga Yebidah, Desa Landau Bara, Desa Entogong, dan Desa Empakan, dengan jumlah keluarga terdampar sebanyak 825 kepala keluarga.
Sebagian warga terpaksa mengunsi ke rumah-rumah warga yang belum terdampak banjir. Ada pula warga yang terpaksa mengungsi di perkebunan karet milik warga setempat. (Baca juga: Sungai di Simalungun Meluap, Rumah Warga di 2 Kecamatan Terendam )
Kapolsek Serawai, Iptu. Rasyid mengatakan, sementara untuk wilayah Kecamatan Serawai, hingga pusat ibu kota ikut teredam banjir. "Di Kecamatan Serawai sekarang ini saja, terdapat sekitar 2. 180 kepala keluarga terdampak banjir," tuturnya.
Hingga saat ini ribuan warga terdampak banjir tersebut belum mendapatkan bantuan kebutuhan bahan pokok dari pemerintah. Aparat gabungan masih sibuk membantu mengevakuasi barang-barang milik warga yang terkena musibah banjir tersebut.
(Baca juga: Umat Nasrani Mojokerto Gelar Ibadah dengan Protokol Kesehatan )
Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut, namun seluruh harta benda milik warga ikut terendam banjir. Korem 121 Alambhana Wanawwai mengerahkan personelnya untuk membantu warga yang terkena musibah banjir ini, dengan mendirikan posko di Kecamatan Kayan Hilir.
Personel Korem 121 Alambhana Wanawwai juga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi, serta pos kesehatan yang bisa melakukan penanganan medis terhadap warga pengungsi.
(eyt)