Sempat Terlambat, KM Kelimutu Evakuasi 500 Wisatawan dari Karimunjawa
loading...
A
A
A
SEMARANG - KM. Kelimutu, kapal pengangkut wisatawan yang terjebak cuaca buruk di Kepulauan Karimunjawa, Jepara , akhirnya tiba di Karimunjawa.
Kapal yang berangkat dari pelabuhan asal di Sampit, Kotawaringin, Kalimantan Tengah itu kini bertolak ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Keterangan dari PT. Pelni, KM. Kelimutu bersandar pukul 21.56 WIB di Karimunjawa. Terlambat beberapa jam dari jadwal awal perkiraan tiba yakni pukul 17.00 WIB akibat cuaca buruk.
Setelah para wisatawan di Karimunjawa itu naik, kapal segera bertolak ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kapal bertolak dari sana pukul 22.34 WIB. Dijadwalkan tiba di Tanjung Emas Semarang sekira pukul 04.30 WIB.
“Dengan ukurannya, KM Kelimutu dapat melewati ombak 4 – 6 meter dengan aman meski mengalami keterlambatan,” kata Kepala Kesekretariatan PT. Pelni Opik Taupik, Selasa (27/12/2022).
Total wisatawan yang dievakuasi sebanyak 500 orang, terbagi 451 wisatawan lokal dan 49 wisatawan asing. KM Kelimutu sendiri memiliki panjang 99 meter, tinggi haluan 9 meter dan bobot 1400 ton. Kapal tipe 1000 pax ini regular melayari Surabaya - Sampit - Semarang - Kumai - Semarang - Karimunjawa (PP).
Khusus untuk evakuasi wisatawan, kapal dipercepat tiba di Karimunjawa dari seharusnya 30 Desember 2022 menjadi maju lebih cepat pada 27 Desember 2022. Capt. Anwar Noor bertindak sebagai nakhoda KM Kelimutu dengan membawahi 60 kru kapal.
Penugasan penjemputan wisatawan ini diawali oleh surat permohonan Bupati Jepara kepada Kementerian Perhubungan. Selanjutnya Kementerian Perhubungan menugaskan PT. Pelni yang dengan segera melakukan penyesuaian rute dan jadwal kapal terdekat dari Karimunjawa.
"Untuk membantu proses evakuasi, kami secepat mungkin mempersiapkan kapalnya kami juga menambahkan tenaga pengamanan dengan bantuan Ditpolair Kalimantan Tengah," tambah Opik.
Baca: Truk Pertamina Melintang di Tikungan, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh 10 Jam.
Ratusan wisatawan yang dievakuasi itu terjebak berhari-hari tidak bisa kembali dari Karimunjawa karena cuaca buruk. Perahu freedboard yang melayani lintas Jepara-Karimunjawa tidak bisa berlayar karena gelombang tinggi. Selama tertahan di Karimunjawa, keluhan yang paling dirasakan adalah persediaan makanan yang terbatas dan menipis.
Kapal yang berangkat dari pelabuhan asal di Sampit, Kotawaringin, Kalimantan Tengah itu kini bertolak ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Keterangan dari PT. Pelni, KM. Kelimutu bersandar pukul 21.56 WIB di Karimunjawa. Terlambat beberapa jam dari jadwal awal perkiraan tiba yakni pukul 17.00 WIB akibat cuaca buruk.
Setelah para wisatawan di Karimunjawa itu naik, kapal segera bertolak ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kapal bertolak dari sana pukul 22.34 WIB. Dijadwalkan tiba di Tanjung Emas Semarang sekira pukul 04.30 WIB.
“Dengan ukurannya, KM Kelimutu dapat melewati ombak 4 – 6 meter dengan aman meski mengalami keterlambatan,” kata Kepala Kesekretariatan PT. Pelni Opik Taupik, Selasa (27/12/2022).
Total wisatawan yang dievakuasi sebanyak 500 orang, terbagi 451 wisatawan lokal dan 49 wisatawan asing. KM Kelimutu sendiri memiliki panjang 99 meter, tinggi haluan 9 meter dan bobot 1400 ton. Kapal tipe 1000 pax ini regular melayari Surabaya - Sampit - Semarang - Kumai - Semarang - Karimunjawa (PP).
Khusus untuk evakuasi wisatawan, kapal dipercepat tiba di Karimunjawa dari seharusnya 30 Desember 2022 menjadi maju lebih cepat pada 27 Desember 2022. Capt. Anwar Noor bertindak sebagai nakhoda KM Kelimutu dengan membawahi 60 kru kapal.
Penugasan penjemputan wisatawan ini diawali oleh surat permohonan Bupati Jepara kepada Kementerian Perhubungan. Selanjutnya Kementerian Perhubungan menugaskan PT. Pelni yang dengan segera melakukan penyesuaian rute dan jadwal kapal terdekat dari Karimunjawa.
"Untuk membantu proses evakuasi, kami secepat mungkin mempersiapkan kapalnya kami juga menambahkan tenaga pengamanan dengan bantuan Ditpolair Kalimantan Tengah," tambah Opik.
Baca: Truk Pertamina Melintang di Tikungan, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh 10 Jam.
Ratusan wisatawan yang dievakuasi itu terjebak berhari-hari tidak bisa kembali dari Karimunjawa karena cuaca buruk. Perahu freedboard yang melayani lintas Jepara-Karimunjawa tidak bisa berlayar karena gelombang tinggi. Selama tertahan di Karimunjawa, keluhan yang paling dirasakan adalah persediaan makanan yang terbatas dan menipis.
(nag)