Bupati dan Wakil Bupati Jayapura Periode 2017-2022 Gelar Syukuran Akhir Masa Jabatan
loading...
A
A
A
SENTANI - Bupati dan Wakil Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw-Giri Wijayantoro, Kamis (8/12/2022) menggelar syukuran akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Jayapura Mathius-Giri periode 2017-2022.
Pada kesempatan tersebut Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Jayapura selama 10 tahun.
Acara syukuran dan perayaan Natal yang digelar di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, itu dirangkaikan dengan perayaan Natal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura bersama masyarakat.
Turut hadir Sekda Kabupaten Jayapura Hana S. Hikoyabi, para asisten, para pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Jayapura, unsur Forkompinda Jayapura, para Ondofolo, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat adat, serta tamu undangan lainnya.
Tentu dalam perjalanan yang panjang tersebut, ada berbagai macam cerita yang di temui dan tidak bisa dapat diceritakan satu persatu. Baik itu, cerita tentang keberhasilan-keberhasilan pembangunan di daerah ini, tetapi juga masih terdapat banyak hal yang terus akan dikerjakan oleh pemimpin daerah berikutnya.
“Ada banyak yang telah kita kerjakan bersama, biarlah semua yang kita kerjakan selama ini menjadi bermanfaat bagi daerah ini. Ada kebangkitan masyarakat adat, dan masih banyak lagi program yang telah kita kerjakan di daerah ini untuk kemajuan pembangunan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ondofolo Kampung Sosiri Boas Assa Enok mewakili seluruh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura menyatakan bahwa sebagai anak adat, Mathius Awoitauw telah mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawabnya sebagai anak adat. Bukti kepemimpinannya sebagai anak adat telah diwujudkan dengan mengangkat hak dan martabat adat.
Boas menegaskan, lembaga masyarakat adat di daerah ini bertahun-tahun tidak mendapat kesempatan untuk tampil menujukan jati dirinya akibat ruang untuk itu tertutup rapat. Kehadiran Mathius 10 tahun lalu di ‘Baneyau Moko’ (Gunung Merah) mendobrak segala sistim yang membelenggu adat bertahun-tahun, hingga hari ini adat boleh mendaoat ruang dalam pemerintahan di Kabupaten Jayapura.
Dirinya menerangkan, hanya pemimpin daerah yang tau adat yang mampu memberikan ruang kepada adat. Nilai-nilai kearifan lokal dengan penghormatan terhadan tatanan budaya telah diproteksi oleh pemerintah melalui kebijakan dan program Bupati Jayapura melalui program kebangkitan masyarakat adat.
Menyimak akan semua pengorbanan dan perjuangan Bupati Mathius demi mengangkat harkat martabat adat, maka sudah sepantasnya dia mendapat penghargaan dan apresiasi yang tinggi dari masyarakat adat di daerah ini.
Pada kesempatan tersebut Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Jayapura selama 10 tahun.
Acara syukuran dan perayaan Natal yang digelar di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, itu dirangkaikan dengan perayaan Natal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura bersama masyarakat.
Turut hadir Sekda Kabupaten Jayapura Hana S. Hikoyabi, para asisten, para pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Jayapura, unsur Forkompinda Jayapura, para Ondofolo, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat adat, serta tamu undangan lainnya.
Tentu dalam perjalanan yang panjang tersebut, ada berbagai macam cerita yang di temui dan tidak bisa dapat diceritakan satu persatu. Baik itu, cerita tentang keberhasilan-keberhasilan pembangunan di daerah ini, tetapi juga masih terdapat banyak hal yang terus akan dikerjakan oleh pemimpin daerah berikutnya.
“Ada banyak yang telah kita kerjakan bersama, biarlah semua yang kita kerjakan selama ini menjadi bermanfaat bagi daerah ini. Ada kebangkitan masyarakat adat, dan masih banyak lagi program yang telah kita kerjakan di daerah ini untuk kemajuan pembangunan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ondofolo Kampung Sosiri Boas Assa Enok mewakili seluruh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura menyatakan bahwa sebagai anak adat, Mathius Awoitauw telah mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawabnya sebagai anak adat. Bukti kepemimpinannya sebagai anak adat telah diwujudkan dengan mengangkat hak dan martabat adat.
Boas menegaskan, lembaga masyarakat adat di daerah ini bertahun-tahun tidak mendapat kesempatan untuk tampil menujukan jati dirinya akibat ruang untuk itu tertutup rapat. Kehadiran Mathius 10 tahun lalu di ‘Baneyau Moko’ (Gunung Merah) mendobrak segala sistim yang membelenggu adat bertahun-tahun, hingga hari ini adat boleh mendaoat ruang dalam pemerintahan di Kabupaten Jayapura.
Dirinya menerangkan, hanya pemimpin daerah yang tau adat yang mampu memberikan ruang kepada adat. Nilai-nilai kearifan lokal dengan penghormatan terhadan tatanan budaya telah diproteksi oleh pemerintah melalui kebijakan dan program Bupati Jayapura melalui program kebangkitan masyarakat adat.
Menyimak akan semua pengorbanan dan perjuangan Bupati Mathius demi mengangkat harkat martabat adat, maka sudah sepantasnya dia mendapat penghargaan dan apresiasi yang tinggi dari masyarakat adat di daerah ini.