Head to Head Dua Nasution Berebut Kursi Wali Kota Medan
loading...
A
A
A
MEDAN - Kota Medan akan memilih wali kota dan wakil wali kota terbaru pada Pilkada Serentak Desember 2020 mendatang.
Tahapan resmi Pilkada Kota Medan 2020 pun akan segera berjalan. Hal ini membuat situasi politik di Kota Medan semakin memanas.
Apalagi, Warga Kota Medan telah akrab mendengar dan melihat bahwa kontestasi terlihat hanya akan diikuti hanya oleh dua pasangan calon. Dari kedua pasangan calon tersebut telah terlihat sosok calon wali kotanya, namun untuk sosok calon wakil wali kota masih dinamis. (BACA JUGA: Tak Terima Anaknya Ditembak Oknum Polisi, Kasat Reskrim Langkat Dilaporkan ke Polda Sumut)
Kedua calon wali kota itu yakni Akhyar Nasution. Akhyar saat ini menjadi Plt Wali Kota Medan serta menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution. Dua Nasution ini akan bertarung meraih simpati dan suara warga Medan saat Pilkada Desember 2020 nanti. Bobby Nasution saat ini juga dikenal sebagai inisiator gerakan #KolaborasiMedanBerkah.
Berdasarkan pengamatan dari akademisi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Faisal Riza, Akhyar Nasution hanya akan didukung oleh dua partai politik, yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kemungkinan besar didukung oleh Demokrat dan PKS.Kedua partai ini punya segmen pemilih yang spesifik," kata Faisal Riza, Kamis (9/7/2020).
Namun, Faisal Riza tidak begitu yakin Akhyar bisa dengan cepat memanfaatkan segmen pemilih yang spesifik dari kedua partai tersebut.
"Tapi apakah bisa secara cepat membangun psikopolitik dengan pendukung partai itu Challenge nya. Selain itu mungkin bisa dilihat dari seberapa efektifitas strategi dan pembiayaan kerja politik," jelasnya. (BACA JUGA: 3 Provokator Demo Anarkis BLT di Madina yang Ditangkap Berasal dari Luar Desa)
Di sisi lain Bobby Nasution, Faisal Riza menghitung bahwa banyak partai yang akan mendukung. Partai-partai tersebut adalah PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PAN, PSI, dan PPP.
"Koalisi gemuk ini bisa merupakan modal awal yang sangat cukup dan menjadi kelebihan jika dikelola dengan efektif. Platform Kolaborasi sangat kuat tergambar dari ragam partai yang bisa bekerja di dalam, dan juga kelompok sosial yang beragam dan terbuka. Jaringan ini mengandaikan lebih banyak peluang," paparnya.
Dijelaskannya, kehadiran Bobby Nasution dalam Pemilihan Wali Kota Medan 2020 tidak sekedar menarik perhatian partai politik. Tapi juga menjadi harapan bagi masyarakat Kota Medan dalam membawa perubahan.
"Kehadiran Bobby juga dapat dianggap representasi dari suasana bathin masyarakat kota yang menginginkan perubahan fundamental dalam penyelenggaraan kota modern, yang lebih estetis, lebih berkah.
Untuk perspektif figur, kedua sosok tersebut dinilai Faisal Riza memiliki karakter yang sangat berbeda. Akhyar Nasution adalah sosok yang emosional dan visi "Medan Cantik" yang dibawanya masih belum teruji. (BACA JUGA: Jelang Pilkada, 4.294 PPDP Jalani Rapid Tes di Lima Zona)
"Akhyar Nasution adalah Plt Walikota, mungkin bisa menguasai birokrasi. Gaya manejerialnya emosional, meledak-ledak. Slogan 'Medan Cantik'juga masih perlu pembuktian," ungkapnya.
Sementara Bobby Nasution, dinilai sebagai sosok milenial yang memiliki potensi besar dalam mengelola pendukung dan masyarakat yang majemuk.
"Muda dan representasi millenial. Menjanjikan pengharapan merubah wajah kota Medan yang lebih baik. Sebagai menantu presiden, memberikan peluang terkonsolidasinya banyak kelompok pendukung," tandasnya.
Tahapan resmi Pilkada Kota Medan 2020 pun akan segera berjalan. Hal ini membuat situasi politik di Kota Medan semakin memanas.
Apalagi, Warga Kota Medan telah akrab mendengar dan melihat bahwa kontestasi terlihat hanya akan diikuti hanya oleh dua pasangan calon. Dari kedua pasangan calon tersebut telah terlihat sosok calon wali kotanya, namun untuk sosok calon wakil wali kota masih dinamis. (BACA JUGA: Tak Terima Anaknya Ditembak Oknum Polisi, Kasat Reskrim Langkat Dilaporkan ke Polda Sumut)
Kedua calon wali kota itu yakni Akhyar Nasution. Akhyar saat ini menjadi Plt Wali Kota Medan serta menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution. Dua Nasution ini akan bertarung meraih simpati dan suara warga Medan saat Pilkada Desember 2020 nanti. Bobby Nasution saat ini juga dikenal sebagai inisiator gerakan #KolaborasiMedanBerkah.
Berdasarkan pengamatan dari akademisi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Faisal Riza, Akhyar Nasution hanya akan didukung oleh dua partai politik, yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kemungkinan besar didukung oleh Demokrat dan PKS.Kedua partai ini punya segmen pemilih yang spesifik," kata Faisal Riza, Kamis (9/7/2020).
Namun, Faisal Riza tidak begitu yakin Akhyar bisa dengan cepat memanfaatkan segmen pemilih yang spesifik dari kedua partai tersebut.
"Tapi apakah bisa secara cepat membangun psikopolitik dengan pendukung partai itu Challenge nya. Selain itu mungkin bisa dilihat dari seberapa efektifitas strategi dan pembiayaan kerja politik," jelasnya. (BACA JUGA: 3 Provokator Demo Anarkis BLT di Madina yang Ditangkap Berasal dari Luar Desa)
Di sisi lain Bobby Nasution, Faisal Riza menghitung bahwa banyak partai yang akan mendukung. Partai-partai tersebut adalah PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PAN, PSI, dan PPP.
"Koalisi gemuk ini bisa merupakan modal awal yang sangat cukup dan menjadi kelebihan jika dikelola dengan efektif. Platform Kolaborasi sangat kuat tergambar dari ragam partai yang bisa bekerja di dalam, dan juga kelompok sosial yang beragam dan terbuka. Jaringan ini mengandaikan lebih banyak peluang," paparnya.
Dijelaskannya, kehadiran Bobby Nasution dalam Pemilihan Wali Kota Medan 2020 tidak sekedar menarik perhatian partai politik. Tapi juga menjadi harapan bagi masyarakat Kota Medan dalam membawa perubahan.
"Kehadiran Bobby juga dapat dianggap representasi dari suasana bathin masyarakat kota yang menginginkan perubahan fundamental dalam penyelenggaraan kota modern, yang lebih estetis, lebih berkah.
Untuk perspektif figur, kedua sosok tersebut dinilai Faisal Riza memiliki karakter yang sangat berbeda. Akhyar Nasution adalah sosok yang emosional dan visi "Medan Cantik" yang dibawanya masih belum teruji. (BACA JUGA: Jelang Pilkada, 4.294 PPDP Jalani Rapid Tes di Lima Zona)
"Akhyar Nasution adalah Plt Walikota, mungkin bisa menguasai birokrasi. Gaya manejerialnya emosional, meledak-ledak. Slogan 'Medan Cantik'juga masih perlu pembuktian," ungkapnya.
Sementara Bobby Nasution, dinilai sebagai sosok milenial yang memiliki potensi besar dalam mengelola pendukung dan masyarakat yang majemuk.
"Muda dan representasi millenial. Menjanjikan pengharapan merubah wajah kota Medan yang lebih baik. Sebagai menantu presiden, memberikan peluang terkonsolidasinya banyak kelompok pendukung," tandasnya.
(vit)