Dorong Peningkatan Ekspor Jatim, Khofifah Gelar Misi Dagang di Riyadh Arab Saudi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemprov Jatim menggelar misi dagang dengan pelaku usaha di Riyadh - Arab Saudi.Misi dagang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini dilakukan di Cultural Palace, Diplomatic Quarter, Riyadh.
Misi dagang untuk memperluas akses pasar perdagangan ekspor bagi pelaku usaha dan mempertemukan pelaku usaha khususnya eksportir dan importir serta distributor dari kedua negara baik dari Jatim maupun dari Riyadh - Arab Saudi.
Khofifah mengatakan, misi dagang ini adalah kegiatan strategis yang diharapkan akan menarik investasi serta meningkatkan ekspor berbagai komoditas unggulan dari Jatim untuk memenuhi kebutuhan pasar perdagangan di Arab Saudi.
"Di awal misi dagang Jatim di Riyadh ini, hampir semua produk yang ditawarkan telah mencatatkan transaksi dan mendapatkan mitra distributor. Komitmen investasi juga kita peroleh," katanya, Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, ini adalah awalan yang baik karena misi dagang yang mempertemukan pelaku usaha Jatim dan Riyadh ini tidak akan selesai dalam waktu misi dagang ini saja. Melainkan juga masih akan berjalan secara virtual. "Ada komoditas Jatim yang potensial mengisi pasar Saudi Arabia khususnya berbagai produk makanan minuman industri kecil menengah," ujarnya.
Baca juga: Sosok Kakek Pemulung Miskin di Madiun yang Tolak Terima BLT
Ia optimistis misi dagang Jatim di Riyadh ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Jatim. Sebab pertumbuhan ekonomi Jatim terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. "Dan iklim usaha di Jatim yang kondusif mendorong investasi terus tumbuh di Jatim. Pertumbuhan investasi di Jatim yang hampir dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan investasi secara nasional pada semester I tahun 2022. Yakni 69,2 persen sedangkan nasional 35,5 persen," tandasnya.
Di Jatim saat ini juga telah ada tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Ada KEK JIIPE di Gresik, KEK bidang IT di Malang, dan juga Kawasan Industri Halal di Sidoarjo. "Saya berharap dengan potensi kuat Jatim bisa meyakinkan pelaku usaha di Arab Saudi untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan Jatim," terangnya.
Khofifah mengaku memiliki alasan tersendiri memilih Arab Saudi sebagai negara pertama tujuan Misi Dagang. Saat ini Saudi Arabia tercatat sebagai negara kedua terbesar tujuan utama Ekspor Jatim ke wilayah Timur Tengah setelah Uni Emirat Arab.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor produk Jatim ke Arab Saudi periode Januari-Juli 2022 mencapai USD97,98 Juta. Sedangkan nilai impor Arab Saudi ke Jatim dalam periode yang sama mencapai USD49,41 Juta. Sehingga surplus perdagangan Jatim ke Arab Saudi mencapai USD48,58 Juta.
Misi dagang untuk memperluas akses pasar perdagangan ekspor bagi pelaku usaha dan mempertemukan pelaku usaha khususnya eksportir dan importir serta distributor dari kedua negara baik dari Jatim maupun dari Riyadh - Arab Saudi.
Khofifah mengatakan, misi dagang ini adalah kegiatan strategis yang diharapkan akan menarik investasi serta meningkatkan ekspor berbagai komoditas unggulan dari Jatim untuk memenuhi kebutuhan pasar perdagangan di Arab Saudi.
"Di awal misi dagang Jatim di Riyadh ini, hampir semua produk yang ditawarkan telah mencatatkan transaksi dan mendapatkan mitra distributor. Komitmen investasi juga kita peroleh," katanya, Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, ini adalah awalan yang baik karena misi dagang yang mempertemukan pelaku usaha Jatim dan Riyadh ini tidak akan selesai dalam waktu misi dagang ini saja. Melainkan juga masih akan berjalan secara virtual. "Ada komoditas Jatim yang potensial mengisi pasar Saudi Arabia khususnya berbagai produk makanan minuman industri kecil menengah," ujarnya.
Baca juga: Sosok Kakek Pemulung Miskin di Madiun yang Tolak Terima BLT
Ia optimistis misi dagang Jatim di Riyadh ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Jatim. Sebab pertumbuhan ekonomi Jatim terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. "Dan iklim usaha di Jatim yang kondusif mendorong investasi terus tumbuh di Jatim. Pertumbuhan investasi di Jatim yang hampir dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan investasi secara nasional pada semester I tahun 2022. Yakni 69,2 persen sedangkan nasional 35,5 persen," tandasnya.
Di Jatim saat ini juga telah ada tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Ada KEK JIIPE di Gresik, KEK bidang IT di Malang, dan juga Kawasan Industri Halal di Sidoarjo. "Saya berharap dengan potensi kuat Jatim bisa meyakinkan pelaku usaha di Arab Saudi untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan Jatim," terangnya.
Khofifah mengaku memiliki alasan tersendiri memilih Arab Saudi sebagai negara pertama tujuan Misi Dagang. Saat ini Saudi Arabia tercatat sebagai negara kedua terbesar tujuan utama Ekspor Jatim ke wilayah Timur Tengah setelah Uni Emirat Arab.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor produk Jatim ke Arab Saudi periode Januari-Juli 2022 mencapai USD97,98 Juta. Sedangkan nilai impor Arab Saudi ke Jatim dalam periode yang sama mencapai USD49,41 Juta. Sehingga surplus perdagangan Jatim ke Arab Saudi mencapai USD48,58 Juta.