6 Raja Wanita Penguasa Nusantara, Nomor 3 Pegang Peran Besar di Majapahit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terdapat sejumlah raja wanita yang pernah menguasai nusantara . Bahkan di antara mereka sempat mengantarkan kerajaannya mencapai masa keemasan.
Dalam sejarah kerajaan nusantara tidak semata-mata kekuasaan dipegang oleh kaum pria. Hal ini mungkin akan sulit dipercaya, karena ditengah sistem patriarki yang kental di masa lalu akan sulit bagi seorang wanita menguasai dan memerintah sebuah kerajaan.
Baca juga : Ini Raja Wanita yang Pernah Memerintah Kerajaan Majapahit, Nomor 2 Hidupkan Budaya Lokal
Berikut enam raja wanita yang pernah menguasai nusantara :
1. Ratu Nahrasiyah - Samudera Pasai
Dilansir dari fin.unusia.ac.id, Ratu Nahrasiyah merupakan ratu dari kerajaan Samudra Pasai yang berkuasa dari 1405-1428M. Selama masa pemerintahannya, banyak perempuan terlibat aktif dalam penyebaran Islam, beberapa di antaranya menjadi penyiar agama.
Selain itu Ratu ini juga berhasil meningkatkan laju perdagangan, serta kerap memperjuangkan hak-hak perempuan yang kala itu sering diremehkan. Karena itu raja perempuan ini selalu dihormati teruntuk kalangan wanita.
2. Sultanah Safiatuddin - Aceh
Sultanah Safiatuddin merupakan putri tertua dari Sultan Iskandar Muda, yang pernah menjadi raja di Kesultanan Aceh Darussalam. Dia memiliki gelar Paduka Sri Sultanah Ratu Safiatuddin Tajul Alam Syah Johan Berdaulat Zillu Ilahi fi'I Alam.
Selama memerintah selama 35 tahun, Sultanah Safiatuddin membentuk barisan perempuan pengawal istana yang turut bertempur di dalam Perang Malaka pada tahun 1639. Pada masa kekuasaannya ini ilmu dan kesusastraan juga mulai berkembang pesat di Aceh.
Hal itu dikarenakan Sultanah Safiatuddin dikenal sebagai sosok yang cerdas, bahkan diketahui dia menguasai empat bahasa lain yakni Bahasa Arab, Persia, Spanyol, dan Urdu.
3. Ratu Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddhani - Majapahit
Dikutip dari jurnal bertajuk "Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Masa Jawa Kuno : Era Majapahit", sepeninggal Jayanegara, Gajah Mada memohon pada Dyah Gayatri agar menjadi penguasa Majapahit berikutnya. Namun sang ratu yang telah sepuh menolaknya dengan halus dan mengajukan putrinya Tribhuwanattunggadewi sebagai penguasa berikutnya.
Tugas dari sang raja perempuan ini ialah untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi setelah era Jayanegara. Dialah yang mengangkat Gajah Mada menjadi mahapatih dan menghasilkan Sumpah Palapa.
Selain itu Tribhuwanottunggadewi juga berperan dalam menaklukkan wilayah Sadengan, Keta, Sumatera, dan Bali. Serta mendapat kepercayaan penuh dari rakyatnya. Dia memerintah selama 22 tahun sebelum akhirnya takhta diserahkan pada putranya Hayam Wuruk pada 1350 M.
Baca juga : Kisah Siasat Raja Mataram Utus Wanita Cantik untuk Taklukkan Madiun
4. Ratu Dyah Suhita - Majapahit
Selain Ratu Tribhuwanottunggadewi tercatat pula nama Dyah Suhita yang memimpin Majapahit pada 1429-1447 M. Kemunculannya ini tak lepas dari kisruhnya kerajaan Majapahit selepeninggalan Hayam Wuruk, dia mulai memerintah setelah Perang Paregreg.
Ketika itu Suhita diangkat menjadi pemimpin di usianya yang masih muda yakni 20 tahun. Dalam masa kepemimpinannya selama 28 tahun, dia sempat menata kembali kerajaan Majapahit yang diambang kehancuran.
5. Ratu Shima - Kalingga
Raja perempuan ini memerintah Kerajaan Kalingga tahun 670-730 M. Selama 60 tahun masa kekuasaannya dia dikenal sebagai ratu yang tegas dalam menegakkan hukm.
Dia bahkan sempat mau menghukum anaknya sendiri hanya karena menyentuh kantung emas yang terjatuh di alun alun. Nilai kejujuran yang diterapkannya ini memang membuat masyarakat banyak mengaguminya.
6. Dyah Tulodong - Mataramn Kuno
Perempuan yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno pada 919 - 924 M ini dianggap naik takhta menggantikan Mpu Daksa. Namun, tidak banyak kisah yang menjelaskan bagaimana wanita ini memerintah Kerajaan Mataram, hanya terdapat beberapa penemuan dari prasasti.
Dalam Prasasti Ritihang yang dikeluarkan oleh Mpu Daksa terdapat tokoh Rakryan Layang namun nama aslinya tidak terbaca. Ditinjau dari ciri-cirinya, tokoh Rakryan Layang ini seorang wanita berkedudukan tinggi, jadi tidak mungkin sama dengan Dyah Tulodhong.
Dalam sejarah kerajaan nusantara tidak semata-mata kekuasaan dipegang oleh kaum pria. Hal ini mungkin akan sulit dipercaya, karena ditengah sistem patriarki yang kental di masa lalu akan sulit bagi seorang wanita menguasai dan memerintah sebuah kerajaan.
Baca juga : Ini Raja Wanita yang Pernah Memerintah Kerajaan Majapahit, Nomor 2 Hidupkan Budaya Lokal
Berikut enam raja wanita yang pernah menguasai nusantara :
1. Ratu Nahrasiyah - Samudera Pasai
Dilansir dari fin.unusia.ac.id, Ratu Nahrasiyah merupakan ratu dari kerajaan Samudra Pasai yang berkuasa dari 1405-1428M. Selama masa pemerintahannya, banyak perempuan terlibat aktif dalam penyebaran Islam, beberapa di antaranya menjadi penyiar agama.
Selain itu Ratu ini juga berhasil meningkatkan laju perdagangan, serta kerap memperjuangkan hak-hak perempuan yang kala itu sering diremehkan. Karena itu raja perempuan ini selalu dihormati teruntuk kalangan wanita.
2. Sultanah Safiatuddin - Aceh
Sultanah Safiatuddin merupakan putri tertua dari Sultan Iskandar Muda, yang pernah menjadi raja di Kesultanan Aceh Darussalam. Dia memiliki gelar Paduka Sri Sultanah Ratu Safiatuddin Tajul Alam Syah Johan Berdaulat Zillu Ilahi fi'I Alam.
Selama memerintah selama 35 tahun, Sultanah Safiatuddin membentuk barisan perempuan pengawal istana yang turut bertempur di dalam Perang Malaka pada tahun 1639. Pada masa kekuasaannya ini ilmu dan kesusastraan juga mulai berkembang pesat di Aceh.
Hal itu dikarenakan Sultanah Safiatuddin dikenal sebagai sosok yang cerdas, bahkan diketahui dia menguasai empat bahasa lain yakni Bahasa Arab, Persia, Spanyol, dan Urdu.
3. Ratu Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddhani - Majapahit
Dikutip dari jurnal bertajuk "Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Masa Jawa Kuno : Era Majapahit", sepeninggal Jayanegara, Gajah Mada memohon pada Dyah Gayatri agar menjadi penguasa Majapahit berikutnya. Namun sang ratu yang telah sepuh menolaknya dengan halus dan mengajukan putrinya Tribhuwanattunggadewi sebagai penguasa berikutnya.
Tugas dari sang raja perempuan ini ialah untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi setelah era Jayanegara. Dialah yang mengangkat Gajah Mada menjadi mahapatih dan menghasilkan Sumpah Palapa.
Selain itu Tribhuwanottunggadewi juga berperan dalam menaklukkan wilayah Sadengan, Keta, Sumatera, dan Bali. Serta mendapat kepercayaan penuh dari rakyatnya. Dia memerintah selama 22 tahun sebelum akhirnya takhta diserahkan pada putranya Hayam Wuruk pada 1350 M.
Baca juga : Kisah Siasat Raja Mataram Utus Wanita Cantik untuk Taklukkan Madiun
4. Ratu Dyah Suhita - Majapahit
Selain Ratu Tribhuwanottunggadewi tercatat pula nama Dyah Suhita yang memimpin Majapahit pada 1429-1447 M. Kemunculannya ini tak lepas dari kisruhnya kerajaan Majapahit selepeninggalan Hayam Wuruk, dia mulai memerintah setelah Perang Paregreg.
Ketika itu Suhita diangkat menjadi pemimpin di usianya yang masih muda yakni 20 tahun. Dalam masa kepemimpinannya selama 28 tahun, dia sempat menata kembali kerajaan Majapahit yang diambang kehancuran.
5. Ratu Shima - Kalingga
Raja perempuan ini memerintah Kerajaan Kalingga tahun 670-730 M. Selama 60 tahun masa kekuasaannya dia dikenal sebagai ratu yang tegas dalam menegakkan hukm.
Dia bahkan sempat mau menghukum anaknya sendiri hanya karena menyentuh kantung emas yang terjatuh di alun alun. Nilai kejujuran yang diterapkannya ini memang membuat masyarakat banyak mengaguminya.
6. Dyah Tulodong - Mataramn Kuno
Perempuan yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno pada 919 - 924 M ini dianggap naik takhta menggantikan Mpu Daksa. Namun, tidak banyak kisah yang menjelaskan bagaimana wanita ini memerintah Kerajaan Mataram, hanya terdapat beberapa penemuan dari prasasti.
Dalam Prasasti Ritihang yang dikeluarkan oleh Mpu Daksa terdapat tokoh Rakryan Layang namun nama aslinya tidak terbaca. Ditinjau dari ciri-cirinya, tokoh Rakryan Layang ini seorang wanita berkedudukan tinggi, jadi tidak mungkin sama dengan Dyah Tulodhong.
(bim)