Rapid Test Ibu Hamil Mulai Dilakukan, Reaktif Langsung Diisolasi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kondisi ibu hamil di tengah pandemi COVID-19 sangat rawan. Mereka menjadi kelompok rentan yang bisa tertular virus Corona beserta janin yang ada di dalam kandungan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai melakukan deteksi dini dan pemetaan untuk menentukan rumah sakit (RS) rujukan bagi ibu hamil. Mereka harus dideteksi lebih dini untuk bisa diberikan penanganan yang cepat.
(Baca juga: Dokternya Positif COVID-19, Puskesmas di Mojokerto Ditutup )
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya menjadi salah satu perhatian serius di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Pihaknya melakukan pemeriksaan awal atau deteksi dini pada ibu hamil di Puskesmas untuk mengetahui kondisinya apakah tergolong risiko tinggi atau risiko rendah.
“Jadi puskesmas bertanggung jawab terhadap pemeriksaan awal bumil. Kalau dia risiko tinggi, maka untuk selanjutnya dia harus melakukan pemeriksaan kehamilan ke rumah sakit. Mereka yang dengan risiko tinggi melakukan pemeriksaan di rumah sakit,” kata Feny, panggilan akrabnya, Rabu (8/7/2020).
Ia melanjutkan, tak hanya deteksi dini saja, para ibu hamil juda diwajibkan menjalani rapid test. Jika hasil pemeriksaan rapid test reaktif, maka dia harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU), baik itu ibu hamil dengan risiko tinggi maupun rendah. Sebab, untuk Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) saat ini belum tersedia ruangan bertekanan negatif.
”Namun bagi ibu hamil yang hasil pemeriksaan rapid test non reaktif, itu kita rujuk ke RSIA. Jadi sebelumnya kita seleksi betul di Puskesmas,” jelasnya.
(Baca juga: Korban Pencabulan Pendeta di Surabaya Masih Alami Mimpi Buruk )
Pemetaan rumah sakit rujukan bagi ibu hamil ini, kata Feny, berdasarkan hasil kesepakatan bersama dengan para ahli kesehatan. Tujuannya tak lain, untuk menyelamatkan bumil agar tidak tertular COVID-19. Khusus bagi bumil yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif, selanjutnya dilakukan perawatan ke RSU, bukan RSIA.
“Nah pada saat pandemi ini yang harus kita ingat itu dia (ibu hamil) terpapar atau tidak. Jadi puskesmas melakukan rapid test itu,” jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai melakukan deteksi dini dan pemetaan untuk menentukan rumah sakit (RS) rujukan bagi ibu hamil. Mereka harus dideteksi lebih dini untuk bisa diberikan penanganan yang cepat.
(Baca juga: Dokternya Positif COVID-19, Puskesmas di Mojokerto Ditutup )
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya menjadi salah satu perhatian serius di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Pihaknya melakukan pemeriksaan awal atau deteksi dini pada ibu hamil di Puskesmas untuk mengetahui kondisinya apakah tergolong risiko tinggi atau risiko rendah.
“Jadi puskesmas bertanggung jawab terhadap pemeriksaan awal bumil. Kalau dia risiko tinggi, maka untuk selanjutnya dia harus melakukan pemeriksaan kehamilan ke rumah sakit. Mereka yang dengan risiko tinggi melakukan pemeriksaan di rumah sakit,” kata Feny, panggilan akrabnya, Rabu (8/7/2020).
Ia melanjutkan, tak hanya deteksi dini saja, para ibu hamil juda diwajibkan menjalani rapid test. Jika hasil pemeriksaan rapid test reaktif, maka dia harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU), baik itu ibu hamil dengan risiko tinggi maupun rendah. Sebab, untuk Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) saat ini belum tersedia ruangan bertekanan negatif.
”Namun bagi ibu hamil yang hasil pemeriksaan rapid test non reaktif, itu kita rujuk ke RSIA. Jadi sebelumnya kita seleksi betul di Puskesmas,” jelasnya.
(Baca juga: Korban Pencabulan Pendeta di Surabaya Masih Alami Mimpi Buruk )
Pemetaan rumah sakit rujukan bagi ibu hamil ini, kata Feny, berdasarkan hasil kesepakatan bersama dengan para ahli kesehatan. Tujuannya tak lain, untuk menyelamatkan bumil agar tidak tertular COVID-19. Khusus bagi bumil yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif, selanjutnya dilakukan perawatan ke RSU, bukan RSIA.
“Nah pada saat pandemi ini yang harus kita ingat itu dia (ibu hamil) terpapar atau tidak. Jadi puskesmas melakukan rapid test itu,” jelasnya.
(msd)