Tan Deseng, Maestro Keturunan Tionghoa yang Jago Bermain Karawitan Sunda
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kesenian tradisional Sunda, kehilangan seorang maestro untuk selamanya. Tan Deseng, maestro karawatin Sunda, meninggal dunia karena sakit. Selama ini, Tan Deseng dikenal sebagai seniman yang sangat menguasai dan jago bermain karawitan Sunda.
Sahabat Tan Deseng, Boy Worang mengatakan, Tan Deseng adalah seniman yang menguasai seni karawitan. Semasa hidup, Tan Deseng sangat menguasai sailendra dan seni musik karawitan lainnya, serta mampu memainkannya dengan sangat indah.
"Beliau sosok yang tak hanya bisa menguasai, tapi seniman yang juga bisa memainkan karawitan Sunda. Makanya dia dapat gelar maestro dari pemerintah. Saya sebagai sahabat, sangat kehilangan atas meninggalnya beliau," kata Boy Worang, Minggu (6/11/2022).
Maestro Karawitan Sunda ini, meninggal dunia pada pada pukul 13.30 WIB di Rumah Sakit Rajawali, Kota Bandung, Minggu (6/11/2022). Tan Deseng meninggal pada usia 80 tahun, karena sakit.
Saat ini, almarhum disemayamkan di rumah duka, Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Warung Muncang, Kota Bandung. Rencananya, almarhum akan disemayamkan di rumah duka hingga tiga hari ke depan.
Tan Deseng meninggalkan tiga orang anak. Dua perempuan dan satu laki-laki. Tan Deseng yang meraih gelar Maestro Karawitan Sunda pada 2015 tersebut, selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan, dia harus berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya hingga meninggal dunia.
Sahabat Tan Deseng, Boy Worang mengatakan, Tan Deseng adalah seniman yang menguasai seni karawitan. Semasa hidup, Tan Deseng sangat menguasai sailendra dan seni musik karawitan lainnya, serta mampu memainkannya dengan sangat indah.
"Beliau sosok yang tak hanya bisa menguasai, tapi seniman yang juga bisa memainkan karawitan Sunda. Makanya dia dapat gelar maestro dari pemerintah. Saya sebagai sahabat, sangat kehilangan atas meninggalnya beliau," kata Boy Worang, Minggu (6/11/2022).
Maestro Karawitan Sunda ini, meninggal dunia pada pada pukul 13.30 WIB di Rumah Sakit Rajawali, Kota Bandung, Minggu (6/11/2022). Tan Deseng meninggal pada usia 80 tahun, karena sakit.
Saat ini, almarhum disemayamkan di rumah duka, Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Warung Muncang, Kota Bandung. Rencananya, almarhum akan disemayamkan di rumah duka hingga tiga hari ke depan.
Tan Deseng meninggalkan tiga orang anak. Dua perempuan dan satu laki-laki. Tan Deseng yang meraih gelar Maestro Karawitan Sunda pada 2015 tersebut, selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan, dia harus berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya hingga meninggal dunia.
(eyt)