Di Tengah Pandemi COVID-19, FEB Unisma Gelar Sekolah Pasar Modal

Selasa, 07 Juli 2020 - 16:04 WIB
loading...
Di Tengah Pandemi COVID-19,...
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma), menggelar sekolah pasar modal secara daring. Foto/Dok. FEB Unisma
A A A
MALANG - Pandemi COVID-19 yang menekan ekonomi dan perdagangan global termasuk Indonesia, tidak menyurutkan langkah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang ( FEB Unisma ) menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal Digital Bacht VIII.

(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini New Corporate Culture Menurut FEB Unisma )

Kegiatan yang menjadi salah satu program unggulan fakultas favorit ini tidak tanggung-tanggung, dengan menggandeng PT Bursa Efek Indonesia, mengingat fakultas ini telah memiliki galeri investasi yang mewadahi para Kelompok Studi Pasar Modal ( KSPM) FEB Unisma yang peduli terhadap dunia pasar modal.

Acara yang dihelat pada masa normal baru ini dibuka oleh Dekan FEB Unisma , Nur Diana. Dalam sambutannya, Diana mengatakan, bahwa goncangan krisis keuangan global yang masih dirasakan dampaknya belum usai, dunia bisnis ditempa pula adanya krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19. Hal ini mempengaruhi kinerja pasar modal global, bahkan Indonesia.

Jika dilihat awal pandemi bulan Februari-Maret mulai terjadi tekanan mendadak akibat pandemi COVID-19. Pasar belum siap, pengetahuan tentang virus juga belum banyak, dan dampak tekanan terjadi secara global. (Baca juga: Silatnas IKA Unisma: Penguatan Entrepreneurship di Kampus Merdeka )

"Di tengah kondisi yang sulit, perlu dicermati strategi dan peluang investasi dalam perdagangan saham di Indonesia" ujar Diana di tengah sambutan pembukaan.

Selanjutnya Diana memberi semangat kepada 400 peserta SPM Bacht VIII ini, untuk tidak patah semangat dalam mempelajari transaksi perdagangan saham ditengah lesunya perekonomian global.

"Jika kita sering mengikuti berita bisnis, dapat dilihat memasuki kuartal kedua, pasar mulai melihat peluang, dimana beberapa Industri mulai menunjukkan harapan cuan (keuntungan) di antaranya sektor farmasi, telekomonikasi, logistik, bahan pangan sehari- hari, di saat sektor lain terpuruk," ungkapnya.

Asikin Ashar dari PT Bursa Efek Indonesia, Kantor Perwakilan Jawa Timur, dalam paparannya menjelaskan, kondisi riil perdagangan saham masa pandemi dan pemulihan, baik di dunia global maupun Indonesia. (Baca juga: Alumni Talk FEB Unisma: Kampus Merdeka Bangun Budaya Ilmiah Baru )

Secara umum sektor farmasi menjadi sektor yang diharapkan investor, menjadi leader defensif dalam kondisi krisis, khususnya menghadapi masalah kesehatan. Sektor-sektor lainnya juga mendapatkan peluang seperti telekomunikasi dan yang terkait dengan logistik maupun pengiriman barang.

Selain itu sektor konsumen, terutama bahan pangan, makanan sehari-hari, dapat menjadi sektor yang pulih dibandingkan sektor di bidang sekunder dan tersier. Sedangkan sektor yang yang masih tertekan adalah perbankan, karena kualitas kredit yang memburuk, dengan banyaknya perusahaan, restoran, hotel tidak bisa beroperasi secara optimal.

"Masa pandemi ini, pasar modal Indonesia memberikan rapor merah. Namun sejalan kebijakan yang dibuat pemerintah, lambat laun ada beberapa sektor yang memberikan harapan investor. Prediksi ke depan indeks berada di kisaran 5000-an, memang belum dapat kembali ke level sebelum krisis, dengan asumsi kondisi perekonomian dan tingkat suku bunga tetap berada dalam posisi sekarang ini," tuturnya.

Selanjutnya Asikin mulai mengajak peserta SPM untuk memahami investasi pasar modal, seluk-beluk dunia investasi, kondisi fundamental perusahaan yang ada di bursa beserta pergerakan harga sahamnya, serta strategi investasi saham di masa pandemi serta strategi mendapatkan keuntungan.

(Baca juga: Business Talk FEB Unisma: Tantangan Ekonomi di Tengah Pandemi )

Sementara itu, Branch Manager Indopremier Online Trading Malang, Ami Nabila memberikan paparan tentang Initial Public Offering (IPO) sebagai salah satu fasilitas bagi nasabah, PT Indo Premier Sekuritas memberikan kesempatan yang sama kepada setiap nasabah PT Indo Premier Sekuritas saham perdana untuk setiap perusahaan yang di-underwrite sebelum listing di Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, trik memilih saham menjadi materi yang sangat diminati perserta SPM Digital. Ami Nabila juga memberikan strategi bagaimana mengenali saham blule chips dan berpotensi menimbulkan keuntungan.

Dewi Srianah selaku Kepala Kantor Perwakilan Jawa Timur PT. Bursa Efek Indonesia, sangat mengapresiasi kegiatan Sekolah Pasar Modal Digital yang dilaksanakan FEB Unisma.

Dewi mengatakan, bahwa sejak Maret hingga sekarang, PT BEI menerapkan work from home, sehingga semua aktivitas harus dilakukan secara digital, termasuk aktivitas saat ini yang biasanya PT BEI hadir langsung di FEB Unisma . "Saya berharap, Galeri Investasi FEB Unisma tetap menpertahankan performanya menjadi 10 besar Galeri Teraktif Seluruh Indonesia," pungkasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2583 seconds (0.1#10.140)