Kisah Tragis Pembunuhan Sunan Prawoto yang Melibatkan Sunan Kudus

Kamis, 27 Oktober 2022 - 06:20 WIB
loading...
Kisah Tragis Pembunuhan Sunan Prawoto yang Melibatkan Sunan Kudus
Makam Sunan Prawoto. Foto: Istimewa
A A A
SUNAN Prawoto merupakan raja keempat Kesultanan Demak Bintara. Riwayat hidupnya sangat tragis. Dia dibunuh sepupunya sendiri, yaitu Arya Panangsang. Tragisnya, pembunuhan ini melibatkan Sunan Kudus.

Bagaimana kisahnya? Berikut ulasan Cerita Pagi. Dimulai dengan naiknya Sultan Trenggana menjadi raja ketiga Kesultanan Demak Bintara, menggantikan Raden Abdul Qadir bin Yunus yang dikenal dengan Pati Unus.

Saat Pati Unus gugur dalam pertempuran melawan Portugis di Malaka, pada 1521, terjadi perebutan takhta antara kedua adiknya, yakni antara Raden Kikin dan Raden Trenggana. Namun, berhasil dimenangkan Trenggana.



Sultan Trenggana diangkat menjadi raja ketiga Kesultanan Demak Bintara, pada 1521 dan memerintah hingga 1546. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Demak Bintara mencapai puncak kejayaannya.

Wilayah Tuban, Madiun, Surabaya, Pasuruan, Malang, dan Kerajaan Hindu terakhir di Jawa, yakni Blambangan, semua berhasil dikuasainya. Sultan Trenggana pun gugur dalam pertempuran menaklukkan Pasuruan, pada 1546.

Sunan Prawoto merupakan anak kedua Sultan Trenggana. Dia memiliki tiga orang adik perempuan dan satu orang adik laki-laki. Sedang kakaknya perempuan. Sehingga, totalnya mereka enam bersaudara.



Sewaktu kecil, Sunan Prawoto dipanggil dengan nama Pangeran Mukmin atau Pengeran Hadi Mukmin. Terkadang, dia juga disebut Raden Hadi Mukmin. Saat Sultan Trenggana gugur, Sunan Prawoto menggantikan ayahnya.

Namun, naiknya Sunan Prawoto menjadi raja keempat Kesultanan Demak Bintara tidak disukai oleh Sunan Kudus. Menurut Sunan Kudus, Prawoto kurang pantas menjadi Raja Demak, menggantikan ayahnya Sultan Trenggana.

Selanjutnya, Sunan Kudus dianggap terlibat dalam pembunuhan Sunan Prawoto, pada 1549 oleh Arya Panangsang.



Peristiwa pembunuhan Sunan Prawoto dimulai dari perebutan takha di Kesultanan Demak Bintara, antara adik Pangeran Trenggono, yakni Pangeran Bagus Surowiyoto dengan putra Raden Trenggana, Sunan Prawoto.

Dalam perebutan kekuasaan itu, Sunan Prawoto bertindak kejam. Dia menyuruh orang suruhan untuk membunuh Pangeran Bagus Surowiyoto, di pinggir sungai sepulang dari menjalankan ibadah salat Jumat.

Untuk itu, Pangeran Bagus Surowiyoto juga dikenal dengan sebutan Pangeran Sedo Lepen. Arya Panangsang yang saat itu menjabat Adipati Jipang, merupakan putra dari Pangeran Bagus Surowiyoto yang dibunuh itu.



Selain dendam karena pembunuhan keji itu, Arya Panangsang juga merasa berhak mewarisi takha Kesultanan Demak Bintara sepeninggal Sultan Trenggana. Dendam kesumat ini membuat Arya Panangsang tidak kalah kejam.

Dengan dukungan dari Sunan Kudus, Arya Panangsang akhirnya membunuh Sunan Prawoto, pada 1549. Tetapi tidak hanya Sunan Prawoto yang dibunuh Arya Panangsang. Menantu Trenggana, Pangeran Hadiri juga dibunuhnya.

Pembunuhan Pangeran Hadiri atau Pangeran Kalinyamat, suami dari Ratu Kalinyamat yang pulang dari kediamanan Sunan Kudus saat meminta keadilan atas tewasnya Sunan Prawoto ini menimbulkan dendam dari istrinya.



Ratu Kalinyamat bahkan bersumpah akan bertapa di Gunung Danaraja sampai kematian suaminya terbalaskan. Dendam Ratu Kalinyamat pun terpenuhi dengan tewasnya Arya Panangsang ditangan Adipati Pajang, Jaka Tingkir.

Sampai di sini ulasan Cerita Pagi, semoga bermanfaat.

Sumber tulisan:
1. Peri Mardiono, Sejarah Kelam Majapahit, Araska Publishing, 2020.
2. Ali Romdhoni, Sunan Prawoto Penjaga Visi Politik Maritim Kesultanan Demak Bintara, Linus, 2021.
3. Dr Adi Teruna Effendi, Jejak Islam di Nusantara, PT Penerbit IPB Press, Buku Elektronik.
4. F. Taufiq El Jauquene, Demak Bintoro, Araska, 2020.
5. V. Wiranata Sujarweni, Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta, Anak Hebat Indonesia, 2017.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1409 seconds (0.1#10.140)