Cerita Kemegahan Masjid Agung Demak Runtuhkan Pamor Kerajaan Majapahit di Nusantara
loading...
A
A
A
KESULTANAN Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa usai keruntuhan Majapahit. Kerajaan ini muncul usai kekuasaan Majapahit mulai meredup di sekitar abad 13 akhir.
Tapi jauh sebelum berdirinya Kerajaan Demak, Islam sudah berkembang di wilayah Demak dan sekitarnya. Masjid Agung Demak yang berdiri megah, dahulu merupakan langgar kecil.
Jauh sebelum masjid direhab, langgar itu memang sudah ada sejak tahun 1399. Saat itu Demak masih merupakan kekuasaan Kerajaan Majapahit, dengan candrasangkala lawang (koritrusgunaning – janmi).
Di langgar itu syi'ar agama Islam tersebar. Berdirinya Kerajaan Demak membuat langgar Demak meningkat statusnya menjadi masjid agung. Peningkatan status Masjid Agung Demak itu juga dikisahkan pada kronik dari Klenteng Sam Poo Kong Semarang.
Bahwa pada tahun 1481 Gan Si Chang dengan tukang-tukang kayu dari galangan kapal di Semarang, membantu pemugaran Masjid Agung Demak.
Sebagaimana dikutip dari buku “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”, dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, menceritakan bagaimana Masjid Agung Demak itu dipugar beberapa kali pasca pembuatannya dari sebuah langgar, hingga jadi masjid besar.
Pemugaran itu berarti juga peningkatan wujudnya, sesuai dengan kemampuan masyarakat Islam yang menggunakannya dan kedudukan kota Demak. Wujud Masjid Agung Demak pada tahun 1477 itu boleh dikatakan wujud permulaannya.
Tarikh 1477 juga dapat disebut awal pembangunannya. Tiap masjid mempunyai mihrab, biasanya berupa lubang atau ruangan kecil pada dinding di tembok barat, gunanya untuk menetapkan kiblat waktu beribadah.
Tapi jauh sebelum berdirinya Kerajaan Demak, Islam sudah berkembang di wilayah Demak dan sekitarnya. Masjid Agung Demak yang berdiri megah, dahulu merupakan langgar kecil.
Jauh sebelum masjid direhab, langgar itu memang sudah ada sejak tahun 1399. Saat itu Demak masih merupakan kekuasaan Kerajaan Majapahit, dengan candrasangkala lawang (koritrusgunaning – janmi).
Di langgar itu syi'ar agama Islam tersebar. Berdirinya Kerajaan Demak membuat langgar Demak meningkat statusnya menjadi masjid agung. Peningkatan status Masjid Agung Demak itu juga dikisahkan pada kronik dari Klenteng Sam Poo Kong Semarang.
Bahwa pada tahun 1481 Gan Si Chang dengan tukang-tukang kayu dari galangan kapal di Semarang, membantu pemugaran Masjid Agung Demak.
Sebagaimana dikutip dari buku “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”, dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, menceritakan bagaimana Masjid Agung Demak itu dipugar beberapa kali pasca pembuatannya dari sebuah langgar, hingga jadi masjid besar.
Pemugaran itu berarti juga peningkatan wujudnya, sesuai dengan kemampuan masyarakat Islam yang menggunakannya dan kedudukan kota Demak. Wujud Masjid Agung Demak pada tahun 1477 itu boleh dikatakan wujud permulaannya.
Tarikh 1477 juga dapat disebut awal pembangunannya. Tiap masjid mempunyai mihrab, biasanya berupa lubang atau ruangan kecil pada dinding di tembok barat, gunanya untuk menetapkan kiblat waktu beribadah.