Gerakkan Roda Ekonomi, Korban PHK Ramai-Ramai Bercocok Tanam Aquaponik
loading...
A
A
A
SEMARANG - Ribuan buruh menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama masa pandemi Covid-19. Tuntutan kebutuhan keluarga sehari-hari kian mendesak karena mereka tak memiliki penghasilan, apalagi isi tabungan telah terkuras.
"Kalau anggota kita ada sekira 1.900-an buruh yang menjadi korban PHK. Terdampak pandemi Covid-19 saat ini," ujar Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jateng, Sutarjo, kepada awak media, Senin (6/7/2020).
Mereka pun dituntut kreatif menciptakan peluang agar dapat memenuhi kebutuhan. Menggerakkan roda ekonomi secara mandiri karena tak mudah mendapatkan pekerjaan di masa pandemi. Sistem aquaponik yang menggabungkan budidaya ikan dan tanaman menjadi pilihan karena dinilai efektif dan efisien. (Baca: 600 Industri Kecil di Blora Dihantam Badai COVID-19)
Disebut efektif karena produktif dan efisien sebab bisa menggunakan lahan sempit serta modal relatif kecil. Kolam ikan terbuat dari kain terpal yang dibuat melingkar dengan diameter sekira 1,5 meter dan tinggi 1 meter.
Sementara di bagian bibir kolam digantung aneka tanaman sayuran di dalam netpot seperti sawi, seledri, kangkung, maupun bayam. Perawatannya cukup mudah karena hanya perlu menyiapkan pakan ikan serta pompa untuk mengaliri kolam. Sayuran akan mendapatkan asupan nutrisi secara langsung dari kotoran ikan di kolam.
Seperti yang terlihat pada sistem aquaponik di Langensari Timur RT 3/3 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten. Di tempat ini terdapat 12 kolam, dengan rincian 10 kolam diisi ikan lele sebanyak 1.000 benih tiap kolam, dan , 2 kolam lainya diisi ikan nila sebanyak 500 benih tiap kolam.
Lokasi serupa juga terdapat di Desa Gedangan RT 1/1 Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Dengan rincian terdapat 4 kolam, jumlah benih per kolam 4.000 ikan lele. Sehingga jumlah ikan lele sebanyak 16.000 benih.
Lokasi berikutnya terdapat di Perum Pesona Asri RT 3/4 Kelurahan Kandri Gunungpati Kota Semarang. Dengan rincian terdapat 9 kolam, jumlah benih per kolam 2.000 ikan lele. Sehingga jumlah ikan lele sebanyak 18.000 benih.
Lokasi selanjutnya di Jalan Sriwibowo Utara II RT 3/5 Purwoyoso Ngaliyan Semarang Kantor Sekertariat DPW FSPMI Jateng. Dengan rincian terdapat 4 kolam, jumlah benih per kolam 3.000 ikan lele. Sehingga jumlah ikan lele sebanyak 12.000 benih. "Ini merupakan program yang luar biasa untuk Jawa Tengah," tambahnya. (Baca:600 Industri Kecil di Blora Dihantam Badai COVID-19)
Program itu mendapat dukungan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi. Bahkan, ke depan setiap polres jajaran di masing-masing kabupaten/kota untuk mengikuti program serupa. Terlebih, masa pandemi Covid-19 masih berlangsung dan belum diketahui ujung akhirnya.
"Nanti kita akan rencanakan seluruh kabupaten dan kota melakukan program padat karya. Para Kapolres untuk menggandeng Bupati untuk bersama sama dalam rangka Saintific Problem Solving Covid-19," ucap Luthfi.
"Kalau anggota kita ada sekira 1.900-an buruh yang menjadi korban PHK. Terdampak pandemi Covid-19 saat ini," ujar Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jateng, Sutarjo, kepada awak media, Senin (6/7/2020).
Mereka pun dituntut kreatif menciptakan peluang agar dapat memenuhi kebutuhan. Menggerakkan roda ekonomi secara mandiri karena tak mudah mendapatkan pekerjaan di masa pandemi. Sistem aquaponik yang menggabungkan budidaya ikan dan tanaman menjadi pilihan karena dinilai efektif dan efisien. (Baca: 600 Industri Kecil di Blora Dihantam Badai COVID-19)
Disebut efektif karena produktif dan efisien sebab bisa menggunakan lahan sempit serta modal relatif kecil. Kolam ikan terbuat dari kain terpal yang dibuat melingkar dengan diameter sekira 1,5 meter dan tinggi 1 meter.
Sementara di bagian bibir kolam digantung aneka tanaman sayuran di dalam netpot seperti sawi, seledri, kangkung, maupun bayam. Perawatannya cukup mudah karena hanya perlu menyiapkan pakan ikan serta pompa untuk mengaliri kolam. Sayuran akan mendapatkan asupan nutrisi secara langsung dari kotoran ikan di kolam.
Seperti yang terlihat pada sistem aquaponik di Langensari Timur RT 3/3 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten. Di tempat ini terdapat 12 kolam, dengan rincian 10 kolam diisi ikan lele sebanyak 1.000 benih tiap kolam, dan , 2 kolam lainya diisi ikan nila sebanyak 500 benih tiap kolam.
Lokasi serupa juga terdapat di Desa Gedangan RT 1/1 Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Dengan rincian terdapat 4 kolam, jumlah benih per kolam 4.000 ikan lele. Sehingga jumlah ikan lele sebanyak 16.000 benih.
Lokasi berikutnya terdapat di Perum Pesona Asri RT 3/4 Kelurahan Kandri Gunungpati Kota Semarang. Dengan rincian terdapat 9 kolam, jumlah benih per kolam 2.000 ikan lele. Sehingga jumlah ikan lele sebanyak 18.000 benih.
Lokasi selanjutnya di Jalan Sriwibowo Utara II RT 3/5 Purwoyoso Ngaliyan Semarang Kantor Sekertariat DPW FSPMI Jateng. Dengan rincian terdapat 4 kolam, jumlah benih per kolam 3.000 ikan lele. Sehingga jumlah ikan lele sebanyak 12.000 benih. "Ini merupakan program yang luar biasa untuk Jawa Tengah," tambahnya. (Baca:600 Industri Kecil di Blora Dihantam Badai COVID-19)
Program itu mendapat dukungan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi. Bahkan, ke depan setiap polres jajaran di masing-masing kabupaten/kota untuk mengikuti program serupa. Terlebih, masa pandemi Covid-19 masih berlangsung dan belum diketahui ujung akhirnya.
"Nanti kita akan rencanakan seluruh kabupaten dan kota melakukan program padat karya. Para Kapolres untuk menggandeng Bupati untuk bersama sama dalam rangka Saintific Problem Solving Covid-19," ucap Luthfi.
(don)