Usung Pendidikan Spiritual Jadi Bekal Ponpes Terapkan Kurikulum Merdeka
loading...
![Usung Pendidikan Spiritual...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2022/10/24/704/921331/usung-pendidikan-spiritual-jadi-bekal-ponpes-terapkan-kurikulum-merdeka-kyj.webp)
Ketua Asosiasi Mahad Aly Indonesia, KH Nurhannan (kiri) saat Seminar Nasional di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim, Senin (24/10/2022). Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A
A
A
JOMBANG - Ketua Asosiasi Ma'had Aly Indonesia, KH Nurhannan memastikan, pondok pesantren (ponpes) sangat siap dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
"Salah satu karakter yang ingin dicapai dalam program pembelajaran ini adalah pelajar yang memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan punya akhlakul karimah. Nilai spiritual ini jadi landasan pendidikan dan ini sudah dilakukan oleh pesantren," kata KH Nurhannan saat menjadi pembicara dalam acara Seminar Nasional, Istighosah dan Doa Bersama yang digelar oleh Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMoRA) di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim, Senin (24/10/2022).
Ponpes, kata dia, memiliki peran besar dalam berkontribusi untuk mencapai Indonesia Emas. Untuk itu, dia berharap agar para santri yang saat ini sedang menempuh pendidikan, utamanya jenjang sarjana nantinya bisa menjadi pemimpin bangsa.
"Saat ini pesantren dituntut untuk mempersiapkan santri untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan. Pesantren yang punya fungsi pendidikan, diharapkan mampu jadi lembaga yang memiliki budaya belajar yang tinggi, produktif dan mengajarkan nilai akhlakul karimah," katanya.
Sementara itu, TGB HM Zainul Majdi yang juga menjadi pembicara dalam seminar ini mengajak santri untuk terjun ke masyarakat untuk melakukan kerja-kerja keumatan. Sebab, membangun Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian, apalagi hanya dengan berdiam diri di rumah.
TGB mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah berkata orang beriman adalah orang yang berinteraksi dengan masyarakat dan umat dan terjun ke ruang publik.
"Dan dia mau bersabar karena di ruang publik banyak sekali cobaan. Itu lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa atau saleh sendirian di rumah," ujarnya.
Lihat Juga: Rangkul Anak Muda Surabaya, Partai Perindo: Berikan Ruang Bagi Mereka Sampaikan Aspirasi
"Salah satu karakter yang ingin dicapai dalam program pembelajaran ini adalah pelajar yang memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan punya akhlakul karimah. Nilai spiritual ini jadi landasan pendidikan dan ini sudah dilakukan oleh pesantren," kata KH Nurhannan saat menjadi pembicara dalam acara Seminar Nasional, Istighosah dan Doa Bersama yang digelar oleh Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMoRA) di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim, Senin (24/10/2022).
Ponpes, kata dia, memiliki peran besar dalam berkontribusi untuk mencapai Indonesia Emas. Untuk itu, dia berharap agar para santri yang saat ini sedang menempuh pendidikan, utamanya jenjang sarjana nantinya bisa menjadi pemimpin bangsa.
"Saat ini pesantren dituntut untuk mempersiapkan santri untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan. Pesantren yang punya fungsi pendidikan, diharapkan mampu jadi lembaga yang memiliki budaya belajar yang tinggi, produktif dan mengajarkan nilai akhlakul karimah," katanya.
Sementara itu, TGB HM Zainul Majdi yang juga menjadi pembicara dalam seminar ini mengajak santri untuk terjun ke masyarakat untuk melakukan kerja-kerja keumatan. Sebab, membangun Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian, apalagi hanya dengan berdiam diri di rumah.
TGB mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah berkata orang beriman adalah orang yang berinteraksi dengan masyarakat dan umat dan terjun ke ruang publik.
"Dan dia mau bersabar karena di ruang publik banyak sekali cobaan. Itu lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa atau saleh sendirian di rumah," ujarnya.
Lihat Juga: Rangkul Anak Muda Surabaya, Partai Perindo: Berikan Ruang Bagi Mereka Sampaikan Aspirasi
(shf)