Kisah Karomah Abah Guru Sekumpul Mendengar Suara Hati Habib Maksum
loading...
A
A
A
Atas petunjuk Syekh Ali Junaidi, Abah Guru Sekumpul belajar kepada Syekh Fadhil Muhammad (Guru Gadung).
Dia mendapatkan ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah. Setelah itu, dia mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura selama lima tahun.
Baru pada 1970-an, dia membuka pengajian di rumahnya sendiri dengan didampingi Guru Salman Bujang. Pada 1988, dia pindah ke Kampung Sekumpul dan membuka kompleks perumahan ar-Raudhah atau Dalam Regol.
Sejak itulah kewibawaan dan kharismanya, mulai terkenal luas. Para tamu pun berdatangan, seperti Amien Rais, Gus Dur, dan KH AA Gym. Bahkan, ada juga tamu luar, seperti dari Malaysia, Singapura dan Brunei.
Di antara karomah Abah Guru Sekumpul yang tersebar luas adalah saat terjadi musim kemarau panjang, dan banyak sumur-sumur mengering. Dia bisa menurunkan hujan, hanya dengan menggoyang-goyangkan pohon pisang.
Meski banyak yang mempercayai karomahnya, tetapi tidak sedikit dari golongan ulama juga yang meragukannya.
Salah satu ulama yang awalnya meragukan karomah Abah Guru Sekumpul adalah Habib Maksum dari Pasuruan. Dia datang menemui Abah Guru Sekumpul untuk membuktikan karomah Wali Allah itu.
Dalam perjalanan ke rumah Abah Guru Sekumpul, Habib Maksum bergumam di dalam hatinya, "jika guru Zaini itu betul-betul Wali Allah, maka utangku Rp21 juta lunas." Ternyata benar, tiba-tiba saja utangnya lunas.
Dia mendapatkan ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah. Setelah itu, dia mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura selama lima tahun.
Baru pada 1970-an, dia membuka pengajian di rumahnya sendiri dengan didampingi Guru Salman Bujang. Pada 1988, dia pindah ke Kampung Sekumpul dan membuka kompleks perumahan ar-Raudhah atau Dalam Regol.
Sejak itulah kewibawaan dan kharismanya, mulai terkenal luas. Para tamu pun berdatangan, seperti Amien Rais, Gus Dur, dan KH AA Gym. Bahkan, ada juga tamu luar, seperti dari Malaysia, Singapura dan Brunei.
Di antara karomah Abah Guru Sekumpul yang tersebar luas adalah saat terjadi musim kemarau panjang, dan banyak sumur-sumur mengering. Dia bisa menurunkan hujan, hanya dengan menggoyang-goyangkan pohon pisang.
Meski banyak yang mempercayai karomahnya, tetapi tidak sedikit dari golongan ulama juga yang meragukannya.
Salah satu ulama yang awalnya meragukan karomah Abah Guru Sekumpul adalah Habib Maksum dari Pasuruan. Dia datang menemui Abah Guru Sekumpul untuk membuktikan karomah Wali Allah itu.
Dalam perjalanan ke rumah Abah Guru Sekumpul, Habib Maksum bergumam di dalam hatinya, "jika guru Zaini itu betul-betul Wali Allah, maka utangku Rp21 juta lunas." Ternyata benar, tiba-tiba saja utangnya lunas.