Kisah Karamah Imam Yahya bin Hasan: Hidupkan Orang Meninggal dengan Bisikan
loading...
A
A
A
Kisah karamah Imam Yahya bin Hasan, keturunan terhormat Syekh Abdul Qadir Jailani menarik untuk diulas. Pasalnya, ia terkenal dengan karamahnya yang luar biasa, termasuk kemampuannya menghidupkan orang mati atas izin Allah SWT.
Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Secercah Tinta (2012) meriwayatkan, suatu ketika berjalan dengan romobongan dari Tarim, Hadhramaut, Yaman, rombongan tersebut hendak ziarah ke Baitullah al-Haram Makkah kemudian ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana dilansir laman nu.or.id, dalam perjalanan ke Madinah setelah dari Makkah, salah seorang rombongannya ada yang meninggal. Kemudian ada yang melapor kepada Imam Yahya bahwa ada anggota rombongan yang meninggal.
Lalu Imam Yahya datang dan memegang telinga orang tersebut dan berkata: “Hai kamu mau saya ajak ziarah ke jaddana (kakekku) al-Musthafa SAW. Nanti setelah berziarah ke jaddana al-Musthafa SAW, mau mati, matilah. Ayo qum biidznillah, hiduplah kembali dengan izin Allah.”
Seorang anggota rombongan yang mati itu hidup kembali. Tetapi ketika kembali sampai di Tarim setelah ziarah ke makam Baginda Nabi Muhammad SAW, orang tersebut meninggal lagi.
Karamah-karamah seperti itu tercatat tidak sedikit. Mukjizatnya Nabi Allah Uzair, hewan yang sudah mati sekian ratus tahun bisa dihidupkan kembali. Umat Sayidina Muhammad SAW ada yang seperti itu, bisa menghidupkan hewan yang sudah mati, yaitu Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib al-Athas. Kambing kesenangannya mati, akhirnya dihidupkan kembali oleh Habib Abu Bakar, atas izin Allah SWT.
Karamah yang dimiliki oleh wali itu tidak hanya nampak ketika hidup saja. Tetapi setelah wafat, waliyullah masih diberi karomah. Dan bagi pengikut Ahlussunnah wal Jama’ah, kepercayaan terhadap adanya waliyullah dan karomah itu perlu diyakini secara baik. Bahkan empat imam madzhab sudah bersepakat mengenai karamah yang ada para wali ketika hidup maupun sudah wafat.
Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Secercah Tinta (2012) meriwayatkan, suatu ketika berjalan dengan romobongan dari Tarim, Hadhramaut, Yaman, rombongan tersebut hendak ziarah ke Baitullah al-Haram Makkah kemudian ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana dilansir laman nu.or.id, dalam perjalanan ke Madinah setelah dari Makkah, salah seorang rombongannya ada yang meninggal. Kemudian ada yang melapor kepada Imam Yahya bahwa ada anggota rombongan yang meninggal.
Lalu Imam Yahya datang dan memegang telinga orang tersebut dan berkata: “Hai kamu mau saya ajak ziarah ke jaddana (kakekku) al-Musthafa SAW. Nanti setelah berziarah ke jaddana al-Musthafa SAW, mau mati, matilah. Ayo qum biidznillah, hiduplah kembali dengan izin Allah.”
Seorang anggota rombongan yang mati itu hidup kembali. Tetapi ketika kembali sampai di Tarim setelah ziarah ke makam Baginda Nabi Muhammad SAW, orang tersebut meninggal lagi.
Karamah-karamah seperti itu tercatat tidak sedikit. Mukjizatnya Nabi Allah Uzair, hewan yang sudah mati sekian ratus tahun bisa dihidupkan kembali. Umat Sayidina Muhammad SAW ada yang seperti itu, bisa menghidupkan hewan yang sudah mati, yaitu Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib al-Athas. Kambing kesenangannya mati, akhirnya dihidupkan kembali oleh Habib Abu Bakar, atas izin Allah SWT.
Karamah yang dimiliki oleh wali itu tidak hanya nampak ketika hidup saja. Tetapi setelah wafat, waliyullah masih diberi karomah. Dan bagi pengikut Ahlussunnah wal Jama’ah, kepercayaan terhadap adanya waliyullah dan karomah itu perlu diyakini secara baik. Bahkan empat imam madzhab sudah bersepakat mengenai karamah yang ada para wali ketika hidup maupun sudah wafat.
(hri)