Pemkot Surabaya Geber Pengerjaan Saluran di Berbagai Penjuru Kota
loading...
A
A
A
KOTA SURABAYA - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mencegah genangan pada saat musim hujan tahun ini. Salah satu yang terus digeber hingga saat ini adalah pengerjaan saluran yang dikerjakan secara bersamaan di berbagai penjuru Kota Surabaya. Setidaknya, ada 55 titik saluran yang saat ini terus dikebut pengerjaannya.
Pengerjaan saluran itu sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Makanya, tak heran jika di beberapa titik di berbagai penjuru Surabaya, terdapat box culvert yang sedang dipasang, dan ada pula yang masih berada di pinggir jalan hingga terkadang menyebabkan arus lalu lintas padat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan alasannya menggeber pengerjaan saluran secara bersamaan di berbagai penjuru Kota Surabaya. Menurutnya, dia dilantik menjadi Wali Kota Surabaya pada bulan Februari 2021, sedangkan anggaran di Pemkot Surabaya sudah disahkan pada bulan November tahun 2020.
“Secara otomatis, di tahun 2021 saya tidak membuat anggaran, sehingga ketika terjadi permasalahan, termasuk genangan, saya pun tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa melokalisir dan melakukan penyedotan genangan biar cepat surut,” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Makanya, di tahun 2022 dilakukan pengerjaan saluran secara masif di semua tempat yang masih terdapat genangan air di musim hujan tahun lalu. Terbukti, saat ini bisa dilihat dari ujung Surabaya, baik ujung Surabaya timur hingga barat, dan utara hingga selatan banyak pembangunan box culvert.
“Karena kita harus mengcrosingkan dan mengkoneksikan antara saluran yang satu dengan yang lainnya. Insyallah dan saya yakin ini akan jauh bisa mengurangi genangan di Kota Surabaya. Tempat-tempat yang biasanya ada genangan insyallah akan berkurang,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa di daerahnya Ketintang Madya, sudah puluhan tahun selalu ada genangan hingga selutut kalau hujan lebat. Ia berharap, dengan pengerjaan saluran tahun ini, genangan-genangan itu tidak terjadi lagi di daerahnya dan daerah lainnya di Kota Surabaya. “Semoga tidak ada lagi genangan di Ketintang Madya, tidak ada lagi banjir di Gayungsari, dan tempat-tempat lainnya. Semoga itu bisa terwujud di tahun ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto memastikan bahwa pengerjaan penanganan genangan tahun ini dilakukan di berbagai titik di Kota Surabaya. Namun, lebih fokusnya berada di dua tempat, yaitu di pusat kota dan juga di Surabaya selatan.
“Kita fokus di pusat kota karena terpantau di awal tahun, ketika hujan posisi genangan di pusat kota cukup tinggi. Selain itu, kegiatan ekonomi di pusat kota ini sangat padat. Kita ingin menyelesaikan semua ini, sehingga konsentrasi pekerjaan kita banyak di pusat kota. Kemudian kenapa kita pilih di wilayah Surabaya selatan, karena wilayah selatan itu wilayah cathment area yang saluran-saluran pembuangannya itu terpanjang di Surabaya,” kata Lilik.
Menurutnya, sebelum paket pengerjaan ini dilakukan, saluran pembuangan di pusat kota itu hanya menggunakan saluran-saluran yang melalui brandgang-brandgang yang ada di wilayah pusat kota. Brandgang ini merupakan saluran peninggalan Belanda dulu, sehingga kapasitas saluran ini sudah tidak cukup lagi untuk menampung hujan saat ini.
“Makanya, kita harus bikin terobosan baru untuk membuat saluran yang mengarah ke pembuangan terdekat di pusat kota ini, sehingga kita bikin trase-trase yang berbeda, dan ini tentunya akan mengakibatkan crosing-crosing di banyak jalan di seluruh Kota Surabaya,” ujarnya.
Pengerjaan saluran itu sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Makanya, tak heran jika di beberapa titik di berbagai penjuru Surabaya, terdapat box culvert yang sedang dipasang, dan ada pula yang masih berada di pinggir jalan hingga terkadang menyebabkan arus lalu lintas padat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan alasannya menggeber pengerjaan saluran secara bersamaan di berbagai penjuru Kota Surabaya. Menurutnya, dia dilantik menjadi Wali Kota Surabaya pada bulan Februari 2021, sedangkan anggaran di Pemkot Surabaya sudah disahkan pada bulan November tahun 2020.
“Secara otomatis, di tahun 2021 saya tidak membuat anggaran, sehingga ketika terjadi permasalahan, termasuk genangan, saya pun tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa melokalisir dan melakukan penyedotan genangan biar cepat surut,” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Makanya, di tahun 2022 dilakukan pengerjaan saluran secara masif di semua tempat yang masih terdapat genangan air di musim hujan tahun lalu. Terbukti, saat ini bisa dilihat dari ujung Surabaya, baik ujung Surabaya timur hingga barat, dan utara hingga selatan banyak pembangunan box culvert.
“Karena kita harus mengcrosingkan dan mengkoneksikan antara saluran yang satu dengan yang lainnya. Insyallah dan saya yakin ini akan jauh bisa mengurangi genangan di Kota Surabaya. Tempat-tempat yang biasanya ada genangan insyallah akan berkurang,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa di daerahnya Ketintang Madya, sudah puluhan tahun selalu ada genangan hingga selutut kalau hujan lebat. Ia berharap, dengan pengerjaan saluran tahun ini, genangan-genangan itu tidak terjadi lagi di daerahnya dan daerah lainnya di Kota Surabaya. “Semoga tidak ada lagi genangan di Ketintang Madya, tidak ada lagi banjir di Gayungsari, dan tempat-tempat lainnya. Semoga itu bisa terwujud di tahun ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto memastikan bahwa pengerjaan penanganan genangan tahun ini dilakukan di berbagai titik di Kota Surabaya. Namun, lebih fokusnya berada di dua tempat, yaitu di pusat kota dan juga di Surabaya selatan.
“Kita fokus di pusat kota karena terpantau di awal tahun, ketika hujan posisi genangan di pusat kota cukup tinggi. Selain itu, kegiatan ekonomi di pusat kota ini sangat padat. Kita ingin menyelesaikan semua ini, sehingga konsentrasi pekerjaan kita banyak di pusat kota. Kemudian kenapa kita pilih di wilayah Surabaya selatan, karena wilayah selatan itu wilayah cathment area yang saluran-saluran pembuangannya itu terpanjang di Surabaya,” kata Lilik.
Menurutnya, sebelum paket pengerjaan ini dilakukan, saluran pembuangan di pusat kota itu hanya menggunakan saluran-saluran yang melalui brandgang-brandgang yang ada di wilayah pusat kota. Brandgang ini merupakan saluran peninggalan Belanda dulu, sehingga kapasitas saluran ini sudah tidak cukup lagi untuk menampung hujan saat ini.
“Makanya, kita harus bikin terobosan baru untuk membuat saluran yang mengarah ke pembuangan terdekat di pusat kota ini, sehingga kita bikin trase-trase yang berbeda, dan ini tentunya akan mengakibatkan crosing-crosing di banyak jalan di seluruh Kota Surabaya,” ujarnya.