PPDB Dilakukan Online, Pihak Sekolah Mengaku Lebih Nyaman
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP yang dilakukan secara online membuat nyaman pihak sekolah dan dipandang lebih tertib. Pasalnya tidak terjadi antrean panjang atau penumpukan orang tua dan siswa yang akan daftar di sekolah seperti biasa terjadi tahun-tahun sebelumnya.
"Hikmah dari wabah COVID-19, PPDB tahun ini dilakukan secara online. Positifnya suasana jadi lebih tenang, karena di sekolah sepi. Kalaupun ada yang datang satu atau dua, itupun untuk konsultasi," kata Kepala SMPN 3 Lembang, Wawan Kuswandi kepada SINDOnews, Kamis (2/7/2020). (Baca: Polri Harus Terus Sosialisasikan Protokol Kesehatan COVID-19)
Wawan menyebutkan, pemandangan kontras sangat terlihat di sekolahnya sejak PPDB diibuka pada Senin (22/6/2020). Tidak ada hiruk pikuk atau kegaduhan akibat setiap orang ingin dilayani lebih dulu. Padahal ketika PPDB masih dilakukan manual, sejak jam tiga pagi biasanya sudah ada orang tua siswa yang antre di depan gerbang sekolah.
Tahun ini, pihaknya menerima siswa baru sebanyak 352. Sedangkan kuota untuk jalur prestasi disiapkan sebanyak 25%, afirmasi 20%, dan jalur perpindahan tugas orang tua atau wali 5%. Siswa pendaftar untuk jalur zonasi yang pendaftarannya ditutup pada Jumat (26/6/2020) tercatat ada 428. Untuk jalur prestasi, afirmasi, dan perpindahan pendaftaran baru akan ditutup pada 3 Juli 2020.
"Kalau misalnya ada kuota yang tidak terpenuhi maka akan ditutup oleh jalur lain yang peminatnya banyak. Tujuannya agar siswa dapat diterima dan kuota yang ada terpenuhi," ucapnya.
Disinggung mengenai tahun ajaran baru, Wawan mengatakan sudah menyiapkan sejumlah tempat cuci tangan, handsanitizer, dan thermo gun. Persiapan lainnya dengan menyemprotkan cairan disinfektan di seluruh areal sekolah. Langkah ini sebagai bentuk pengamanan bilamana sekolah kembali beroperasi, meskipun sampai sekarang belum dipastikan kapan tahun ajaran baru dimulai dan pola pembelajarannya seperti apa.
Di SMPN 3 Lembang, kegiatan belajar mengajar dibagi ke dalam 33 rombongan belajar (rombel). Sementara total siswa kelas 8 sebanyak 396 dan kelas 9 jumlahnya mencapai 443. Jika ditambah dengan kelas 7 angkatan baru maka total siswa bisa mencapai 1.200 siswa. "Siswa di sekolah kami lumayan banyak makanya untuk pelaksanaan KBM harus diperhitungkan secara tepat, supaya tidak ada penumpukan," ujarnya. (Baca: Geliat Pariwisata di Masa AKB, Jabar Gelar Smiling West Java Great Sale 2020)
Kabid SMP pada Dinas Pendidikan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Dadang A Sapardan menilai, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan saat tahun ajaran baru dimulai. Opsinya bisa pembelajaran jarak jauh (daring) atau memberlakukan shift dengan membagi siswa belajar pagi atau siang. "Kita lihat nanti kondisi di new normal seperti apa, meski sekarang sudah ada beberapa opsi yang disiapkan. Tapi kan kalau buat anak sekolah harus hati-hati, sehingga mesti bertahap diterapkan," ucapnya.
Lihat Juga: Nestapa Siswa SMP di Sarolangun, Harus Ujian ANBK di Kebun Karet Gegara Tak Ada Jaringan Internet
"Hikmah dari wabah COVID-19, PPDB tahun ini dilakukan secara online. Positifnya suasana jadi lebih tenang, karena di sekolah sepi. Kalaupun ada yang datang satu atau dua, itupun untuk konsultasi," kata Kepala SMPN 3 Lembang, Wawan Kuswandi kepada SINDOnews, Kamis (2/7/2020). (Baca: Polri Harus Terus Sosialisasikan Protokol Kesehatan COVID-19)
Wawan menyebutkan, pemandangan kontras sangat terlihat di sekolahnya sejak PPDB diibuka pada Senin (22/6/2020). Tidak ada hiruk pikuk atau kegaduhan akibat setiap orang ingin dilayani lebih dulu. Padahal ketika PPDB masih dilakukan manual, sejak jam tiga pagi biasanya sudah ada orang tua siswa yang antre di depan gerbang sekolah.
Tahun ini, pihaknya menerima siswa baru sebanyak 352. Sedangkan kuota untuk jalur prestasi disiapkan sebanyak 25%, afirmasi 20%, dan jalur perpindahan tugas orang tua atau wali 5%. Siswa pendaftar untuk jalur zonasi yang pendaftarannya ditutup pada Jumat (26/6/2020) tercatat ada 428. Untuk jalur prestasi, afirmasi, dan perpindahan pendaftaran baru akan ditutup pada 3 Juli 2020.
"Kalau misalnya ada kuota yang tidak terpenuhi maka akan ditutup oleh jalur lain yang peminatnya banyak. Tujuannya agar siswa dapat diterima dan kuota yang ada terpenuhi," ucapnya.
Disinggung mengenai tahun ajaran baru, Wawan mengatakan sudah menyiapkan sejumlah tempat cuci tangan, handsanitizer, dan thermo gun. Persiapan lainnya dengan menyemprotkan cairan disinfektan di seluruh areal sekolah. Langkah ini sebagai bentuk pengamanan bilamana sekolah kembali beroperasi, meskipun sampai sekarang belum dipastikan kapan tahun ajaran baru dimulai dan pola pembelajarannya seperti apa.
Di SMPN 3 Lembang, kegiatan belajar mengajar dibagi ke dalam 33 rombongan belajar (rombel). Sementara total siswa kelas 8 sebanyak 396 dan kelas 9 jumlahnya mencapai 443. Jika ditambah dengan kelas 7 angkatan baru maka total siswa bisa mencapai 1.200 siswa. "Siswa di sekolah kami lumayan banyak makanya untuk pelaksanaan KBM harus diperhitungkan secara tepat, supaya tidak ada penumpukan," ujarnya. (Baca: Geliat Pariwisata di Masa AKB, Jabar Gelar Smiling West Java Great Sale 2020)
Kabid SMP pada Dinas Pendidikan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Dadang A Sapardan menilai, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan saat tahun ajaran baru dimulai. Opsinya bisa pembelajaran jarak jauh (daring) atau memberlakukan shift dengan membagi siswa belajar pagi atau siang. "Kita lihat nanti kondisi di new normal seperti apa, meski sekarang sudah ada beberapa opsi yang disiapkan. Tapi kan kalau buat anak sekolah harus hati-hati, sehingga mesti bertahap diterapkan," ucapnya.
Lihat Juga: Nestapa Siswa SMP di Sarolangun, Harus Ujian ANBK di Kebun Karet Gegara Tak Ada Jaringan Internet
(don)