Mengintip SMP 6 Rachel, Aplikasi Belajar Jarak Jauh Tanpa Kuota internet
loading...
A
A
A
PADANG PANJANG - Tidak semua bisa dilakukan para murid bisa belajar secara dalam jaringan (daring) atau online pada masa pandemi COVID-19) sekarang ini.
Belajar secara daring butuh penyediaan kuota internet menjadi beban tambahan bagi orang tua untuk mendukung belajar anaknya. (BACA JUGA: Kota Padang Panjang Bersiap Menuju New Normal )
Kondisi ini menjadi keprihatinan pimpinan SMPN 6 Padang Panjang, Sumatera Barat. Karena itu, pihak sekolah mencari solusi jitu agar belajar mengajar jarak jauh tetap berlangsung tanpa membebani orang tua menyediakan kuota internet. (BACA JUGA: Masjid Asasi, Tertua Kedua di Indonesia dengan Arsitektur Unik Gabungan 3 Budaya )
Akhirnya, ditemukanlah alat inovasi untuk mendukung belajar mengajar jarak jauh yang memudahkan guru dan murid tanpa beban biaya internet. (BACA JUGA: Mengintip 14 Tenaga Kesehatan Positif Corona yang Menjalani Isolasi Mandiri )
Kepala SMP 6 Padang Panjang Muji Sriyanto mengatakan, meski pengoperasian sistem ini menggunakan smartphone dan komputer, namun tidak memerlukan kuota internet sama sekali.
Para murid, kata Muji, tetap bisa mendownload dan mengupload tugas dan modul-modul pembelajaran tanpa harus membeli kuota internet. Murid juga bisa mengupload tugas atau jawaban hasil ujian tanpa menggunakan pulsa internet sedikitpun.
Aplikasi SMP 6 Rachel ini sangat mudah dipahami dan dijalankan. "Nama aplikasi ini SMP 6 Rachel. Sampai sekarang terus dikembangkan untuk mempermudah sistem belajar mengajar jarak jauh," kata Muji ditemui di SMPN 6 Padang Panjang, Kamis (2/7/2020).
Kepala SMPN 6 Padang Panjang Muji Sriyanto. Foto/INEWSTv/Agung Sulistyo
Muji mengemukakan, pada masa pandemi covid-19 sekarang ini, berdampak pada semua kegiatan masyarakat termasuk sekolah yang terpaksa meliburkan para siswa.
Sekolah lalu menerapkan sistem belajar mengajar daring agar proses pendidikan terus berjalan. Banyak sekolah dan provider berlomba-lomba membuat aplikasi atau web belajar mengajar secara daring.
Namun aplikasi yang menguras kantong para orang tua karena menggunakan kuota internet. Hal ini banyak membuat berat orang tua yang harus menyiapkan dana ekstra untuk kuota internet tersebut. Kondisi itu cukup membebani orang tua karena pendemi juga berpengaruh terhadap perekonomian.
"Untuk mengatasi masalah itu, SMPN 6 Padang Panjang membuat inovasi untuk mempermudah sistem belajar mengajar jarak jauh selama pandemi ini. Inovasi tersebut dengan membuat server offline dan web belajar sistem jarak jauh yang tidak menggunakan kuota internet untuk menjalankannya," ujar Muji.
Dengan sistem ini, tutur Kepala SMPN 6 Padang Panjang, para murid tidak perlu lagi beralasan tak memilik kuota internet saat belajar atau ujian.
Aplikasi SMP 6 Rachel menggunakan komponen untuk mini PC yang dimodifikasi. Dilengakpi pemancar agar jangkauan luas. Pihak sekolah meletakkan repeater di titik titik tertentu agar mudah diakses.
Pemanfaatan server offline yang tidak membutuhkan koneksi internet pada masa pandemi ini sangat membantu peserta didik yang tercakup dalam sistem zonasi.
Bahkan tidak sedikit sekolah-sekolah di Sumatera Barat yang berminat dengan metode dan aplikasi yang dirancang SMPN 6 Padang Panjang.
Desi Amelia, siswa SMPN 6 Padang Panjang mengatakan, aplikasi SMP 6 Rachel sangat membantu murid belajar jarak jauh. "Karena tak butuh internet, aplikasi ini meringankan beban orang tua," tutur Desi.
Belajar secara daring butuh penyediaan kuota internet menjadi beban tambahan bagi orang tua untuk mendukung belajar anaknya. (BACA JUGA: Kota Padang Panjang Bersiap Menuju New Normal )
Kondisi ini menjadi keprihatinan pimpinan SMPN 6 Padang Panjang, Sumatera Barat. Karena itu, pihak sekolah mencari solusi jitu agar belajar mengajar jarak jauh tetap berlangsung tanpa membebani orang tua menyediakan kuota internet. (BACA JUGA: Masjid Asasi, Tertua Kedua di Indonesia dengan Arsitektur Unik Gabungan 3 Budaya )
Akhirnya, ditemukanlah alat inovasi untuk mendukung belajar mengajar jarak jauh yang memudahkan guru dan murid tanpa beban biaya internet. (BACA JUGA: Mengintip 14 Tenaga Kesehatan Positif Corona yang Menjalani Isolasi Mandiri )
Kepala SMP 6 Padang Panjang Muji Sriyanto mengatakan, meski pengoperasian sistem ini menggunakan smartphone dan komputer, namun tidak memerlukan kuota internet sama sekali.
Para murid, kata Muji, tetap bisa mendownload dan mengupload tugas dan modul-modul pembelajaran tanpa harus membeli kuota internet. Murid juga bisa mengupload tugas atau jawaban hasil ujian tanpa menggunakan pulsa internet sedikitpun.
Aplikasi SMP 6 Rachel ini sangat mudah dipahami dan dijalankan. "Nama aplikasi ini SMP 6 Rachel. Sampai sekarang terus dikembangkan untuk mempermudah sistem belajar mengajar jarak jauh," kata Muji ditemui di SMPN 6 Padang Panjang, Kamis (2/7/2020).
Kepala SMPN 6 Padang Panjang Muji Sriyanto. Foto/INEWSTv/Agung Sulistyo
Muji mengemukakan, pada masa pandemi covid-19 sekarang ini, berdampak pada semua kegiatan masyarakat termasuk sekolah yang terpaksa meliburkan para siswa.
Sekolah lalu menerapkan sistem belajar mengajar daring agar proses pendidikan terus berjalan. Banyak sekolah dan provider berlomba-lomba membuat aplikasi atau web belajar mengajar secara daring.
Namun aplikasi yang menguras kantong para orang tua karena menggunakan kuota internet. Hal ini banyak membuat berat orang tua yang harus menyiapkan dana ekstra untuk kuota internet tersebut. Kondisi itu cukup membebani orang tua karena pendemi juga berpengaruh terhadap perekonomian.
"Untuk mengatasi masalah itu, SMPN 6 Padang Panjang membuat inovasi untuk mempermudah sistem belajar mengajar jarak jauh selama pandemi ini. Inovasi tersebut dengan membuat server offline dan web belajar sistem jarak jauh yang tidak menggunakan kuota internet untuk menjalankannya," ujar Muji.
Dengan sistem ini, tutur Kepala SMPN 6 Padang Panjang, para murid tidak perlu lagi beralasan tak memilik kuota internet saat belajar atau ujian.
Aplikasi SMP 6 Rachel menggunakan komponen untuk mini PC yang dimodifikasi. Dilengakpi pemancar agar jangkauan luas. Pihak sekolah meletakkan repeater di titik titik tertentu agar mudah diakses.
Pemanfaatan server offline yang tidak membutuhkan koneksi internet pada masa pandemi ini sangat membantu peserta didik yang tercakup dalam sistem zonasi.
Bahkan tidak sedikit sekolah-sekolah di Sumatera Barat yang berminat dengan metode dan aplikasi yang dirancang SMPN 6 Padang Panjang.
Desi Amelia, siswa SMPN 6 Padang Panjang mengatakan, aplikasi SMP 6 Rachel sangat membantu murid belajar jarak jauh. "Karena tak butuh internet, aplikasi ini meringankan beban orang tua," tutur Desi.
(awd)