Polisi Segera Gelar Perkara Kasus Santri Pondok Gontor Tewas Diduga Dianiaya
loading...
A
A
A
PONOROGO - Pengusutan kasus santri Pondok Pesantren Gontor yang tewas diduga dianiaya terus berlanjut. Setelah memeriksa 25 saksi, olah TKP dan autopsi, Polres Ponoroogo bakal melakukan gelar perkara. Proses ini untuk mengungkap apakah akan dijerat pasal penganiayaan atau pengeroyokan.
Menurut Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, proses pengusutan kasus ini terus berlanjut. "Sebanyak 25 saksi sudah diperiksa, di antaranya saksi korban lain, saksi ustadz, guru dan tim medis," katanya.
Tahapan selanjutnya, kata Catur, melakukan gelar perkara apakah tindak pidana ini masuk ke penganiayaan ayau pengeryokan. "Hasil penyelidikan, pelaku berjumlah lebih dari satu orang," tambahnya.
Baca juga: Terungkap! Santri Gontor Meninggal di Pesantren Bukan di Rumah Sakit
Sebelumnya korban Albar Mahdi, santri Ponpes Gontor 1 di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Ponorogo tewas usai dianiaya santri senior. Jenasah kemudian dipulangkan ke rumah orang tuanya di Palembang, Sumatera Selatan pada 23 Agustus 2022.
Perwakilan yang mengantar jenazah saat itu membawa surat keterangan kematian dari RS Yasyin yang menyatakan korban meninggal karena sakit. Namun ibu korban, Soimah curiga anaknya meninggal tidak wajar.
Kasus mencuat setelah ibu korban mengadukan nasib yang menimpa anaknya kepada dengan pengacara kondang Hotman Paris.
Menurut Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, proses pengusutan kasus ini terus berlanjut. "Sebanyak 25 saksi sudah diperiksa, di antaranya saksi korban lain, saksi ustadz, guru dan tim medis," katanya.
Tahapan selanjutnya, kata Catur, melakukan gelar perkara apakah tindak pidana ini masuk ke penganiayaan ayau pengeryokan. "Hasil penyelidikan, pelaku berjumlah lebih dari satu orang," tambahnya.
Baca juga: Terungkap! Santri Gontor Meninggal di Pesantren Bukan di Rumah Sakit
Sebelumnya korban Albar Mahdi, santri Ponpes Gontor 1 di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Ponorogo tewas usai dianiaya santri senior. Jenasah kemudian dipulangkan ke rumah orang tuanya di Palembang, Sumatera Selatan pada 23 Agustus 2022.
Perwakilan yang mengantar jenazah saat itu membawa surat keterangan kematian dari RS Yasyin yang menyatakan korban meninggal karena sakit. Namun ibu korban, Soimah curiga anaknya meninggal tidak wajar.
Kasus mencuat setelah ibu korban mengadukan nasib yang menimpa anaknya kepada dengan pengacara kondang Hotman Paris.
(msd)