Sastro Samin Manusia Tertua Asal Blora, Tercatat Lahir Tahun 1919
loading...
A
A
A
BLORA - Tangan renta Sastro Samin masih tangkas memegang cangkul. Hanya mengenakan celana pendek warna hitam, tanpa mengenakan baju, pria lanjut usia ini masih rajin membersihkan rumput di sela-sela tanaman ketela pohon yang ditanamnya di pekarangan rumah.
Di biliknya yang sangat sederhana, dan hanya berdinding anyaman bambu, serta tempat tidur tanpa kasur, Sastro Samin masih jelas mengingat masa lalunya, dan bahkan masih mengenali mata uang yang diberikan kepadanya.
Warga Desa Plantungan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah tersebut, diklaim sebagai manusia tertua. Usianya diperkirakan telah mencapai 115 tahun, meskipun di KTP miliknya tertulis kelahiran 1 Juli 1919.
Meski usianya telah senja, namun Sastro Samin tetap bersemangat menjalani hidup. Pengelihatan dan pendengarannya juga masih baik, sehingga sangat jelas ketika diajak berkomunikasi. Tutur bahasanya juga masih sangat fasih.
Saat ini Sastro Samin hidup sebatang kara. Dia menanam seluruh kebutuhan hidupnya di pekarangan rumah. Setiap hari dia masih memasak untuk kebutuhan makannya sehari-hari, meskipun anak-anaknya sering menyediakan makanan.
Sastro Samin disebut penah memiliki lima orang istri, namun saat ini tinggal satu yang masih hidup. Istrinya tersebut, kini memilih untuk tinggal bersama keponakannya untuk memudahkan perawatan.
Kepala Desa Plantungan, Endang Susana mengatakan, jika Sastro Samin merupakan satu-satunya warga tertua di desanya. "Secara administrasi memang tertulis lahir 1 Juli 1919, namun diperkirakan usianya lebih dari 103 tahun, karena pada saat itu masih banyak keterbatasan administrasi kependudukan," ungkapnya.
Perkiraan Endang Susana ini, didasarkan dari cerita Sastro Samin yang mengaku telah beraktivitas mengarit rumput untuk pakan ternak saat Belanda membangun Waduk Tempuran di Blora, sekitar tahun 1916 silam.
"Kalau pada saat pembangunan Waduk Tempuran saja, Mbah Sastro Samin sudah mengarit mencari rumput untuk ternak, tentunya usianya sudah remaja. Beliau ini merupakan panutan dan sesepuh di desa kami. Pola hidup sederhana dan kemandiriannya menjadi teladan bagi kami yang muda-muda," pungkasnya.
Di biliknya yang sangat sederhana, dan hanya berdinding anyaman bambu, serta tempat tidur tanpa kasur, Sastro Samin masih jelas mengingat masa lalunya, dan bahkan masih mengenali mata uang yang diberikan kepadanya.
Warga Desa Plantungan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah tersebut, diklaim sebagai manusia tertua. Usianya diperkirakan telah mencapai 115 tahun, meskipun di KTP miliknya tertulis kelahiran 1 Juli 1919.
Baca Juga
Meski usianya telah senja, namun Sastro Samin tetap bersemangat menjalani hidup. Pengelihatan dan pendengarannya juga masih baik, sehingga sangat jelas ketika diajak berkomunikasi. Tutur bahasanya juga masih sangat fasih.
Saat ini Sastro Samin hidup sebatang kara. Dia menanam seluruh kebutuhan hidupnya di pekarangan rumah. Setiap hari dia masih memasak untuk kebutuhan makannya sehari-hari, meskipun anak-anaknya sering menyediakan makanan.
Sastro Samin disebut penah memiliki lima orang istri, namun saat ini tinggal satu yang masih hidup. Istrinya tersebut, kini memilih untuk tinggal bersama keponakannya untuk memudahkan perawatan.
Kepala Desa Plantungan, Endang Susana mengatakan, jika Sastro Samin merupakan satu-satunya warga tertua di desanya. "Secara administrasi memang tertulis lahir 1 Juli 1919, namun diperkirakan usianya lebih dari 103 tahun, karena pada saat itu masih banyak keterbatasan administrasi kependudukan," ungkapnya.
Perkiraan Endang Susana ini, didasarkan dari cerita Sastro Samin yang mengaku telah beraktivitas mengarit rumput untuk pakan ternak saat Belanda membangun Waduk Tempuran di Blora, sekitar tahun 1916 silam.
"Kalau pada saat pembangunan Waduk Tempuran saja, Mbah Sastro Samin sudah mengarit mencari rumput untuk ternak, tentunya usianya sudah remaja. Beliau ini merupakan panutan dan sesepuh di desa kami. Pola hidup sederhana dan kemandiriannya menjadi teladan bagi kami yang muda-muda," pungkasnya.
(eyt)