Gandeng Blue Forest, Amartha Tanam 4.000 Mangrove di Tanakeke

Rabu, 31 Agustus 2022 - 17:37 WIB
loading...
Gandeng Blue Forest, Amartha Tanam 4.000 Mangrove di Tanakeke
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menggandeng Yayasan Blue Forest menanam 4.000 bibit pohon mangrove di kawasan pesisir Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar. Foto/Istimewa
A A A
MAKASSAR - PT Amartha Mikro Fintek ( Amartha ) menanam 4.000 bibit pohon mangrove di kawasan pesisir Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar. Dalam kegiatan itu, Amartha menggandeng Yayasan Hutan Biru atau Blue Forest sebagai mitra kerja sama.

Prosesi penanaman mangrove dilaksanakan pada Selasa (30/8/2022) dan turut melibatkan sukarelawan dari karyawan internal Amartha sebagai wujud dukungan Amartha terhadap pelestarian lingkungan.



Selain itu, juga melibatkan komunitas perempuan penggiat konservasi hutan bakau Womangrove, Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan serta mengajak warga desa sekitar untuk bersama-sama melestarikan wilayah pesisir mangrove agar program ini dapat terus berkelanjutan.

Chief Risk and Sustainability Officer Amartha , Aria Widyanto, menyampaikan program konservasi hutan mangrove ini merupakan komitmen Amartha untuk melakukan penyeimbangan karbon (carbon offsetting) dan menjadi carbon neutral company dalam waktu lima tahun ke depan. Program ini berada di bawah pilar Sustainability Program Amartha Lestari dari Amartha Foundation.

“Konservasi hutan mangrove ini merupakan inisiatif Amartha untuk menjadi perusahaan swasta yang berorientasi pada sustainable business, dengan memastikan keberlangsungan usaha sembari mengurangi dampak kerusakan lingkungan, salah satunya melalui rencana menjadi carbon neutral company dalam waktu lima tahun ke depan," katanya Aria, saat dijumpai di Hotel Four Points Makassar, Rabu (31/8/2022).

"Pelestarian ekosistem mangrove juga merupakan langkah yang tepat untuk memitigasi bencana di wilayah pesisir, karena ekosistem mangrove dapat meningkatkan resiliensi dan merehabilitasi kawasan pesisir yang rawan terhadap abrasi dan potensi alih lahan untuk kepentingan komersial seperti di Pulau Tanakeke," imbuhnya.

Aria membeberkan, penanaman bibit mangrove dipilih lantaran dampak yang diciptakan dari konservasi hutan mangrove sangat besar. Buman hanya bagi lingkungan saja, tetapi juga dapat menciptakan dampak ekonomi turunan dan sosial bagi warga di sekitar wilayah konservasi.

Bagi lingkungan, hutan mangrove terbukti efektif dalam menyerap emisi karbon dan menjadi pelindung ekosistem di wilayah pesisir. Tanaman mangrove tidak hanya melepaskan oksigen dan menyerap karbondioksida, namun juga menyimpan karbon dan melepaskan biomassa di bawah permukaan tanah sehingga menciptakan kehidupan keanekaragaman hayati.

"Hutan mangrove juga terbukti menyerap karbon lebih besar dibanding jenis tanaman lainnya, sehingga lebih efektif dalam membantu mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global," jelasnya.

Selain itu, hutan mangrove juga bisa menjaga kualitas air dari kadar polutan sehingga dapat meminimalisir pencemaran air, melindungi wilayah pesisir dari abrasi, hingga menjadi mitigasi bencana seperti tsunami.

Pada dampak ekonomi, hutan mangrove menjadi habitat bagi biota laut yang bernilai ekonomi tinggi, seperti udang, ikan, kepiting, kerang, dan lain-lain. Dengan membangun ekosistem hutan mangrove, masyarakat dapat menjual hasil tangkapan di sekitar hutan mangrove, dan meningkatkan pendapatan keluarga.

"Sedangkan pada dampak sosial, kehadiran hutan mangrove dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bergotong-royong mengembangkan potensi hutan mangrove di sektor wisata lingkungan. Misalnya dengan membangun potensi eco-tourism atau pariwisata hutan mangrove. Warga dapat menciptakan industri rumah tangga dari hasil pohon mangrove, serta membuka lapangan kerja informal bagi warga sekitar," tutur Aria.

Pemilihan wilayah Pulau Tanakeke didasari dari hasil riset Amartha yang melihat potensi kepulauan di Sulawesi untuk dikembangkan secara sustainable, salah satunya dengan melakukan konservasi hutan mangrove.

Selain program penanaman mangrove Amartha bersama Blue Forest juga memberikan pelatihan dan edukasi bagi warga sekitar dalam menjaga ekosistem hutan mangrove dan memanfaatkan hasil olahannya.

Direktur Blue Forest, Rio Ahmad mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung penuh program Amartha Lestari dan siap menjalankan kelanjutan dari program ini bersama rekanan dari Womangrove. Sebab sangat penting untuk terus memberikan pelatihan, pendampingan dan edukasi bagi warga sekitar, supaya mereka dapat bergotong-royong merawat ekosistem hutan mangrove.

"Program ini memang seharusnya tidak berhenti pada penanamannya saja, tetapi harus terus berlanjut agar menciptakan dampak bagi warga sekitar," jelas Rio.

Sekadar diketahui, Amartha merupakan microfinance marketplace yang telah berpengalaman lebih dari 12 tahun bergerak dalam layanan keuangan inklusif bagi segmen ultra mikro.

AVP of Marketing & PR Amartha, Rezki Warni menyebutkan, hingga saat ini Amartha telah menyalurkan modal kerja sebesar lebih dari tujuh triliun rupiah kepada lebih dari satu juta perempuan pengusaha mikro di35.000desa di Indonesia.

Sementara bagi desa, Amartha hadir memperkuat ekonomi informal, mengurangi ketimpangan pendapatan, dan mengentaskan kemiskinan.

"Amartha membawa konsep baru tentang pinjam-meminjam uang. Bagi pelaku UMKM di pedesaan yang belum terlayani oleh layanan keuangan, Amartha memberikan akses permodalan. Bagi pendana, platform Amartha mewakili UMKM sebagai alternatif instrumen investasi yang menguntungkan dan berdampak," katanya.



Khusus di Sulawesi Selatan, Amartha telah beroperasi sejak tahun 2019 dan terus menunjukan performa bisnis yang positif dengan jumlah poin operasional sebanyak 128 poin. Lewat akses permodalan, Amartha telah menjangkau lebih dari120.000mitra di wilayah Sulawesi yang tersebar di 2.700 desa.

“Program ini merupakan permulaan bagi Amartha untuk terus memberdayakan pelaku ekonomi informal, tidak hanya dengan layanan keuangan inklusif, tetapi juga dengan melakukan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan," tandas Rezki Warni.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1390 seconds (0.1#10.140)