Bersama Pupuk Kaltim, KLHK Bakal Pulihkan Ekosistem Mangrove TN Kutai
loading...
A
A
A
BONTANG - Balai Taman Nasional Kutai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama PT Pupuk Kaltim bersepakat membangun kolaborasi melaksanakan kegiatan pemulihan ekosistem mangrove di Kalimantan Timur.
”Kolaborasi ini berupa pemulihan ekosistem dipterokarpa serta konservasi keanekaragaman hayati, khususnya jenis-jenis tanaman endemik dan langka,” ujar Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE),KLHK Ahmad Munawir, Sabtu (16/3/2024).
Menurut dia, bahwa ekosistem mangrove adalah salah satu ekosistem yang memiliki peran dan fungsi serta manfaat yang sangat penting dalam hal ekologi, sosial dan ekonomi.”Kerja sama ini fokus melakukan pemulihan ekosistem mangrove di Taman Nasional Kutai,” katanya.
Beberapa poin penekanan untuk menjadi perhatian kedua belak pihak terutama pada aspek pelibatan masyarakat.Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.
“Poin lain yang perlu menjadi perhatian adalah pentingnya melakukan mapping/pengumpulan baseline data, hal ini untuk mengukur sejauh mana kerja sama ini nantinya telah memberikan dampak positif terhadap kawasan TN Kutai,” urai Ahmad Munawir.
Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, Pupuk Kalimantan Timur berkomitmen akan mendukung penguatan fungsi Taman Nasional Kutai dalam empat ruang lingkup kegiatan yaitu: pemulihan ekosistem mangrove.
Kemudian pengawetan flora dan fauna, perlindungan dan pengamanan kawasan, serta penguatan kapasitas kelembagaan Balai Taman Nasional Kutai. Ini salah satunya melalui program Community Forest.
Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan, program ini untuk mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati dengan penanaman bibit di lahan-lahan yang kurang produktif, seperti lahan pesisir, lahan tidur, tambak maupun lahan kering.
Sebagian kegiatan dengan Balai Taman Nasional Kutai ini merupakan pengejawantahan dari program Community Forest. ”Melalui kerja sama ini, ditargetkan jumlah pohon ditanam mencapai tiga juta pohon mangrove dan lima ratus ribuan tanaman langka endemik,” katanya.
Lokasi penanaman tersebar, sebagian besar di Resort Pesisir dan Resort Rantau Pulung dengan luas total kurang lebih 925 hektare.
“Selain penanaman, guna melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna, dalam kegiatan kerja sama ini juga akan melakukan eksplorasi jenis-jenis anggrek endemik TN Kutai. Kami komitmen untuk menanam 10 juta pohon hingga 2030 mendatang,” tandasnya.
”Kolaborasi ini berupa pemulihan ekosistem dipterokarpa serta konservasi keanekaragaman hayati, khususnya jenis-jenis tanaman endemik dan langka,” ujar Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE),KLHK Ahmad Munawir, Sabtu (16/3/2024).
Menurut dia, bahwa ekosistem mangrove adalah salah satu ekosistem yang memiliki peran dan fungsi serta manfaat yang sangat penting dalam hal ekologi, sosial dan ekonomi.”Kerja sama ini fokus melakukan pemulihan ekosistem mangrove di Taman Nasional Kutai,” katanya.
Baca Juga
Beberapa poin penekanan untuk menjadi perhatian kedua belak pihak terutama pada aspek pelibatan masyarakat.Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.
“Poin lain yang perlu menjadi perhatian adalah pentingnya melakukan mapping/pengumpulan baseline data, hal ini untuk mengukur sejauh mana kerja sama ini nantinya telah memberikan dampak positif terhadap kawasan TN Kutai,” urai Ahmad Munawir.
Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, Pupuk Kalimantan Timur berkomitmen akan mendukung penguatan fungsi Taman Nasional Kutai dalam empat ruang lingkup kegiatan yaitu: pemulihan ekosistem mangrove.
Kemudian pengawetan flora dan fauna, perlindungan dan pengamanan kawasan, serta penguatan kapasitas kelembagaan Balai Taman Nasional Kutai. Ini salah satunya melalui program Community Forest.
Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan, program ini untuk mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati dengan penanaman bibit di lahan-lahan yang kurang produktif, seperti lahan pesisir, lahan tidur, tambak maupun lahan kering.
Sebagian kegiatan dengan Balai Taman Nasional Kutai ini merupakan pengejawantahan dari program Community Forest. ”Melalui kerja sama ini, ditargetkan jumlah pohon ditanam mencapai tiga juta pohon mangrove dan lima ratus ribuan tanaman langka endemik,” katanya.
Lokasi penanaman tersebar, sebagian besar di Resort Pesisir dan Resort Rantau Pulung dengan luas total kurang lebih 925 hektare.
“Selain penanaman, guna melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna, dalam kegiatan kerja sama ini juga akan melakukan eksplorasi jenis-jenis anggrek endemik TN Kutai. Kami komitmen untuk menanam 10 juta pohon hingga 2030 mendatang,” tandasnya.
(ams)