Bupati Lamandau Cek Rumah Banjir, Warga Nanga Bulik Mengungsi ke Gedung Serba Guna
loading...
A
A
A
NANGA BULIK - Puluhan warga kota Nanga Bulik, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng harus mengungsi ke Gedung Sembaga Mas atau Gedung Serbaguna karena rumah mereka terendam banjir akibat luapan air sungai Lamandau.
Sejak Sabtu 27 Juni 2020, pemerintah kabupaten Lamandau telah memanfaatkan gedung serbaguna di Jalan Batu Batanggui sebagai tempat evakuasi korban terdampak banjir. Hingga Selasa malam, setidaknya ada 48 jiwa dari 16 kepala keluarga yang merupakan warga kota Nanga Bulik telah memilih menempati gedung serbaguna itu.
"Sebagai salahsatu langkah penanggulangan dampak bencana banjir memng telah kita siapkan tempat evakuasi bagi masyarakat terdampak, untuk yang ada di perkotaan salahsatunya ya Gedung Sembaga Mas ini," kata Bupati Hendra Lesmana saat melakukan pengecekan pengungsi.
Bupati Lamandau Hendra Lesmana yang didampingi Wakil Bupati Riko Porwanto serta Ketua TP PKK Lamandau Rusdianti Hendra Lesmana kala itu datang untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana bagi para pengungsi, mulai dari tempat tidur, dapur umum, fasilitas air bersih hingga pelayanan kesehatan.
Bupati mengatakan, Pemkab Lamandau telah menetapkan status tanggap darurat banjir. Intensitas curah hujan yang tinggi membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Lamandau terendam air. Debit ketinggian air di sungai-sungai yang berada wilayah kabupaten ini pun terus menaik, hingga meluap.
Bupati mengimbau kepada warga lainnya terdampak banjir untuk terus meningkatkan kewaspadaannya, seraya menyaraknkan agar warga yang tinggal di daerah-daerah yang rawan banjir seperti bantaran sungai agar mau dievakuasi. "Jika di wilayahnya sudah tidak safety lagi, saya minta agar warga mau dievakuasi.”
Lurah Nanga Bulik Tania Pingkan mengatakan, dari data sementara tercatat ada 325 rumah 2 musala 3 Sekolahan dan 1 kantor perbankan di wilayahnya yang terendam banjir akibat luapan air sungai Lamandau itu. Rumah dan fasilitas umum yang terdampak banjir ini notabene berada di bantaran sungai dan daerah dataran rendah.
"Pendataan terus kita lakukan karena diperkirakan jumlah bangunan yang terendam banjir ini terus bertambah mengingat debet air sungai terus naik dan dampak luapannya terus meluas. Kami terus koordinasi dengan BPBD dan Tagana untuk evakuasi dan penanggulangan dampaknya," kata Tania.
Sejak Sabtu 27 Juni 2020, pemerintah kabupaten Lamandau telah memanfaatkan gedung serbaguna di Jalan Batu Batanggui sebagai tempat evakuasi korban terdampak banjir. Hingga Selasa malam, setidaknya ada 48 jiwa dari 16 kepala keluarga yang merupakan warga kota Nanga Bulik telah memilih menempati gedung serbaguna itu.
"Sebagai salahsatu langkah penanggulangan dampak bencana banjir memng telah kita siapkan tempat evakuasi bagi masyarakat terdampak, untuk yang ada di perkotaan salahsatunya ya Gedung Sembaga Mas ini," kata Bupati Hendra Lesmana saat melakukan pengecekan pengungsi.
Bupati Lamandau Hendra Lesmana yang didampingi Wakil Bupati Riko Porwanto serta Ketua TP PKK Lamandau Rusdianti Hendra Lesmana kala itu datang untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana bagi para pengungsi, mulai dari tempat tidur, dapur umum, fasilitas air bersih hingga pelayanan kesehatan.
Bupati mengatakan, Pemkab Lamandau telah menetapkan status tanggap darurat banjir. Intensitas curah hujan yang tinggi membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Lamandau terendam air. Debit ketinggian air di sungai-sungai yang berada wilayah kabupaten ini pun terus menaik, hingga meluap.
Bupati mengimbau kepada warga lainnya terdampak banjir untuk terus meningkatkan kewaspadaannya, seraya menyaraknkan agar warga yang tinggal di daerah-daerah yang rawan banjir seperti bantaran sungai agar mau dievakuasi. "Jika di wilayahnya sudah tidak safety lagi, saya minta agar warga mau dievakuasi.”
Lurah Nanga Bulik Tania Pingkan mengatakan, dari data sementara tercatat ada 325 rumah 2 musala 3 Sekolahan dan 1 kantor perbankan di wilayahnya yang terendam banjir akibat luapan air sungai Lamandau itu. Rumah dan fasilitas umum yang terdampak banjir ini notabene berada di bantaran sungai dan daerah dataran rendah.
"Pendataan terus kita lakukan karena diperkirakan jumlah bangunan yang terendam banjir ini terus bertambah mengingat debet air sungai terus naik dan dampak luapannya terus meluas. Kami terus koordinasi dengan BPBD dan Tagana untuk evakuasi dan penanggulangan dampaknya," kata Tania.
(ars)