Festival Danau Tempe 2022 Curi Perhatian Wisatawan Domestik dan Mancanegara
loading...
A
A
A
Selain masuk dalam destinasi wisata, Danau Tempe juga mempunyi peran tiga dimensi, yaitu potensi Perikanan, Pertanian dan Pariwisata.
"Danau Tempe dikenal dulu dengan mangkok ikannya Nusantara. Tahun 1950-an, Danau Tempe dapat memproduksi ikan 50.000 ton per tahun. Tetapi, semakin hari terjadi sedimentasi dan ikan semakin punah. Alhamdulillah, melalui Kementerian PUPR terus dilakukan revitalisasi," jelasnya
Untuk potensi pertanian, ada lima kecamatan pesisir yang memanfaatkan air Danau Tempe untuk pertanian. Ada 800 ribu ton beras yang berhasil dihasilkan dari persawahan yang di Kabupaten Wajo
Artinya Kabupaten Wajo mampu memberikan sumbangsih ketahanan pangan nasional dengan mengekspor beras ke Jawa, Kalimantan, dan Papua, serta daerah lainnya
"Alhamdulillah, air yang ada di Danau Tempe memberikan kontribusi ke persawahan untuk menjadikan Wajo lumbung padi. Kita sudah mencapai 800 ribu ton dan sekarang kita kerja keras untuk mencapai 1 juta ton," ungkapnya
Olehnya itu, Amran berharap agar sektor pariwisata dapat menjadi magnet dan memberikan multiplier effect untuk sektor perekonomian lainnya, termasuk UMKM.
FDT 2022 tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi menjadi upaya menggerakkan perekonomian dan pengembangan UMKM Wajo. "Kita juga berharap ini menjadi upaya promosi wisata dan potensi Kabupaten Wajo serta menjadi hiburan bagi masyarakat," harapnya.
Deputi Bidang Penyelenggaraan Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf RI, Rizki Handayani Mustafa, menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Wajo , Pemprov Sulsel, serta kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi untuk berupaya memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Wajo, salah satunya melalui penyelenggaraan event FDT 2022.
Rizki mengatakan gelaran FDT merupakan salah satu langkah strategis untuk mempromosikan keindahan Danau Tempe sekaligus menjadi sarana bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk memperkenalkan beraneka ragam produknya.
"Kami yakin dapat memberikan multiplier effect bagi industri parekraf di Wajo yang berujung pada meningkatnya ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya di Provinsi Sulawesi Selatan," ucapnya.
"Danau Tempe dikenal dulu dengan mangkok ikannya Nusantara. Tahun 1950-an, Danau Tempe dapat memproduksi ikan 50.000 ton per tahun. Tetapi, semakin hari terjadi sedimentasi dan ikan semakin punah. Alhamdulillah, melalui Kementerian PUPR terus dilakukan revitalisasi," jelasnya
Untuk potensi pertanian, ada lima kecamatan pesisir yang memanfaatkan air Danau Tempe untuk pertanian. Ada 800 ribu ton beras yang berhasil dihasilkan dari persawahan yang di Kabupaten Wajo
Artinya Kabupaten Wajo mampu memberikan sumbangsih ketahanan pangan nasional dengan mengekspor beras ke Jawa, Kalimantan, dan Papua, serta daerah lainnya
"Alhamdulillah, air yang ada di Danau Tempe memberikan kontribusi ke persawahan untuk menjadikan Wajo lumbung padi. Kita sudah mencapai 800 ribu ton dan sekarang kita kerja keras untuk mencapai 1 juta ton," ungkapnya
Olehnya itu, Amran berharap agar sektor pariwisata dapat menjadi magnet dan memberikan multiplier effect untuk sektor perekonomian lainnya, termasuk UMKM.
FDT 2022 tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi menjadi upaya menggerakkan perekonomian dan pengembangan UMKM Wajo. "Kita juga berharap ini menjadi upaya promosi wisata dan potensi Kabupaten Wajo serta menjadi hiburan bagi masyarakat," harapnya.
Deputi Bidang Penyelenggaraan Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf RI, Rizki Handayani Mustafa, menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Wajo , Pemprov Sulsel, serta kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi untuk berupaya memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Wajo, salah satunya melalui penyelenggaraan event FDT 2022.
Rizki mengatakan gelaran FDT merupakan salah satu langkah strategis untuk mempromosikan keindahan Danau Tempe sekaligus menjadi sarana bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk memperkenalkan beraneka ragam produknya.
"Kami yakin dapat memberikan multiplier effect bagi industri parekraf di Wajo yang berujung pada meningkatnya ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya di Provinsi Sulawesi Selatan," ucapnya.