Tangis Ida Menjadi-jadi saat Ikut Lomba Menangis, Rayakan HUT ke-77 RI di Lubuklinggau
loading...
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Ada lomba yang berbeda dan unik dalam rangka menyambut HUT ke-77 RI yang digelar oleh Karang Taruna Keluraan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kota Lubuklinggau , Rabu (17/8/2022).
Perlombaan unik dan menarik itu adalah lomba menangis, dan para peserta terlihat menghayati perannya. Dia menangis sejadi-jadinya. Sambil meratap hingga mengeluarkan air mata.
Bahkan salah satu peserta, bernama Ida. Sambil benar-benar menangis sejadi-jadinya, yang mengungkapkan kerinduannya kepada ibunya tercinta.
Diketahui, Ida merupakan warga rantauan dari Kabupaten Lahat, Sumsel. Dia mengungkapkan jika dia sudah lama tidak pulang bertemu keluarganya di Lahat. "Kalau ade rezeki aku nak balek," teriaknya dengan bahasa jeme, sambil menangis.
Bahkan Ida masih terlihat menangis, meski lomba sudah selesai. Sampai dia tidak kuat berdiri dari kursi lomba. Sehingga dibantu oleh panitia. Lomba menangis tersebut menjadi salah satu yang menjadi perhatian penonton.
Panitia lomba dari Karang Taruna Keluraan Siring Agung, Miko mengatakan salah lomba memang ada lomba menangis, yang pesertanya ibu-ibu.
"Yang dinilai adalah bagaimana peserta meresapi tangisan dan masalah yang diungkapkannya. Jadi yang paling menangis dan paling meresapi itulah menang," kata Miko.
Dia mengatakan ada banyak perlombaan selain lomba menangis. Seperti lomba gerak jalan ibu, lomba balap karung, lomba panjat pinang diatas irigasi, lomba nyebrang irigasi diatas bambu. Pukul batal atas bambu Dan masih banyak lagi.
"Lomba kami gelar rutin setiap tahun. Kecuali dua tahun terakhir tidak ada lomba karena pandemi covid-19," katanya.
Perlombaan unik dan menarik itu adalah lomba menangis, dan para peserta terlihat menghayati perannya. Dia menangis sejadi-jadinya. Sambil meratap hingga mengeluarkan air mata.
Bahkan salah satu peserta, bernama Ida. Sambil benar-benar menangis sejadi-jadinya, yang mengungkapkan kerinduannya kepada ibunya tercinta.
Diketahui, Ida merupakan warga rantauan dari Kabupaten Lahat, Sumsel. Dia mengungkapkan jika dia sudah lama tidak pulang bertemu keluarganya di Lahat. "Kalau ade rezeki aku nak balek," teriaknya dengan bahasa jeme, sambil menangis.
Bahkan Ida masih terlihat menangis, meski lomba sudah selesai. Sampai dia tidak kuat berdiri dari kursi lomba. Sehingga dibantu oleh panitia. Lomba menangis tersebut menjadi salah satu yang menjadi perhatian penonton.
Panitia lomba dari Karang Taruna Keluraan Siring Agung, Miko mengatakan salah lomba memang ada lomba menangis, yang pesertanya ibu-ibu.
"Yang dinilai adalah bagaimana peserta meresapi tangisan dan masalah yang diungkapkannya. Jadi yang paling menangis dan paling meresapi itulah menang," kata Miko.
Dia mengatakan ada banyak perlombaan selain lomba menangis. Seperti lomba gerak jalan ibu, lomba balap karung, lomba panjat pinang diatas irigasi, lomba nyebrang irigasi diatas bambu. Pukul batal atas bambu Dan masih banyak lagi.
"Lomba kami gelar rutin setiap tahun. Kecuali dua tahun terakhir tidak ada lomba karena pandemi covid-19," katanya.
(nic)