Jahe Merah Suku Baduy Luar di Lebak Mulai Dilirik Pasar Dunia
loading...
A
A
A
LEBAK - Jahe merah dari suku Baduy luar mulai dilirik dunia internasional. Ditanam di daratan tinggi dan tanah adat, jahe merah suku Baduy luar yang berada di wilayah Lebak, Banten, ternyata memiliki kualitas nomor wahid.
Hal ini tentu tidak lepas dari kontrol ketat yang dilakukan para petani dari suku Baduy luar terhadap tanamannya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar mengatakan, produksi jahe merah di wilayahnya kerap mengalami kenaikan sejak pandemi Covid-19. Hal ini diikuti dengan tingginya permintaan terhadap jahe merah.
"Pada 2018, produksi jahe merah di Lebak mencapai 274 ribu Kg lebih. Memasuki 2019 permintaan tambah banyak, dan produksi jahe merah naik menjadi 612 ribu Kg lebih," katanya, kepada SINDOnews, Rabu (17/8/2022).
Jumlah itu mengalami kenaikan lagi, pada 2020 menjadi 619 ribu Kg lebih dan mencapai 1 Juta Kg lebih pada 2021.
"Pada periode pertama tahun 2022, produksi jahe merah telah mencapai 700 ribu Kg lebih. Jadi kenaikan itu sangat signifikan. Ini sangat menguntungkan para petani jahe merah yang berada di Lebak," sambungnya.
Apalagi, jahe merah yang ada di tanah adat Baduy luar. Dengan kontrol ketat, mulai dari penanaman hingga bibit, membuat produksi jahe merah suku Baduy luar dilirik dunia internasional karena kualitasnya sangat baik.
"Kabupaten Lebak itu terluas di Banten. Petani saya dididik dan dilatih, sehingga pengetahuannya bertambah dalam mengolah jahe merah. Sehingga, Lebak layak disebut sebagai negeri Jahe Merah," bebernya.
Hal ini tentu tidak lepas dari kontrol ketat yang dilakukan para petani dari suku Baduy luar terhadap tanamannya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar mengatakan, produksi jahe merah di wilayahnya kerap mengalami kenaikan sejak pandemi Covid-19. Hal ini diikuti dengan tingginya permintaan terhadap jahe merah.
"Pada 2018, produksi jahe merah di Lebak mencapai 274 ribu Kg lebih. Memasuki 2019 permintaan tambah banyak, dan produksi jahe merah naik menjadi 612 ribu Kg lebih," katanya, kepada SINDOnews, Rabu (17/8/2022).
Jumlah itu mengalami kenaikan lagi, pada 2020 menjadi 619 ribu Kg lebih dan mencapai 1 Juta Kg lebih pada 2021.
"Pada periode pertama tahun 2022, produksi jahe merah telah mencapai 700 ribu Kg lebih. Jadi kenaikan itu sangat signifikan. Ini sangat menguntungkan para petani jahe merah yang berada di Lebak," sambungnya.
Apalagi, jahe merah yang ada di tanah adat Baduy luar. Dengan kontrol ketat, mulai dari penanaman hingga bibit, membuat produksi jahe merah suku Baduy luar dilirik dunia internasional karena kualitasnya sangat baik.
"Kabupaten Lebak itu terluas di Banten. Petani saya dididik dan dilatih, sehingga pengetahuannya bertambah dalam mengolah jahe merah. Sehingga, Lebak layak disebut sebagai negeri Jahe Merah," bebernya.