Undika Surabaya Ciptakan Box Ultra Violet Pembasmi Kuman
loading...
A
A
A
Universitas Dinamika (Undika) atau STIKOM Surabaya tengah menjalankan masa transisi menuju new normal. Pihak kampus mempersiapkan segala bentuk protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 . Baik dalam menyediakan handsanitizer, cuci tangan, dan juga pemisahan akses keluar masuk kampus.
Kepala Bagian Administrasi Umum, Indra Gunawan mengatakan, pihaknya juga membuat dua box pembasmi kuman, bakteri maupun virus di benda. Box yang berbentuk seperti rak buku itu disebut Dinamika Box of Sterilisation atau disingkat D'Bos “Dua box tersebut kami letakkan di Pos 1 (keamanan) dan juga perpustakaan,” katanya, Selasa (30/6/2020). (Baca juga: Napi Warga Singapura Tewas Usai Tenggak Pembersih Lantai di Lapas Batam)
Indra melanjutkan, pembuatan D’Bos yang menggunakan cahaya Ultra Violet (UV) ini terinspirasi alat sterilisasi di ruang operasi rumah sakit yang berfungsi membunuh kuman maupun bakteri. Oleh sebab itu, pihaknya membuat dua box yang diletakkan di bagian yang sering menerima barang dari luar. (Baca juga: Cemburu Buta, Pria di Jayapura Ini Nekat Tusuk Saingan dan Wanita Idaman)
Gun sapaannya menyampaikan, di Pos 1 selalu menerima paket barang dari luar. Sehingga memmbutuhkan strerilisasi barang sebelum masuk ke kampus. Begitu juga dengan perpustakaan yang buku-bukunya akan keluar masuk karena dipinjam oleh pengunjungnya. “Jadi barang atau buku sudah bebas dari kuman, bakteri, atau virus ketika sampai pada orang atau peminjam lainnya,” katanya.
D'Bos memiliki ukuran panjang 2 meter dan lebar setengah meter ini menggunakan lampu UV 20 watt. Pada umumnya ukuran tersebuit sudah mampu membunuh kuman pada barang dalam waktu kurang lebih 20 menit. Jadi barang-barang yang sudah disterilkan di box tersebut dijamin bebas dari kuman atau bakteri. “Juga dipasang reflektor agar cahaya UV bisa memantul dari segala arah. Dan barang bisa disterilkan disemua sisi,” lanjutnya.
Kepala Bagian Perpustakaan Deasy Kumalawati, menambahkan pihaknya juga akan berupaya meminimalisir penularan COVID-19, yakni dengan membatasi jumlah pengunjung dan pembatasan tempat duduk agar tidak berkerumun. “Box yang dibuat bagian AU ini juga membantu membunuh kuman atau virus yang mungkin ada di buku,” tuturnya.
Deasy menyampaikan bahwa nantinya pustakawan yang mengembalikan buku akan diletakkan dalam box untuk disterilisasi. Setelah dimasukkan dalam box, petugas perpustakaan akan menyalakan lampu UV selama kurang lebih 20 menit. “Kami menyebutnya karantina buku sebelum dikembalikan ke rak dan dipinjam oleh pustakawan lainnya,” sebutnya. Dia berharap dengan adanya fasilitas ini, mahasiswa dan juga karyawan akan terbebas dari virus atau kuman yang mungkin menempel dalam buku.
Kepala Bagian Administrasi Umum, Indra Gunawan mengatakan, pihaknya juga membuat dua box pembasmi kuman, bakteri maupun virus di benda. Box yang berbentuk seperti rak buku itu disebut Dinamika Box of Sterilisation atau disingkat D'Bos “Dua box tersebut kami letakkan di Pos 1 (keamanan) dan juga perpustakaan,” katanya, Selasa (30/6/2020). (Baca juga: Napi Warga Singapura Tewas Usai Tenggak Pembersih Lantai di Lapas Batam)
Indra melanjutkan, pembuatan D’Bos yang menggunakan cahaya Ultra Violet (UV) ini terinspirasi alat sterilisasi di ruang operasi rumah sakit yang berfungsi membunuh kuman maupun bakteri. Oleh sebab itu, pihaknya membuat dua box yang diletakkan di bagian yang sering menerima barang dari luar. (Baca juga: Cemburu Buta, Pria di Jayapura Ini Nekat Tusuk Saingan dan Wanita Idaman)
Gun sapaannya menyampaikan, di Pos 1 selalu menerima paket barang dari luar. Sehingga memmbutuhkan strerilisasi barang sebelum masuk ke kampus. Begitu juga dengan perpustakaan yang buku-bukunya akan keluar masuk karena dipinjam oleh pengunjungnya. “Jadi barang atau buku sudah bebas dari kuman, bakteri, atau virus ketika sampai pada orang atau peminjam lainnya,” katanya.
D'Bos memiliki ukuran panjang 2 meter dan lebar setengah meter ini menggunakan lampu UV 20 watt. Pada umumnya ukuran tersebuit sudah mampu membunuh kuman pada barang dalam waktu kurang lebih 20 menit. Jadi barang-barang yang sudah disterilkan di box tersebut dijamin bebas dari kuman atau bakteri. “Juga dipasang reflektor agar cahaya UV bisa memantul dari segala arah. Dan barang bisa disterilkan disemua sisi,” lanjutnya.
Kepala Bagian Perpustakaan Deasy Kumalawati, menambahkan pihaknya juga akan berupaya meminimalisir penularan COVID-19, yakni dengan membatasi jumlah pengunjung dan pembatasan tempat duduk agar tidak berkerumun. “Box yang dibuat bagian AU ini juga membantu membunuh kuman atau virus yang mungkin ada di buku,” tuturnya.
Deasy menyampaikan bahwa nantinya pustakawan yang mengembalikan buku akan diletakkan dalam box untuk disterilisasi. Setelah dimasukkan dalam box, petugas perpustakaan akan menyalakan lampu UV selama kurang lebih 20 menit. “Kami menyebutnya karantina buku sebelum dikembalikan ke rak dan dipinjam oleh pustakawan lainnya,” sebutnya. Dia berharap dengan adanya fasilitas ini, mahasiswa dan juga karyawan akan terbebas dari virus atau kuman yang mungkin menempel dalam buku.
(shf)