Kasus Kebakaran di Maros Tinggi, Warga Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
loading...
A
A
A
MAROS - Seringnya terjadi kebakaran beberapa hari terakhir ini, membuat Satuan Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran dan Penyelematan Kabupaten Maros meminta warga untuk lebih memperhatikan beberapa hal yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
Selama kurun waktu periode Januari hingga Juli 2022, instansi terkait merilis telah terjadi 32 peristiwa kebakaran di Kabupaten Maros.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Maros, Jufri, mengatakan dari 32 peristiwa kebakaran tersebut didominasi di pemukiman penduduk. Jufri merincikan dari 32 peristiwa kebakaran tersebut didominasi bangunan penduduk sebanyak 29 kasus, 9 kasus bangunan industri, dan lainnya 3 kasus.
"Sementara untuk korban dalam peristiwa kebakaran sepanjang 2022 ada satu orang. Itu terjadi pada kebakaran di bulan Juni yang terjadi di Kecamatan Bantimurung," katanya kepada awak media (2/8/2022).
Dia menjelaskan beberapa faktor penyebab kebakaran ini beragam. Mulai dari hubungan arus pendek listrik atau korsleting listrik, kompor, hingga pembakaran sampah. "Tapi rata-rata penyebabnya adalah karena arus pendek listrik. Tercatat sebanyak 17 kasus di antaranya terjadi akibat korsleting listrik,“ ujarnya.
Dia pun mengimbau kepada warga masyarakat lebih memperhatikan jaringan listrik yang banyak menyebabkan kasus kebakaran di Buttasalewangang itu.
“Periksa kompor gas sebelum ditinggal apakah sudah dalam kondisi tidak menyala atau masih menyala. Perhatikan juga jaringan listrik seperti kabel apakah ada yang rusak atau digigit tikus misalnya. Supaya tidak terjadi korseling listrik," imbuhnya.
Jufri mengatakan jumlah 32 kasus itu menurun dibanding kasus kebakaran pada 2021. Di periode yang sama, ada sekitar 38 kejadian kebakaran. Dia mengatakan kendala saat ini adalah mobilitas yang susah dijangkau, semisal di Kecamatan Mallawa.
“Ketika kita telah sampai di lokasi 15 persen bangunannya telah hangus terbakar. Karena persoalan jarak dan medan yang berat. Makanya kami meminta kepada Bupati untuk membuat sektor khusus di Kecamatan Mallawa, Camba dan sekitarnya," bebernya.
Dia mengatakan sejauh ini sudah ada enam sektor yakni sektor Marusu, Tanralili, Moncongloe, Bantimurung, Camba, dan Bontoa.
Selama kurun waktu periode Januari hingga Juli 2022, instansi terkait merilis telah terjadi 32 peristiwa kebakaran di Kabupaten Maros.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Maros, Jufri, mengatakan dari 32 peristiwa kebakaran tersebut didominasi di pemukiman penduduk. Jufri merincikan dari 32 peristiwa kebakaran tersebut didominasi bangunan penduduk sebanyak 29 kasus, 9 kasus bangunan industri, dan lainnya 3 kasus.
"Sementara untuk korban dalam peristiwa kebakaran sepanjang 2022 ada satu orang. Itu terjadi pada kebakaran di bulan Juni yang terjadi di Kecamatan Bantimurung," katanya kepada awak media (2/8/2022).
Dia menjelaskan beberapa faktor penyebab kebakaran ini beragam. Mulai dari hubungan arus pendek listrik atau korsleting listrik, kompor, hingga pembakaran sampah. "Tapi rata-rata penyebabnya adalah karena arus pendek listrik. Tercatat sebanyak 17 kasus di antaranya terjadi akibat korsleting listrik,“ ujarnya.
Dia pun mengimbau kepada warga masyarakat lebih memperhatikan jaringan listrik yang banyak menyebabkan kasus kebakaran di Buttasalewangang itu.
“Periksa kompor gas sebelum ditinggal apakah sudah dalam kondisi tidak menyala atau masih menyala. Perhatikan juga jaringan listrik seperti kabel apakah ada yang rusak atau digigit tikus misalnya. Supaya tidak terjadi korseling listrik," imbuhnya.
Jufri mengatakan jumlah 32 kasus itu menurun dibanding kasus kebakaran pada 2021. Di periode yang sama, ada sekitar 38 kejadian kebakaran. Dia mengatakan kendala saat ini adalah mobilitas yang susah dijangkau, semisal di Kecamatan Mallawa.
“Ketika kita telah sampai di lokasi 15 persen bangunannya telah hangus terbakar. Karena persoalan jarak dan medan yang berat. Makanya kami meminta kepada Bupati untuk membuat sektor khusus di Kecamatan Mallawa, Camba dan sekitarnya," bebernya.
Dia mengatakan sejauh ini sudah ada enam sektor yakni sektor Marusu, Tanralili, Moncongloe, Bantimurung, Camba, dan Bontoa.
(tri)