Legenda Gunung Merapi Terbentuk dari Pertempuran Empu Sakti Melawan para Dewa

Selasa, 02 Agustus 2022 - 05:03 WIB
loading...
A A A
Mendengar usulan ini, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Bewa Panyarikan untuk datang ke daerah utara dan berdiskusi dengan kedua empu tersebut. Empu Rama dan Empu Pamadi yang sedang melihat hasil pahatan kerisnya, terkejut melihat kedatangan Batara Narada dan Dewa Panyarikan ke tempat tinggalnya.

Batara Narada kemudian menyampaikan maksud kedatangannya untuk minta izin mengenai pemindahan Gunung Jamurdipa karena Pulau Jawa bisa tenggelam. Kedua utusan memohon kedua empu agar pindah ke tempat lain.

Permintaan itu ditolak oleh kedua empu dengan alasan bahwa kualitas keris yang dihasilkan tidak akan sebagus yang mereka buat selama ini, jika mereka pindah ke tempat lain. Kedua utusan terus melancarkan rayuan. Namun empu sakti bergeming. Bahkan utusan sudah mulai memaksakan kehendak, namun tetap saja ditolak.

Maka pertarungan fisik pun terjadi. Lagi-agi kedua kubu sama kuat, hingga jeda sejenak. Dengan terpakasa Batara Narada dan Dewa Penyarikan kembali ke kayangan untuk memberitahukan berita tersebut kepada Batara Guru.

Mendengar laporan tersebut, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Dewa Panyarikan untuk memindahkan Gunung Jamurpadi ke hutan tersebut meskipun kedua empu sakti itu menolak.

Atas perintah itu, Batara Narada dan Dewa Panyarikan membawa Gunung Jamurdipa terbang dari selatan ke utara. Empu Rama dan Empu Pamadi terkejut melihat sebuah benda besar terbang di atas mereka. Gunung Jamurdipa lalu dilepaskan dan jatuh menimpa kedua empu tersebut.

Gunung Jamurdipa lantas bertengger di tengah Pulau Jawa. Namun di puncak gunung, keluar asap putih yang ternyata berasal dari tungku perapian kedua empu. Sejak itu Gunung Jamurdipa lebih dikenal dengan nama Gunung Merapi.

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi tidak hanya mengetahui legendanya. Mereka meyakini begitu banyak hal-hal mistis ada di sana. Bahkan ada beberapa tempat, jika berada di sana, harus mengikuti aturan yang berlaku. Antara lain, pengunjung tidak boleh menebang pohon sembarangan, mengambil rumput, hingga merusak benda-benda yang ada di kawasan tersebut.

Selain itu, selama berada di kawasan Gunung Merapi, tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor dan maksiat. Jika melanggar, maka biasanya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Masyarakat setempat percaya bahwa kawasan ini dijaga oleh makhluk halus yang bernama Nyai Gadung Melati, pemimpin pasukan Keraton Merapi. Tugas Nyai Gadung adalah melindungi lingkungan serta hewan ternak yang ada di kawasannya. Nyai Gadung Melati seringkali menampakkan diri dalam mimipi penduduk sekitar. Jika Nyai muncul dalam mimpi, itu pertanda akan terjadi erupsi dalam waktu dekat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4402 seconds (0.1#10.140)