Legenda Gunung Merapi Terbentuk dari Pertempuran Empu Sakti Melawan para Dewa

Selasa, 02 Agustus 2022 - 05:03 WIB
loading...
Legenda Gunung Merapi Terbentuk dari Pertempuran Empu Sakti Melawan para Dewa
Gunung Merapi memiliki banyak cerita mistis. Gunung yang tinggi menjulang mencapai 2.968 mdpl itu berada di bagian tengah Pulau Jawa. Gunung Merapi salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Foto dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gunung yang tinggi dan bekawah kerap menimbulkan kesan seram dan angker. Lebih lagi, jika gunung tersebut mengeluarkan asap dan memuntahkan material panas, menimbulkan ketakutan bagi warga yang tinggal di sekitar.

Yang menarik, warga yang tinggal di sekitar gunung berapi selalu punya cerita tentang gunung tersebut. Entah itu cerita tentang asal-usul nama gunung pun tentang terbentuknya gunung tersebut. Ada kisah legenda, juga ada kisah yang bersifat mitstis.

Gunung Merapi salah satu yang memiliki banyak cerita mistis. Gunung yang tinggi menjulang mencapai 2.968 mdpl itu berada di bagian tengah Pulau Jawa. Gunung Merapi salah satu gunung berapi yang teraktif di Indonesia. Baca juga: Gunung Merapi Semburkan Lava Pijar Delapan Kali Sejauh 1,8 Km



Terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, secara administratif lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Sejak tahun 2004, kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Mengenai letaknya yang berada di tengah Pulau Jawa, ternyata ada ceritanya, yang konon punya kaitansangat erat dengan laut selatan Jawa.

Menurut cerita legenda yang berkembang di masyarakat dan diceritakan turun-temurun, di lokasi tempat Gunung Merapi tersebut, pada jaman dahulu kala merupakan sebuah kawasan hutan. Di hutan yang luas itu, hiduplah dua orang empu pembuat keris. Kedua empu yaitu Empu Rama dan Empu Pamadi sangat sakti.

Mereka selalu menyalakan tungku perapian dan membuat keris tanpa bantuan alat-alat lain alias mengandalkan tangan kosong untuk menempa besi panas hingga menjadi keris. Sementara itu, di sebelah selatan hutan tersebut, tepat di daerah pantai menjulang sebuah gunung bernama Gunung Jamurdipa.

Menurut kisah legenda, keberadaan Gunung Jamurdipa di pinggir Pulau Jawa itu mbuat pulau ini miring. Suatu hari, Batara Narada dan Dewa Penyarikan datang menyelidiki keberadaan Gunung Jamurdipa. Utusan khayangan itu mengamati dari atas langit. Setelah mengamati keadaan Gunung Jamurdipa, Batara Narada dan Dewa Penyarikan kembali ke kayangan.

Batara Narada dan Dewa Panyarikan melaporkan bahwa keberadaan Gunung Jamurdipa telah menyebabkan Pulau Jawa miring ke arah selatan. Solusinya, Gunung Jamurdipa harus segera dipindahkan ke tengah, tepatnya di hutan tempat kedua empu pembuat keris. Pemindahan ini untuk mencegah agar Pulau Jawa tidak tenggelam.

Mendengar usulan ini, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Bewa Panyarikan untuk datang ke daerah utara dan berdiskusi dengan kedua empu tersebut. Empu Rama dan Empu Pamadi yang sedang melihat hasil pahatan kerisnya, terkejut melihat kedatangan Batara Narada dan Dewa Panyarikan ke tempat tinggalnya.

Batara Narada kemudian menyampaikan maksud kedatangannya untuk minta izin mengenai pemindahan Gunung Jamurdipa karena Pulau Jawa bisa tenggelam. Kedua utusan memohon kedua empu agar pindah ke tempat lain.

Permintaan itu ditolak oleh kedua empu dengan alasan bahwa kualitas keris yang dihasilkan tidak akan sebagus yang mereka buat selama ini, jika mereka pindah ke tempat lain. Kedua utusan terus melancarkan rayuan. Namun empu sakti bergeming. Bahkan utusan sudah mulai memaksakan kehendak, namun tetap saja ditolak.

Maka pertarungan fisik pun terjadi. Lagi-agi kedua kubu sama kuat, hingga jeda sejenak. Dengan terpakasa Batara Narada dan Dewa Penyarikan kembali ke kayangan untuk memberitahukan berita tersebut kepada Batara Guru.

Mendengar laporan tersebut, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Dewa Panyarikan untuk memindahkan Gunung Jamurpadi ke hutan tersebut meskipun kedua empu sakti itu menolak.

Atas perintah itu, Batara Narada dan Dewa Panyarikan membawa Gunung Jamurdipa terbang dari selatan ke utara. Empu Rama dan Empu Pamadi terkejut melihat sebuah benda besar terbang di atas mereka. Gunung Jamurdipa lalu dilepaskan dan jatuh menimpa kedua empu tersebut.

Gunung Jamurdipa lantas bertengger di tengah Pulau Jawa. Namun di puncak gunung, keluar asap putih yang ternyata berasal dari tungku perapian kedua empu. Sejak itu Gunung Jamurdipa lebih dikenal dengan nama Gunung Merapi.

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi tidak hanya mengetahui legendanya. Mereka meyakini begitu banyak hal-hal mistis ada di sana. Bahkan ada beberapa tempat, jika berada di sana, harus mengikuti aturan yang berlaku. Antara lain, pengunjung tidak boleh menebang pohon sembarangan, mengambil rumput, hingga merusak benda-benda yang ada di kawasan tersebut.

Selain itu, selama berada di kawasan Gunung Merapi, tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor dan maksiat. Jika melanggar, maka biasanya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Masyarakat setempat percaya bahwa kawasan ini dijaga oleh makhluk halus yang bernama Nyai Gadung Melati, pemimpin pasukan Keraton Merapi. Tugas Nyai Gadung adalah melindungi lingkungan serta hewan ternak yang ada di kawasannya. Nyai Gadung Melati seringkali menampakkan diri dalam mimipi penduduk sekitar. Jika Nyai muncul dalam mimpi, itu pertanda akan terjadi erupsi dalam waktu dekat.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2048 seconds (0.1#10.140)