Butuh 20 Tahun Penelitian, KDYMM Sayid Fuad Dinobatkan sebagai Sultan Jambi
loading...
A
A
A
Tidak hanya itu, pihaknya merasa lebih yakin lagi. Fuad juga memiliki banyak bukti hingga lebih dari satu peti. "Buktinya tidak sedikit, Fuad mengeluarkan bukti-bukti lainnya. Ada sebanyak 3 peti dikeluarkan," tuturnya.
Setelah dapat bukti lainnya, mereka kembali mengadakan penelitian dan mencari data pendukung berikutnya. Usai mengumpulkan sejumlah data pihaknya mencari kebenaran dari sejumlah keluarganya.
"Kita kritik data dilingkup keluarganya untuk mencari kebenaran dari data tersebut. Barulah dinyatakan, Fuad Rahman merupakan keturunan keempat dari Sultan Thaha Jambi," tandas Yusdi.
Selanjutnya, berdasarkan bukti-bukti sejarah dan dukungan dari para pecinta sejarah, seperti dari Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin, Universitas Batanghari, Komunitas Batanghari Heritage dan lembaga lainnya, salah satu keturunan pahlawan nasional Jambi Sultan Thaha Syaifuddin, yakni Sayid Fuad Rahman yang kemudian diberikan gelar sebagai Sultan Jambi.
“Yang paling menarik ada stempel. Stempel itu digunakan Sultan Thaha Syaifuddin untuk mengirim surat ke Sultan Turki Utsmaniyah. Surat itu isinya meminta ke Sultan Turki Utsmaniyah agar dapat membantu mempengaruhi Belanda agar tidak menyerang Jambi,” katanya.
Saat ini, menurutnya, kita perlu melestarikan nilai-nilai budaya yang masih ada sampai saat ini. Diakuinya, dukungan Sayid Fuad menjadi sultan, adalah murni dan tidak ada kepentingan politik di dalamnya.
“Itu murni, tidak ada kepentingan politik. Mereka kepingin di negeri Jambi mempunyai sultan dan meminta pula di negeri Jambi memiliki istana sultan,” jelasnya.
Sementara itu, Sayid Fuad selaku keturunan pahlawan nasional Jambi Sultan Thaha Syaifuddin yang dinobatkan sebagai Sultan mengatakan, bahwa ini sesuai berdasarkan bukti-bukti yang sudah dan sudah dilakukan penelitian oleh para peneliti.
Setelah dapat bukti lainnya, mereka kembali mengadakan penelitian dan mencari data pendukung berikutnya. Usai mengumpulkan sejumlah data pihaknya mencari kebenaran dari sejumlah keluarganya.
"Kita kritik data dilingkup keluarganya untuk mencari kebenaran dari data tersebut. Barulah dinyatakan, Fuad Rahman merupakan keturunan keempat dari Sultan Thaha Jambi," tandas Yusdi.
Selanjutnya, berdasarkan bukti-bukti sejarah dan dukungan dari para pecinta sejarah, seperti dari Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin, Universitas Batanghari, Komunitas Batanghari Heritage dan lembaga lainnya, salah satu keturunan pahlawan nasional Jambi Sultan Thaha Syaifuddin, yakni Sayid Fuad Rahman yang kemudian diberikan gelar sebagai Sultan Jambi.
“Yang paling menarik ada stempel. Stempel itu digunakan Sultan Thaha Syaifuddin untuk mengirim surat ke Sultan Turki Utsmaniyah. Surat itu isinya meminta ke Sultan Turki Utsmaniyah agar dapat membantu mempengaruhi Belanda agar tidak menyerang Jambi,” katanya.
Saat ini, menurutnya, kita perlu melestarikan nilai-nilai budaya yang masih ada sampai saat ini. Diakuinya, dukungan Sayid Fuad menjadi sultan, adalah murni dan tidak ada kepentingan politik di dalamnya.
“Itu murni, tidak ada kepentingan politik. Mereka kepingin di negeri Jambi mempunyai sultan dan meminta pula di negeri Jambi memiliki istana sultan,” jelasnya.
Sementara itu, Sayid Fuad selaku keturunan pahlawan nasional Jambi Sultan Thaha Syaifuddin yang dinobatkan sebagai Sultan mengatakan, bahwa ini sesuai berdasarkan bukti-bukti yang sudah dan sudah dilakukan penelitian oleh para peneliti.