Jembatan Gantung Penghubung 2 Kecamatan di Garut Putus Diterjang Banjir, 1 Perahu Karet Disiagakan

Senin, 18 Juli 2022 - 01:08 WIB
loading...
Jembatan Gantung Penghubung...
Personel TNI dan Polri mempersiapkan perahu karet dari Satpolairud Polres Garut, untuk sarana penyeberangan di Sungai Cimanuk, Kampung Tegal Kalapa, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Foto/MPI/Fani Ferdiansyah
A A A
GARUT - Jembatan gantung penghubung dua kecamatan di Kabupaten Garut, putus akibat diterjang banjir bandang, pada Jumat (15/7/2022) malam. Jembatan gantung tersebut, menghubungkan wilayah Kecamatan Banyuresmi, dengan Kecamatan Karangpawitan.



Keberadaan jembatan gantung ini, sangat dibutuhkan untuk aksesbilitas masyarakat di Kampung Tegal Kalapa, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, dan masyarakat di Kampung Pananggungan, Desa Lengkongjaya, Kecamatan Karangpawitan.



Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan menyebut, jembatan gantung yang terputus itu memiliki panjang sekitar 40 meter, dengan ketinggian di atas air ketika sungai normal 3 meter.



"Saat kejadian, luapan ketinggian air sungai mencapai 4 meter, sehingga jembatan gantung yang menggunakan kawat sling baja di desa kami itu bisa putus," kata Iwan Ridwan, Minggu (17/7/2022).

Jembatan gantung ini sebelumnya dibangun melalui bantuan Gubernur Jawa Barat, pada tahun 2020. Ketika itu, jembatan gantung tersebut dibangun karena dinilai sangat penting bagi masyarakat di kedua wilayah.

"Keberadaan jembatan gantung ini sangat vital bagi masyarakat, sebagai sarana menyebrang anak sekolah, hingga mengangkut hasil bumi seperti pertanian, peternakan, dan perikanan," ujarnya.



Menurutnya, akses menyebrangi sungai selama ini lebih efisien bagi warga bila dibandingna dengan memutar arah. Iwan menjelaskan, untuk sarana penyebrangan siswa sekolah, jembatan gantung ini digunakan bagi anak-anak TK Nurul Huda, SDN Tegal Kalapa, SMPN 2 Banyuresmi, dan SMAN 25.

"Kalau anak-anak lewat jembatan gantung ini paling hanya memerlukan waktu tempuh lima menit. Sementara jika memutar bisa memakan waktu 30 menit. Sebelum ada jembatan gantung warga menyebrang menggunakan rakit, sekarang jembatan yang baru dioperasikan 2020 lalu terputus akibat luapan Sungai Cimanuk," ungkapnya.

Untuk menanggulangi terputusnya akses masyarakat dalam menyebrangi sungai, pihak pemerintah desa berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait. Sebagai tahap awal, Polres Garut melalui Satpolairud menyiapkan satu unit perahu karet untuk penyebrangan darurat.



Sementara itu, Kepala Satpolairud Polres Garut, AKP Adnan mengatakan, telah menerjunkan empat personel dalam membantu warga untuk menyebrangi Sungai Cimanuk di kawasan itu. Selain petugas kepolisian, pihaknya juga menurunkan satu unit perahu karet LCR sebagai sarana penyebrangan darurat.

"Kami dibantu personel TNI dan BPBD untuk menyebrangkan anak sekolah di Sungai Cimanuk. Dari TNI kurang lebih enam personel, lalu BPBD ada tujuh personel yang akan disiagakan di pinggiran sungai," kata Adnan.

Perahu Karet LCR yang disiagakan, tambah Adnan, mampu menampung 10 penumpang. Sebagai penunjang keselamatan, para penumpang akan mengenakan pelampung saat menyebrangi sungai.



"Penugasan kami di masa darurat ini kurang lebih empat atau lima hari, menunggu pihak TNI dari Yon Zipur membuat jembatan darurat sementara. Kami sangat senang bisa membantu masyarakat, khususnya anak-anak menyebrangi sungai saat mereka akan memulai sekolah," ujarnya.

Operasi membantu masyarakat menyebrangi Sungai Cimanuk, mulai dilaksanakan Senin (18/7/2022). "Kami telah melakukan sejumlah persiapan, seperti memasang tali sling sebagai pegangan, lalu membuat pijakan darurat di pinggiran sungai yang dapat digunakan oleh masyarakat dan anak-anak saat menyebrang menggunakan perahu karet," pungkas Adnan.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1415 seconds (0.1#10.24)