Rapid Test di Bandung, BIN Bantu Jabar Tekan Penularan Covid-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Rapid test dan swab test massal Badan Intelijen Negara (BIN) memasuki hari kedua di Bandung, Jawa Barat. Hari ini, BIN menggelar di halaman Gedung Sate atau halaman kantor Gubernur Jawa Barat.
Rapid test terhadap 671 orang digelar sejak pukul 07.00-16 30 WIB. Dari jumlah itu ditemukan 14 orang reaktif.
Mereka reaktif langsung swab test. Hasilnya kemungkinan besok bisa keluar. (Baca juga: Hampir Dua Kali DKI Jakarta, Kenaikan Covid-19 di Jawa Timur Masih Tertinggi)
Staf Khusus Kepala BIN, Mayjen TNI Suyanto bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut meninjau pelaksanaan rapid test ini. Keduanya sempat menyapa tenaga medis dari BIN, warga setempat dan mengecek 2 mobil laboraturium PCR test milik BIN. Hadir pula Wakapolda Jabar Brigjen Ahmad Wiyagus, Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 Jawa Barat.
Mayjen TNI Suyanto mengungkapkan pemilihan Bandung sebagai lokasi rapid test masal yakni berdasarkan koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19. Lokasi ini dianggap perlu untuk ditekan terus agar penyebaran Covid-19 bisa menyentuh angka 0. (Lihat grafis: 5 Provinsi Dengan Angka Kematian Covid-19 Terbesar di Indonesia)
"Kami koordinasikan dengan Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 untuk lokasi-lokasi mana yang memang akan kami gelar rapid test. Untuk 3 hari ini dimulai sejak kemarin kita pilih Jawa Barat yakni di Bandung. Sesuai arahan Kepala BIN harapannya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," kata Mayjen TNI Suyanto di lokasi, Jumat (26/6/2020).
Suyanto memaparkan BIN terus berkomitmen membantu daerah-daerah untuk dilakukan test cepat guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Selain rapid test, BIN juga menyiapkan mobile PCR test yang diperuntukan bagi warga yang reaktif hasil rapid test.
"Kami akan menyasar lagi ke daerah-daerah sesuai arahan kepala BIN. Kita di sini menyiapkan 2 mobile PCR test, 40 tenaga medis dan dokter serta ribuan alat rapid test," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih atas bantuan rapid test oleh BIN. Kang Emil menyebut perang melawan Covid-19 memang harus dilakukan bersama, baik intansi pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
"Dari kemarin sampai besok akan ada pengetesan kepada masyarakat di Gedung Sate dan nanti akan diteruskan di wilayah-wilayah jawa barat lainnya terdiri dari dua prosedur. Prosedur pertama adalah rapid test, nanti bila ada yang reaktif dalam waktu yang bersamaan itu langsung ada dua mobil dengan mesin PCR untuk melakukan swab," katanya.
Kang Emil juga memberikan info kepada BIN bahwa angka Ro (penularan) di Jawa Barat berhasil ditekan di bawah 1. Namun kondisi ini dianggap masih dalam tahap kewaspadaan.
Di sisi lain, Emil telah memutuskan untuk mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat hari ini.
"Tadi saya laporkan ke BIN bahwa Jawa Barat 80% berita baik. 20% berita kewaspadaan yang harus terus ditingkatkan. Seluruh Jawa Barat hari ini tidak ada PSBB. Sudah diputuskan kita semuanya 100% melakukan AKB (adaptasi kebiasaan baru). Angka reproduksi Covid-19 sudah di bawah 1 dalam 6 minggu. Artinya walaupun judulnya AKB, kewaspadaan tidak turun," jelasnya.
Rapid test terhadap 671 orang digelar sejak pukul 07.00-16 30 WIB. Dari jumlah itu ditemukan 14 orang reaktif.
Mereka reaktif langsung swab test. Hasilnya kemungkinan besok bisa keluar. (Baca juga: Hampir Dua Kali DKI Jakarta, Kenaikan Covid-19 di Jawa Timur Masih Tertinggi)
Staf Khusus Kepala BIN, Mayjen TNI Suyanto bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut meninjau pelaksanaan rapid test ini. Keduanya sempat menyapa tenaga medis dari BIN, warga setempat dan mengecek 2 mobil laboraturium PCR test milik BIN. Hadir pula Wakapolda Jabar Brigjen Ahmad Wiyagus, Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 Jawa Barat.
Mayjen TNI Suyanto mengungkapkan pemilihan Bandung sebagai lokasi rapid test masal yakni berdasarkan koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19. Lokasi ini dianggap perlu untuk ditekan terus agar penyebaran Covid-19 bisa menyentuh angka 0. (Lihat grafis: 5 Provinsi Dengan Angka Kematian Covid-19 Terbesar di Indonesia)
"Kami koordinasikan dengan Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 untuk lokasi-lokasi mana yang memang akan kami gelar rapid test. Untuk 3 hari ini dimulai sejak kemarin kita pilih Jawa Barat yakni di Bandung. Sesuai arahan Kepala BIN harapannya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," kata Mayjen TNI Suyanto di lokasi, Jumat (26/6/2020).
Suyanto memaparkan BIN terus berkomitmen membantu daerah-daerah untuk dilakukan test cepat guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Selain rapid test, BIN juga menyiapkan mobile PCR test yang diperuntukan bagi warga yang reaktif hasil rapid test.
"Kami akan menyasar lagi ke daerah-daerah sesuai arahan kepala BIN. Kita di sini menyiapkan 2 mobile PCR test, 40 tenaga medis dan dokter serta ribuan alat rapid test," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih atas bantuan rapid test oleh BIN. Kang Emil menyebut perang melawan Covid-19 memang harus dilakukan bersama, baik intansi pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
"Dari kemarin sampai besok akan ada pengetesan kepada masyarakat di Gedung Sate dan nanti akan diteruskan di wilayah-wilayah jawa barat lainnya terdiri dari dua prosedur. Prosedur pertama adalah rapid test, nanti bila ada yang reaktif dalam waktu yang bersamaan itu langsung ada dua mobil dengan mesin PCR untuk melakukan swab," katanya.
Kang Emil juga memberikan info kepada BIN bahwa angka Ro (penularan) di Jawa Barat berhasil ditekan di bawah 1. Namun kondisi ini dianggap masih dalam tahap kewaspadaan.
Di sisi lain, Emil telah memutuskan untuk mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat hari ini.
"Tadi saya laporkan ke BIN bahwa Jawa Barat 80% berita baik. 20% berita kewaspadaan yang harus terus ditingkatkan. Seluruh Jawa Barat hari ini tidak ada PSBB. Sudah diputuskan kita semuanya 100% melakukan AKB (adaptasi kebiasaan baru). Angka reproduksi Covid-19 sudah di bawah 1 dalam 6 minggu. Artinya walaupun judulnya AKB, kewaspadaan tidak turun," jelasnya.
(poe)